Selasa 08 Jul 2014 14:30 WIB

Kekuatan Kekitaan

Red:

Oleh:Prof Nasaruddin Umar -- Kekuatan kekitaan (the power of we) disebutkan dalam sejumlah ayat dan hadis. Istilahnya dalam Islam ialah nahnu sepadan dengan we dalam bahasa Inggris, berarti kami atau kita. Kata ini menunjukkan jamak.

Alquran dan hadis sangat menekankan kerja kolektif (jamaah). Banyak sekali ayat menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dan melarang kita untuk bercerai-berai. "Dan, berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya." (QS Ali Imran [3:103]).

"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS Ali'Imran [3:105]).

Di samping ayat, juga ditemukan banyak hadis yang menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan. Hadis Nabi lebih tegas menjanjikan berkah bagi kehidupan berjamaah (al-barakat fi al-jama'ah).

Seolah-olah, di luar jamaah tidak ada jaminan berkah. Berkah itu ialah keuntungan besar yang diperoleh dari sebuah usaha kecil. Perbandingan antara shalat sendiri-sendiri dengan shalat berjamaah 1:27. Artinya, 27 kali lebih utama shalat itu manakala dilakasanakan secara berjamaah. Dalam hadis Nabi juga pernah diungkapkan, doa yang dipanjatkan secara berjamaah lebih kuat daripada doa sendiri-sendiri.

Bukan hanya dalam soal ibadah, tetapi juga amal-amal sosial dianjurkan dilaksanakan dengan bejamaah. Misalnya, makan berjamaah, kerja bakti berjamaah, dan lain sebagainya. Arti lain berjamaah ialah bersinergi.

Dalam ilmu kimia, sinergi antara satu zat dengan zat lain akan melahirkan zat lain. Sinergi berbagai elemen akan melahirkan power dan force yang luar biasa. Indonesia yang bersuku-suku bangsa dan dipisah-pisahkan oleh laut ternyata bisa mengusir penjajah karena kekuatan sinergi, "Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa", kemudian dibingkai dalam satu prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Tuhan yang Mahakuasa pun "bersinergi", seperti ditemukan dalam beberapa ayat. Jika Tuhan menggunakan kata ganti jamak (Nahnu/We) untuk diri-Nya dalam suatu peristiwa maka itu artinya Tuhan melibatkan unsur lain di dalam terwujudnya peristiwa itu.

Misalnya, "Inna Nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun" (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang akan memeliharanya).

Ini berarti ada keterlibatan pihak lain di dalam terwujudnya Alquran, seperti Jibril, Nabi Muhammad, dan kita sebagai umatnya agar keberadaan Alquran itu utuh dan terpelihara. The power of we sesungguhnya suatu kekuatan yang luar biasa dalam Islam.

Jika umat Islam di seluruh dunia yang kini mencapai 1,3 miliar kompak dan bersatu untuk membangun kemanusiaan dan peradaban, sesungguhnya mereka bisa melahirkan peradaban baru yang lebih manusiawi dan lebih mencerahkan. Sebuah peradaban seperti yang pernah dirintis Rasulullah yang kemudian melahirkan apa yang disebut orang dengan The Golde Age.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement