Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Makanan Kaleng Praktis Sih, Tapi ….

Red:

Di zaman serbacepat dan sibuk ini, konsumsi makanan dalam kemasan menjadi kebutuhan. Tak terkecuali makanan yang dikemas dalam kaleng.  Saat ini, begitu banyak produk pangan yang dijual dalam kemasan kaleng, mulai dari ikan, daging, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Semua ini dimaksudkan untuk membantu gaya hidup orang modern yang serbasibuk tadi.

Mudah dan cepat diolah, rasanya enak pula. Itulah salah satu keunggulan makanan kaleng, sehingga banyak orang yang memilihnya. Tak terkecuali di bulan Ramadhan ini. Saat sahur, ketika waktu yang tersedia untuk memasak begitu pendek, bahan pangan dalam kaleng menjadi salah satu pilihan.

Namun sejatinya, di luar kepraktisannya, banyak hal yang perlu Anda ketahui mengenai makanan kaleng, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia Prof Dr Hardinsyah MS mengatakan, makanan yang dikemas dalam kaleng akan membuatnya lebih tahan lama.

Aneka hasil laut seperti ikan dan buah-buahan yang sifatnya musiman akan sangat melimpah pada masa puncak panen. Padahal, orang ingin mengonsumsi ikan dan buah-buahan itu sepanjang tahun. ''Bagaimana caranya? Ya dengan mengawetkannya dalam kemasan kaleng, orang jadi tidak perlu cemas akan kekurangan kebutuhan ikan dan buah ini," jelasnya.

Dengan dikemas dalam kaleng, ikan pun akan dapat dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di pegunungan, tak hanya oleh mereka yang tinggal di pinggir laut. ''Mereka tidak perlu susah dan jauh-jauh ke daerah pantai agar dapat makan ikan. Mereka bisa membeli ikan yang sudah dikalengkan.''

Selain itu, lanjut Hardinsyah, makanan yang dikalengkan juga akan bertambah cita rasanya. Sebut saja misalnya ikan sarden. Rasanya akan lebih gurih dan empuk dibandingkan ikan goreng biasa. Ikan yang dikalengkan biasanya juga sudah dimasak sehingga konsumen hanya tinggal memanaskannya  dan menambah bahan pelengkap sesuai selera.

Pengolahan ulang, menurut Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, sangat perlu untuk mengantisipasi kemungkinan adanya mikrobakteri yang telah berkembang di dalam makanan. Meski beberapa makanan kaleng diberi bahan pengawet, tidak tertutup kemungkinan mikroba patogen bisa tumbuh. Dengan memasaknya kembali secara maksimal, mikrobakteri yang ada akan mati.

Cek kondisi kemasan

Teliti sebelum membeli makanan kaleng. Pastikan Anda memilih produk makanan kaleng yang aman dan bermutu. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah memeriksa kondisi kemasan.

''Pilih makanan kaleng yang kemasannya tidak peot, tidak kembung, tidak bocor, dan kusam. Perhatikan pula tanggal kedaluwarsa yang tertera dalam kemasan tersebut,'' kata Hardinsyah.

Jika terjadi kerusakan pada kaleng, buka dan periksalah makanan di dalamnya, apakah ikut rusak atau tidak. Untuk memastikan rusak-tidaknya makanan bisa diketahui lewat perubahan warna dan aroma makanan itu. Jika tidak terjadi perubahan, berarti makanan tetap sehat.

Lalu, bagaimana dengan bahan pengawet pada makanan kaleng? Menurut Hardinsyah, bahan pengawet yang biasa dipakai produsen pada makanan kaleng adalah garam. Namun, ada pula produsen yang menggunakan bahan pengawet makanan lainnya. Keberadaan bahan pengawet, juga kemasan kaleng yang kedap udara, membuat makanan kaleng bisa bertahan hingga satu tahun.

Garam, kata Hardinsyah, mampu mencegah tumbuh dan berkembangnya mikroba patogen. Penggunaan garam sebagai pengawet inilah yang membuat beberapa makanan kaleng seperti kornet dan sarden terasa sangat asin dan gurih. ''Kondisi ini bisa dinetralkan dengan menambahkan air atau bahan makanan lainnya saat kita memasak ulang sebelum dikonsumsi,'' katanya menyarankan.

Ia juga mengingatkan, makanan kaleng harus dikonsumsi untuk sekali makan. Tidak bisakah disimpan di dalam kulkas? Makanan kaleng, lanjut Hardinsyah, sangat mungkin mengalami kerusakan walau disimpan di dalam kulkas. Padahal, makanan yang rusak bisa berakibat fatal karena bisa menjadi sarang tumbuhnya Clostridium botulinum, bakteri yang menghasilkan racun botulin.

Mikrobakteri ini tergolong neurotoksin yang menyerang syaraf dan menyebabkan kelumpuhan. Adapun tanda-tanda keracunan botulin adalah tenggorokan menjadi kaku, penglihatan ganda, otot kejang, dan dapat mengakibatkan kematian karena penderita tidak bisa bernapas.

Nah, kini Anda bisa menikmati dan berkreasi di dapur dengan beragam makanan kaleng. Selain praktis, makanan kaleng juga memiliki cita rasanya yang lezat. Tapi, ingat rambu-rambu keamanannya, ya!

rep:mgrol22 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement