Jumat 09 Dec 2016 16:00 WIB

GEMPA ACEH- Gempa Pidie Jaya tak Pengaruhi Sesar Utama

Red:

 

Republika/Wihdan Hidayat      

 

 

 

 

 

 

 

 

SLEMAN -- Pergerakan sesar yang terletak di daratan Sumatra menyebabkan gempa yang cukup besar di Kabupaten Pidie, Aceh. Namun, ahli geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani, meyakini pergerakan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap sesar utama di Samudra Hindia.

Sebab, meski berada dalam satu sistem besar yang sama, pelepasan energi dari kedua segmen sesar tersebut berbeda. "Pergerakannya juga berbeda. Kalau di sini (sesar dalam Aceh) energinya sudah dilepaskan, di sana (sesar utama) tidak akan terpengaruh. Karena, keduanya tidak berhubungan langsung," tutur Gayatri pada Republika, Kamis (8/12).

Menurutnya, zona dudaksi di Samudra Hindia memiliki sifat pergerakan sesar naik. Sementara, yang terjadi di daratan memiliki sistem pergerakan sesar geser sehingga laju geraknya berbeda dan tidak berpengaruh langsung antara satu sama lain.

Ia memaparkan, pergerakan sesar terjadi ketika zona dudaksi mendorong ke arah lempengan darat. Kemudian, dorongan tersebut diakomodasi oleh sesar-sesar di sekitar zona dudaksi yang memiliki sifat sesar naik. Sementara, sifat pergerakan sesar di dataran Sumatra bersifat geser.

"Jadi, peran gempa yang kemarin itu sebenarnya untuk mengakomodasi dorongan. Kalau sudah terakomodasi, pasti akan ada pasokan pergerakan baru. Akan ada sesar-sesar baru," papar Gayatri. Sementara ini, katanya, setiap sesar memiliki karakter khas masing-masing, termasuk periode dan masa pergerakannya.

Namun, untuk sesar yang menimbulkan gempa di Pidie, belum ada datanya. Karena, belum ada riset khusus mengenai sesar tersebut. Gayatri mengatakan, kekuatan gempa di wilayah daratan memang relatif lebih kecil. "Tapi, malah jauh lebih merusak gempa yang terjadi di darat karena pusatnya dekat dengan permukiman dan kedalamannya hanya 10 sampai 15 kilometer," ujarnya.

Gayatri menambahkan, berdasarkan rekaman sejarah dan instrumentasi, dalam waktu 100 tahun terakhir terdapat 20 gempa yang diakibatkan oleh pergerakan sesar di sepanjang Pulau Sumatra. Dengan begitu, secara kasar bisa diperkirakan bahwa setiap 10 tahun Sumatra berpotensi menghasilkan satu atau dua kali gempa besar.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, juga mengatakan, aktivitas sesar yang menjadi penyebab gempa Pidie Jaya bersifat lokal. BMKG memprediksi gempa Aceh tidak menimbulkan efek negatif bagi deretan sesar lain yang berada di luar sesar Samalanga-Sipopok.

Daryono menjelaskan, titik pusat gempa Aceh berada pada 5,25 LU dan 96,2 BT. Titik pusat ini terletak 106 kilometer di  sebelah tenggara Kota Banda Aceh. "Melihat lokasi pusat gempa,  diduga  sesar yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok. Hasil analisis BMKG menunjukkan, lokasi pusat gempa  berdekatan dengan jalur sesar ini," ujar Daryono kepada Republika, kemarin.

Menurut Daryono, sebaran struktur sesar aktif Samalanga-Sipopok mencakup segmen Aceh, Seulimeum, dan Tripa. Selain itu, terdapat struktur sesar yang lokal lain, seperti Sesar Lhokseumawe. "Menilik kondisi sesar yang ada, tidak heran jika selama periode 1936-2016 terjadi gempa bumi signifikan dan merusak sebanyak 22 kali di Provinsi Aceh. Meski begitu, aktivitas sesar di sana sifatnya lokal, bukan regional," ungkap dia.      rep: Rizma Riyandi, Dian Erika Nugraheny, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement