Salah satu tradisi rutin yang berlaku di internal redaksi adalah rotasi desk. Rotasi tersebut ditujukan baik untuk redaktur maupun reporter, bahkan juga sesekali terhadap jajaran pimpinan dan wartawan atau redaktur senior.
Dan, alhamdulillah, pada Rabu (24/8), kami kembali melakukan rotasi tersebut. Rotasi kali ini berlaku untuk reporter dan redaktur. Sebenarnya tradisi rotasi ini bukan hanya berkaitan dengan pergantian kepemimpinan, melainkan juga, sekali lagi, rutinitas. Ada sejumlah tujuan penting yang hendak kita bidik dari tradisi ini.
Tentu, yang pertama adalah penyegaran. Biasanya kejenuhan kerap hadir akibat lamanya berada di pos tertentu. Dengan perpindahan pos, diharapkan bisa mendatangkan suasana dan semangat baru.
Rotasi dimaksudkan pula sebagai salah satu cara memperkuat kompetensi wartawan yang bersangkutan. Variasi pos liputan memiliki sejumlah faedah. Di antaranya, menambah relasi dan jaringan baru.
Di samping pula, rotasi bisa dijadikan sebagai ajang menambah wawasan. Pun demikian dengan rotasi redaktur. Rotasi diharapkan mampu meningkatkan pengayaan wawasan sehingga membantu menambah multiperspektif dalam analisis yang disajikan.
Pada pengumuman rotasi ini, pimpinan juga menginformasikan promosi dua orang redaktur menjadi asisten redaktur pelaksana (asredpel). Kedua redaktur yang beruntung itu adalah Fery Kisihandi dan Budi Rahardjo.
Agenda penting setelah tradisi rotasi ini tentu adalah konsolidasi dan membangun soliditas ke depan. Dan, alhamdulillah, setidaknya modal ke arah sana sudah dikantongi, tinggal mengoptimalkan.
Tentu, dengan dukungan dan doa para pembaca, semoga susunan dan formasi tim baru ini bisa memberikan sentuhan-sentuhan dan kinerja maksimal. Membawa Republika sebagai lokomotif perubahan.
Memberikan inspirasi menuju Indonesia yang beradab, cerdas, kritis, dan berwawasan luas. Wallahu al-Hadi ila sabil al-Rasyad...
Ikuti Whatsapp Channel Republika
