Senin 16 Jan 2017 14:00 WIB

Wisata Mengaji di Tengah Sawah

Red:

Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus memikat pelancong. Mereka berdatangan untuk menikmati keanekaragaman potensi wisata yang terus berkembang.

Lombok dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Nuansa religinya begitu terasa. Siapa pun yang menjejakkan kaki di Lombok akan langsung merasakan kehidupan spiritual di sana yang penuh kesantunan.

Tak jauh dari Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, ada sebuah desa wisata yang harus dikunjungi. Namanya Desa Wisata Setanggor. Letaknya di Kecamatan Praha Barat, Lombok Tengah. Ini hanya berjarak sekitar lima kilometer dari BIL.

Ada 14 titik wisata yang ditawarkan bagi pengunjung di sini, mulai dari wisata budaya, pendidikan, agrobisnis, kuliner, dan tentunya wisata alam yang begitu memesona. Yang menarik ialah wisata religi. Pengunjung bisa mengaji di tengah hamparan sawah yang begitu hijau di Dusun Setanggor Barat I.

Penggagas Desa Wisata Setanggor Ida Wahyuni (29) mengatakan, wisata mengaji di tengah sawah memberikan pengalaman baru bagi setiap wisatawan yang datang. Hal ini juga selaras dengan program 'Magrib Mengaji' Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi. Sudah ada 30 wisatawan yang merasakan sensasi mengaji di tengah sawah yang dilakukan usai Shalat Ashar dengan didampingi ustaz.

"Rencananya nanti ada ngaji di tengah sawah pada Maghrib dengan membawa obor," katanya di Setanggor, Lombok Tengah, NTB, Ahad (15/1).

Dia mengatakan, suasana mengaji di tengah sawah semakin menambah keimanan. Membaca Kalam Ilahi semakin nikmat, karena sambil menikmati keindahan ciptaan Allah. Pengunjung tidak hanya bahagia menikmati keindahan alam, tapi juga bersyukur, karena melihat kebesaran Allah dalam keindahan alam.

Setanggor dikonsep dengan desa wisata halal. Dulu daerah ini dikenal dengan sebutan Texas, karena banyak yang jual tuak. Sekarang sudah tidak adalagi yang menjual minuman keras. Masyarakat di sana mencari uang dengan cara yang halal

Perlahan, Ida mengubah citra Setanggor menjadi desa wisata yang berbasis halal dan ramah bagi setiap wisatawan yang datang. Ia tak menampik jika usahanya mengubah wajah Setanggor kerap menemui hambatan. Namun, itikad baik dalam membangun masyarakat di desa asal ayahnya itu membuat ia optimistis untuk terus maju.

Komitmen membangun desa wisata yang berbasis religi ditunjukkan dengan tidak ada riba dalam setiap pembangunan desa wisata ini. Modal awal Rp 20 juta ia keluarkan dari kas pribadinya. Perempuan asli Lombok ini mulai merintis Desa Wisata Halal Setanggor pada September tahun lalu.

Masyarakat kemudian membantu perjuangannya membangun desa itu. Mereka mengubah cara hidup. Yang semula kerap mabuk-mabukan berubah menjadi mengikuti pengajian. Masyarakat juga fokus bercocok tanam.

Mereka menyadari, lingkungan sekitar harus dibentuk dengan tatanan nilai untuk membentuk akhlak mulia. Tujuannya agar generasi penerus dapat berperangai terpuji. Masyarakat menyadari, akhlak terpuji adalah kunci untuk menjaga etika masyarakat dari keterpurukan. n ed: erdy nasrul

Sementara itu, Polres Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing isu negatif. Wakil Kepala Polres Pesisir Selatan, Kompol Aljufri mengatakan, bermacam isu bisa saja disebarkan mereka yang tidak bertanggung jawab, sehingga masyarakat yang gegabah akan menjadi korbannya.

Hal tersebut ia tekankan terkait beredarnya isu di Kecamatan Ranah Pesisir. Isinya berupa kabar salah satu investor yang akan menanamkan modalnya pada industri pembangkit tenaga listrik akan beralih fungsi menambang emas di bantaran sungai.

Akibat isu itu, sebagian masyarakat gelisah, bahkan sempat terjadi gesekan antarkelompok masyarakat. Polisi mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Wakapolres mengatakan akan menindak investor tersebut apabila melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan isu yang berpotensi memecah belah. "Jangan mudah terpancing, PT Dempo sebagai investor yang akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) telah menunjukkan berkas-berkasnya kepada saya, semua prosedur telah dilalui dan pemerintah mendukung pembangunan tersebut," kata dia.

Ia melanjutkan, Jangan ada kepentingan lain dalam pembangunan PLTMH. Semua tahapan telah dilaksanakan, mulai dari ganti rugi sampai uji kelayakan melaksanakan pembangunan. Jika terdapat persoalan, ia mengajak masyarakat menyelesaikan persoalan tersebut bersama-sama, karena dengan proyek PLTMH masyarakat sekitar akan menikmati aliran listrik untuk kehidupan.      Oleh Muhammad Nursyamsyi, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement