Jumat 30 Sep 2016 15:54 WIB

250 Ribu Siswa SD-SMA Ikut Ujian MNR

Red:

Foto : dok. KPM  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BOGOR — Lebih dari 250 ribu siswa se-Indonesia mengikuti uji pra-Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) yang digelar Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Kamis (29/9). Matematika nalaria realistik (MNR) merupakan dasar yang diujikan dalam olimpiade matematika internasional.

Menurut pendiri KPM, Raden Ridwan Hasan Saputra, banyak peserta yang mengikuti seleksi KMNR merupakan peraih medali emas, perak, dan perunggu di ajang Olimpiade Sains Nasional dan berbagai ajang kompetisi internasional lainnya. "Artinya, kompetisi ini diminati oleh anak-anak unggul dari berbagai jenjang sekolah," kata Ridwan kepada Republika, Kamis (29/9).

Ketertarikan siswa mengikuti kompetisi ini, kata dia, karena soal yang diujikan menantang dan relatif baru, sehingga sangat menarik. Selain itu, hasil dari uji MNR bisa menjadi alat ukur kemampuan siswa sebelum mengikuti kompetisi nasional dan internasional lainnya.

Melalui uji MNR ini, diharapkan pihak sekolah juga dapat mengetahui peta kemampuan nalar matematika para siswanya sebagai bahan penyusunan program peningkatan kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran matematika. "Salah satu keuntungan mengikuti uji soal MNR bagi sekolah adalah mendapatkan kuota lebih untuk mengikuti babak penyisihan KMNR," kata penerima Tokoh Perubahan Republika 2013 ini.

Kegiatan uji soal MNR yang dilaksanakan KPM pada Kamis (29/9) ini diikuti oleh 250.718 siswa. Mereka tersebar di jenjang kelas 1 SD hingga 11 SMA atau sederajat. Adapun pendaftaran dibuka sejak Agustus 2016 yang tersebar di berbagai wilayah cabang KPM se-Indonesia.

KMNR telah digelar sebanyak 11 kali sejak 2006. Tahun ini merupakan KMNR ke-12. KMNR tahun ini dimulai dengan babak penyisihan (tingkat kota) pada Ahad 4 Desember 2016. Dilanjutkan babak semifinal (tingkat provinsi) pada Ahad 30 Januari 2017. Adapun babak final tingkat nasional pada Ahad 16 April 2017.

"Peserta yang direkomendasikan untuk bisa mengikuti babak penyisihan (tingkat kota) akan diumumkan pada pekan ketiga November 2016. Pengumumannya akan ditayangkan di laman Republika.co.id," kata Ridwan. Uji soal MNR pada Kamis ini merupakan pra-KMNR untuk memfasilitasi siswa agar siap mengikuti rangkaian kegiatan KMNR.

Adapun daftar wilayah penyelenggara uji soal MNR 2016 ada di Jakarta (Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat), Jawa Barat (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Banjar, Majalengka, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Ciamis, Subang, Depok, Bekasi, Sukabumi, Cirebon, dan Cianjur), serta Jawa Tengah (Semarang, Solo, dan Yogyakarta).

Berikutnya, Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Lumajang, Jombang, Jember, Sumenep, Bawean, Ngawi, Tuban, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Malang, Kediri, Bojonegoro, Ponorogo, Magetan, Banyuwangi, Situbondo, Mojokerto, Tulungagung, Madiun, dan Batu), Bali (Denpasar), Sumatra Selatan (Palembang), Kalimantan Timur (Balikpapan), Kalimantan Selatan (Banjarmasin), Sulawesi Selatan (Makassar), Sulawesi Tengah (Palu), Lampung (Bandar Lampung), Banten (Serang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan), serta Sumatra Barat (Padang).

Serupa dengan KMNR sebelumnya, dalam KMNR kali ini KPM mengadakan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-2 yang babak penyisihannya dilaksanakan pada 30 Januari 2017. Informasi dan cara pendaftarannya dapat menghubungi KPM di e-mail: [email protected].

Pengarah kegiatan KMNR, M Arodhi, menambahkan, tujuan digelarnya KMNR adalah untuk memperkenalkan MNR internasional kepada semua tingkatan siswa SD-SMA. Sebab, selama ini soal MNR hanya dinikmati oleh anak-anak yang mengikuti olimpiade.

"Sementara anak yang reguler, tidak bisa mendapatkan soal yang unik-unik seperti di olimpiade matematika. MNR merupakan dasar-dasar dari matematika yang diujikan di olimpiade," kata Arodhi.

Dalam uji pra-KMNR serempak ini, siswa diminta menyelesaikan 25 soal dalam waktu satu jam. "Siswa dibagi dalam enam level. Mengapa dibuat level ini karena sekaligus untuk persiapan olimpiade yang sesuai standar internasional," kata Arodhi.

Dengan adanya KMNR, kata dia, semua anak bisa merasakan soal olimpiade dengan biaya seikhlasnya. "Kalau mau ikut olimpiade kan biayanya mahal," katanya.

KMNR bertujuan agar sekolah bisa mendapatkan gambaran anak didiknya sudah berada di tingkat berapa. Hasil analisis dari pra-KMNR ini, akan dikembalikan ke sekolah agar pihak sekolah bisa mengambil tindak lanjut dari hasil tersebut. "KPM menyediakan bantuan kerja sama," ujarnya.

Bagi peserta yang memperoleh medali emas, perak, dan perunggu di babak final, 16 April 2017, akan mendapatkan kesempatan mengikuti ajang olimpiade matematika tingkat internasional. Nur Hasan Murtiaji ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement