Kamis 30 Jun 2016 14:00 WIB

Cara Guru Besar Slamet Widodo Tolak Parsel

Red:

Ada banyak cara menolak parsel atau bingkisan yang bisa dilakukan oleh aparatur negara. Selain melalui imbauan, cara yang dilakukan guru besar FISIP Universitas Sriwijaya Prof Slamet Widodo patut ditiru.

Slamet Widodo sejak 23 Juni 2016 dilantik Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir sebagai koordinator Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) wilayah II Sumatra bagian selatan (Sumbagsel). Dia menolak pemberian parsel atau bingkisan Lebaran dengan cara memasang sebuah poster di pintu pagar rumahnya yang terletak di Jalan Cek Bakar, Palembang.

Di depan pintu pagar besi Slamet Widodo memasang poster yang bertuliskan, "Mohon maaf tidak menerima parsel atau bingkisan Lebaran." Setelah membacanya, mungkin ada yang menganggap cara ini sedikit nyeleneh.

"Saya membuat poster tersebut sebagai pemberitahuan kepada siapa pun bahwa saya dan keluarga tidak menerima parsel atau bingkisan Lebaran dari siapa pun," kata alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, Rabu (29/6).

Jabatannya membawahi lebih dari 250 perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Slamet menegaskan, dia harus melakukan itu karena terkait dengan sumpah jabatan dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), setiap PNS dilarang menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapa pun yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaannya.

 

"Parsel atau bingkisan Lebaran itu diberikan kepada saya tentu dasarnya karena jabatan sebagai koordinator Kopertis wilayah II. Kalau saya tidak menjabat dan hanya dosen biasa, tentu mereka tidak akan memberikan hadiah atau bingkisan tersebut," kata guru besar kelahiran Klaten, Jawa Tengah, tahun 1958 itu.

Seraya tertawa, Guru Besar Administrasi Negara FISIP Unsri itu mengungkapkan, bisa dibayangkan, seandainya seluruh PTS di Kopertis wilayah II mengirimkan parsel, maka rumahnya tidak akan muat menampung kiriman itu.

Menurut ayah dari tiga orang anak tersebut, idenya itu langsung mendapat dukungan istri dan anak-anak. Istrinya langsung membuatkan poster menolak menerima bingkisan atau parsel. Kemudian dipasang di pagar rumah.

Pesan tidak menerima parsel tersebut mulai dipasang di depan rumahnya sejak Selasa (28/6), hanya kurang dari sepekan sejak Slamet Widodo dilantik dan diambil sumpahnya oleh Menristekdikti di Jakarta.

Untuk mengantisipasi adanya kiriman parsel atau bingkisan Lebaran yang dikirim ke kantor Kopertis wilayah II di Jalan Srijaya km 5,5 Palembang, Slamet Widodo telah memperingatkan staf khususnya bagian sekuriti dan sopir pribadinya untuk menolak apa pun bentuk parsel dan bingkisan Lebaran yang ditujukan kepada dirinya. "Saya sudah peringatkan, kalau mereka menerimanya, harus dikembalikan kepada yang memberi," ujarnya.

Parsel, bingkisan, atau hadiah bagi seorang pejabat menurutnya memang tidak pantas untuk diterima. Slamet Widodo mengungkapkan, alangkah lebih baik jika parsel atau bingkisan tersebut diberikan kepada anak yatim atau mereka yang tidak mampu.

Mungkinkah pejabat di negeri ini menolak menerima parsel atau bingkisan Lebaran dengan cara seperti yang dilakukan Slamet Widodo? Guru besar yang dua kali gagal dalam pemilihan rektor Unsri ini hanya tersenyum. "Mereka para pejabat itu pasti punya caranya masing-masing untuk tidak menerima parsel," kata koordinator Kopertis Sumbagsel itu.     rep: Maspril Aries, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement