Rabu 29 Jun 2016 15:00 WIB

Penerimaan Mahasiswa Baru Dievaluasi

Red:

JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi penerimaan mahasiswa baru. Tujuannya untuk menjaring siswa-siswa sekolah yang berprestasi.

"Sistem penerimaan mahasiswa ke depan akan dievaluasi. Banyak anak Indonesia pada Desember atau November sudah ada penjaringan perguruan tinggi asing. Sehingga anak kita yang pintar-pintar sudah punya kepastian diterima di perguruan tinggi asing," ujar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/6).

Dia menambahkan pihaknya juga akan memperpendek penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri. "Kami mau seleksi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jadi tidak terbatas waktu, tujuannya agar proses lebih sederhana seperti di perguruan tinggi asing. Contohnya, seperti perguruan tinggi asing yang hanya mensyaratkan TOEFL dan GMAT," katanya menambahkan.

Selain itu, evaluasi tersebut dimaksudkan agar dapat menjaring calon-calon mahasiswa yang berprestasi. Karena, jika berdasarkan waktu, bisa tidak kalau sebelum lulus SMA dilakukan seleksi.

Kemristekdikti akan membuat formulasi agar calon mahasiswa bisa ikut tes masuk PTN lebih dari sekali. Jika tes ini dipertahankan maka akan dikembangkan dengan sistem berbasis komputer. Sedangkan jika  tahun ini hanya 2.500 peserta, tahun depan diusahakan jadi 20.000 peserta untuk tes berbasis komputer.

Sementara itu, sebanyak 126.804 peserta telah dinyatakan diterima dalam Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016. Menurut Ketua Panitia SBMPTN 2016,  Rochmat Wahab, jumlah ini berasal dari total pendaftar yang sebanyak 721.326 orang.

"Peserta yang diterima ini tersebar di 78 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia," kata Rochmat.

Jumlah peserta yang diterima kali ini relatif meningkat dibandingkan tahun lalu. Menurut Rochmat, kenaikan ini berkaitan dengan tren pendaftar yang relatif meningkat selama tiga tahun. "Meningkat jumlahnya tapi tidak signifikan," kata Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Berdasarkan data SBMPTN, jumlah pendaftar pada 2014 sebesar 664.509 orang. Sementara pada 2015 terdapat 693.185 peserta dan 721.326 orang pada 2016. Total pendaftar pada 2016 terdiri dari 596.928 peserta non-Bidikmisi dan 124.398 peserta Bidikmisi.

Adapun rincian pendaftar SBMPTN 2016, yakni 718.806 peserta mengikuti tes berbasis kertas. Selanjutnya, sebanyak 2.520 orang melaksanakan ujian SBMPTN berbasis komputer. Total ini termasuk peserta yang mengikuti ujian di bidang Sain dan Teknologi (Saintek), Sosial dan Humaniora (Soshum), dan campuran.

Dari hasil SBMPTN itu diketahui Insitut Teknologi Bandung (ITB) memperoleh posisi tertinggi sebagai  PTN dengan nilai rataan diterima tertinggi di bidang sains dan teknologi (saintek). Rataan yang didapatkan ITB sebesar 700,10.

"Selanjutnya ada Universitas Indonesia (UI) dengan rataan sekitar 677,44," ujar Rochmat. Kemudian Universitas Gajah Mada (UGM) dan Insistut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan rataan sekitar 648,46 dan 647,54.

Sementara pada bidang Sosial dan Humaniora (Soshum), dia melanjutkan, UI berada di posisi pertama dengan rataan diterima sekitar 669,52. Selanjutnya, terdapat UGM, ITB, dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan rataan sebesar 652,92, 651,97, dan 621,78.

Dari data ini, Rochmat juga mengutarakan, peserta yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi. Pada bidang saintek, peserta yang diterima di program studi (prodi) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB berada di posisi pertama. Peserta tersebut berhasil memperoleh nilai 934,95 di bidang saintek.

Selanjutnya, di bidang sosial dan humaniora (soshum) berada di Prodi Ilmu Hukum, Universitas Airlangga (Unair). Peserta yang diterima di prodi tersebut mendapatkan nilai tertinggi dengan angka 842,69.      rep: Wilda Fizriyani/antara, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement