Sabtu 26 Jul 2014 17:00 WIB

Berburu Malam Kemuliaan

Red: operator

Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/7). Malam baru menunjukkan pukul 22.00 WIB. Namun, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang berada di jantung Menteng dan menjadi ikon keislaman di kawasan elite Jakarta itu sudah dipadati jamaah.

Ruang ibadah utama, aula, dan serambi dipenuhi jamaah. Sebagian mereka mengambil tempat di pinggiran masjid. Malam terus beranjak, jumlah jamaah bukannya berkurang malah terus bertambah. Ketika tengah malam tiba, seluruh ruang yang tersedia penuh sesak.

Banyak jamaah yang akhirnya mengambil tempat duduk di ruang terbuka atau halaman masjid. Mereka terdiri atas laki-laki maupun pe rempuan. Tidak hanya orang dewasa, tapi juga remaja serta anak-anak.Tidak hanya orang biasa, tapi juga banyak pejabat, eksekutif, pengusaha, hingga artis. Salah satu di antaranya Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro, yang sejak malam 21 Ramadhan rutin iktikaf di MASK dan baru meninggalkan masjid seusai shalat Dhuha.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Agug Supriyanto

Taraweh

Para jamaah itu datang dengan satu tujuan melaksanakan iktikaf akbar malam 27 Ramadhan dan berharap menjumpai malam kemuliaan atau Lailatur Qadar. Seperti ditegaskan dalam Alquran, Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan.

"Masjid Agung Sunda Kelapa sudah menjadi tempat favorit para jamaah beriktikaf Ramadhan, terutama mengejar Lailatul Qadar," kata Salman, seorang jamaah. Ketua Dewan Pengurus MASK Aksa Mahmud mengatakan bahwa iktikaf sejak malam ke-21 hingga malam 29 Ramadhan.

"Puncak iktikaf adalah malam 27 Ramadhan yang dihadiri lebih dari 5.000 jamaah," kata Aksa. Para jamaah tersebut tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Selama Ramadhan, MASK menyediakan takjil, buka puasa, dan sahur.

Konsumsi untuk buka puasa dan sahur itu, Aksa mengungkapkan, berasal dari partisipasi sejumlah lembaga maupun perorangan, seperti Bank BRI, SSP Dewi Kam, Bank Bukopin, Bank BNI, Bank Kesawan, RNI, dan Bank BJB.

Panitia Ramadhan MASK Faruk Rahman mengemukakan, panitia telah menyiapkan serangkaian acara iktikaf mulai pukul 22.00 WIB hingga setelah Subuh. Acara diawali tadarus oleh imam rawatib MASK, ceramah iktikaf sesi pertama pukul 22.30 hingga pukul 23.30 WIB.

Selanjutnya, senandung istigfar dan shalat Tobat. Pada pukul 24.00 hingga 01.00 WIB, jamaah dipersilakan istirahat sejenak. Pada pukul 01.00 WIB kegiatan iktikaf dilanjutkan kembali, diawali dengan tadarus oleh imam rawatib dan ceramah iktikaf sesi kedua.

Pada iktikaf akbar kali ini, ceramah sesi pertama disampaikan oleh Ustaz Das\'ad Latif. Sedangkan, ceramah sesi kedua disampaikan oleh Ustaz Othman Umar Shihab. Pada pukul 02.00 WIB sampai sekitar pukul 03.00 WIB dilaksanakan qiyamul lail berjamaah.

Untuk menambah kekhusyukan, lampu sengaja dimatikan. Khusus iktikaf akbar malam 27 Ramadhan, sesuai qiyamul lail diadakan muhasabah (perenungan). Muhasabah tersebut dipimpin oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Selesai qiyamul lail, para jamaah menikmati makan sahur yang telah disiapkan panitia. Acara terus berlanjut, yakni tadarus yang dipimpin oleh imam rawatib MASK, shalat Subuh berjamaah, dan diakhiri ceramah Subuh.

Aksa mengatakan, MASK selalu menyiapkan kegiatan ibadah sebaik mungkin sejak awal sampai akhir. Tujuannya agar jamaah yang datang memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan keislaman. Mereka juga memaksimalkan ibadah. rep:irwan kelana ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement