Sabtu 19 Jul 2014 17:00 WIB

Penerbit Buku Islam Bangladesh ‘Membangkang’

Red: operator

Sejak 2007, Pemerintah Bangladesh membatasi penjualan buku Islam.

DHAKA -- Para penerbit buku Islam, hadis, dan Alquran di Bangladesh mulai menggeliat dan berani membangkang aturan Pemerintah Bangladesh terkait penjualan buku- buku Islam. Mereka menyiapkan stok buku yang lebih banyak selama Ramadhan. Para penerbit ini yakin umat Islam lebih fokus membeli ber bagai literatur Islam pada bulan puasa.

Sejak 2007, Pemerintah Bangladesh telah membatasi penjualan dan pembelian buku-buku Islam. Hanya, kini para penerbit mulai berani menentang aturan tersebut. `'Saya sudah membeli Alquran, hadis, dan literatur Islam, terutama yang berkaitan dengan spritual, namun aturan pemerintah sempat menghalangi saya,'' ujar Md Zahedul Islam Tareque, chief operating officerdari grup swasta komersial, seperti dikutip dari OnIslamnet, Jumat (18/7).

Ia mengatakan, polisi sempat melecehkan para penerbit dan penjual buku Islam serta menuduh mereka sebagai `teroris' serta `fundamentalis'. Tareque mengatakan, bila ada yang membeli literatur Islam, mereka langsung dicap sebagai ekstremis Islam dan teroris.

Menurutnya, pembatasan itu membuat masyarakat Bangladesh tak bisa membeli Alquran, juga hadis. Tareque mengatakan, pemerintah seharusnya mengubah sikap dan memberi kebebasan pendapat kepada semua kelompok.

Dalam acara pameran buku Islam yang diadakan di Dhaka, tepatnya di Masjid Nasional Bangladesh, Baitul Mukkarram, Tareque berharap semoga warga Muslim bisa menemukan literatur Islam yang bagus untuk mereka baca. Ia pun berharap, pameran buku tersebut dapat berlangsung lancar dari awal hingga akhir Ramadhan.

Mohammad Nuruzaman, seorang pengamat Islam di Bangladesh, mengatakan, selama Ramadhan, ada perubahan ideologi dalam pemikiran Muslim serta masyarakat Bangladesh. Hal itu membuat sebagian besar Muslim mencoba untuk membeli beberapa buku Islam, terutama buku Masala Masael. `'Buku tentang aturan dan per aturan, juga berisi doa-doa, tentang puasa, juga permohonan,'' ujarnya.

Buku Islam ini pun semakin laris saat Ramadhan. Para penerbit buku Islam menawarkan diskon yang besar. Bahkan, untuk buku tafsir Alquran dan hadis, mereka memberikan diskon hingga mencapai 70 persen. `'Harga sengaja diturunkan karena pemerintah membatasi kegiatan dakwah Islam di Bangladesh,'' kata Abdus Sabur Matubbur, asisten profesor Universitas Islam Bangladesh.

Menurutnya, peningkatan penjualan didorong pula oleh meningkatnya spiritualitas masyarakat selama bulan puasa. Selain itu, Nizamuddin, eksekutif IFB, mengungkapkan, buku tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW serta para sahabat mendapat penjualan terbaik dalam pameran buku di Dhaka. `'Kami pun memberikan diskon 25 sampai 35 persen ketika menjual buku itu,'' katanya.

Para penerbit lainnya juga mengaku mendapat banyak untung serta memberikan banyak potongan harga agar warga Muslim Bangladesh lebih mudah berbelanja buku Islam. Selama Ramadhan ini, merekapun mengaku penjualan lebih lancar.

Pemerintah, diakuinya, tak mengganggu aktvitas bazar buku dan membiarkan beragam buku Islam dijual. rep:c91 ed:andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement