Selasa 27 Sep 2016 13:00 WIB

500 Sekolah akan Terapkan Full Day School

Red:

JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menerapkan kebijakan full day school (FDS) atau sekolah seharian penuh pada 500 sekolah di seluruh Indonesia. Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budiman, menjelaskan, jumlah 500 sekolah merupakan target awal penerapan FDS.

Target tersebut akan dicapai secara bertahap. "Kita memperhatikan aspek keberagaman sekolah, kan ada yang kota, pinggiran, dan desa, jadi keterwakilan. Itu jadi pertimbangan," kata Arie kepada Republika, Senin (26/9).

Salah satu kriteria sekolah yang akan menjadi percontohan program FDS yakni sudah mengimplementasikan Kurikulum 2013 (K-13). Selain itu, ia melanjutkan, Kemendikbud mempertimbangkan kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dilaksanakan.

Kemendikbud tidak membatasi status negeri dan swasta pada sekolah yang ingin menerapkan program FDS. Pun ia mengaku sangat terbuka apabila sekolah-sekolah di daerah berinisiatif menjalankan program ini.

Arie memerinci, keterwakilan daerah yang menjadi target pertama pelaksanaan FDS yakni Aceh, Sumatra Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Papua. Saat ini, pemerintah hanya berfokus pada penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter selama ini juga sudah ada di K-13.

Arie berujar, sekolah harus bersedia membangun jaringan dengan ekosistem pendidikan atau lingkungan di luar sekolah, seperti sanggar seni dan budaya, museum, komunitas adat, tempat pelatihan olahraga, sains dan matematika, serta keagamaan. "Sekolah harus terbuka untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingannya, sehingga dalam prosesnya kegiatan belajar-mengajar tak harus seluruhnya di sekolah tapi bisa juga di luar sekolah," tutur dia.

Arie mengatakan, tujuan FDS adalah ingin mengingatkan sekolah agar berfokus dalam menguatkan pendidikan karakter pada anak. Melalui pendidikan umum, kegiatan intrakulikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler. Diharapkan, anak mempunyai olah raga, olah rasa, olah hati, dan oleh pikir yang lebih baik.

"Fungsi guru menjadi penting, kita siapkan semacam sosialisasi dan pelatihan. Sekali lagi, (sekolah) ini tak akan perubahan. Tetap berjalan, tapi hanya ada penguatan saja," kata Arie.     rep: Umi Nur Fadhilah, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement