Senin 27 Jun 2016 14:00 WIB

Berharap Tim Mahasiswa ITS Raih Juara Internasional

Red:

Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS), Joni Hermana, berpidato di depan tim yang akan diberangkatkan dalam sejumlah perlombaan internasional. Dia berharap, tim yang terdiri dari mahasiswa ITS dapat mengukir prestasi gemilang.

Joni berpesan kepada tim agar bisa menjaga nama baik almamater dan bangsa Indonesia. "Di pundak kalian nantinya tidak hanya membawa nama ITS, tetapi juga nama Indonesia. Begitu keluar negari, kalian adalah duta dari bangsa Indonesia," kara Rektor Joni kepada semua tim, pekan lalu.

Tiga tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya segera berlaga di ajang bertaraf internasional. Ketiganya adalah tim Barunastra Roboboat, Marine Solar Boat, dan Sapu Angin XI. Tim Barunastra Roboboat akan berpartisipasi dalam kompetisi roboboat internasional yang digelar di Virginia, Amerika Serikat, selama lima hari pada 4-7 Juli 2016.

Dalam ajang ini, tim Barunastra dari Robotika ITS dengan kapalnya yang diberi nama Nala-Evo Mark II akan mewakili Indonesia bersama tim dari Universitas Indonesia (UI). Kapal itu telah dipersiapkan sehingga memiliki kestabilan tinggi dan keunggulan dalam sistem elektronik.

Ketua tim, Darwin Setiyawan, menjelaskan, kapal yang sebelumnya meraih predikat desain terbaik ini telah menggunakan dua lambung atau biasa disebut catamaran. Spesifikasi catamaran lebih stabil berjalan di atas ombak dibandingkan monohull atau kapal berlambung satu. "Inovasi dari bentuk lambung ini didesain dengan kestabilan tinggi sehingga bisa bermanuver lebih lincah," kata mahasiswa jurusan teknik sistem perkapalan (siskal) ITS ini.

Selain itu, imbuh Darwin, keunggulan kapal ini dibanding pesaing lain terletak pada sistem elektroniknya. Kapal ini menggunakan ponsel cerdas untuk memproses gambar. Ponsel cerdas juga difungsikan sebagai pelacak global positioning system (GPS) pada kapal. "Jadi, kami menggunakan ponsel cerdas untuk pengambilan citra warna sekaligus memproses data warna tersebut," ujarnya.

Kapal ini juga dilengkapi dengan kecepatan prosesor microcontroller. Proses serta sistem kontrolnya bisa lebih cepat. Kapal mampu dipantau secara real time dari darat dengan menggunakan teknologi wireless fidelity (wifi).

Berbagai persiapan spesial tersebut dilakukan karena kompetisi yang diadakan Association for Unmanned Vehicle Systems International (AUVSI) ini tidak hanya menguji kemampuan sensor kapal. Ada lima bidang yang turut dilombakan antara  lain bidang navigasi, menghindar dari bola acak, docking, pengambilan gambar bawah air, dan mendeteksi frekuensi bawah air.

Tim berikutnya yang juga akan bertarung di taraf internasional, yakni tim Marine Solar Boat (MSB) ITS. Mereka akan berlomba di ajang Dutch Solar Challenge (DSC) 2016 di Amsterdam, Belanda. Tim ini membawa kapal tenaga surya bernama Jalapatih 2 dalam kompetisi DSC. Perhelatan ini akan berlangsung selama delapan hari mulai 2 Juli 2016.

Kompetisi dua tahunan tersebut akan mempertemukan 39 peserta dari 11 negara. Berbekal pengalaman Jalapatih 1 yang juga pernah berlaga pada 2014 lalu, tim MSB menaruh harapan besar dapat menyumbang gelar juara untuk ITS tahun ini. "Untuk lomba ini, tim kami sudah terbentuk sejak 2014. Berbagai persiapan telah kami lakukan. Kapalnya juga sudah dikirim ke Belanda sebulan lalu," ujar humas tim MSB, Sekar AH.

Tim terakhir akan ikut dalam lomba balap mobil dalam ajang Shell Eco-Marathon (SEM) Drivers' World Championship 2016 di London, Inggris. Tim ini membawa mobil bernama Sapu Angin XI (generasi ke-11). Mobil ini sudah pernah mengukir prestasi pada awal Maret 2016 dengan menjadi juara satu dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Challenge Asia 2016 di Filipina.

Pada 30 Juni-3 Juli 2016, mobil ini akan beradu cepat di Stadion Olympic, London. Dalam ajang yang diadakan sejak 30 tahun ini, para juara dari tiga benua, yakni Asia, Eropa, dan Amerika, akan diadu. Penilaian tidak hanya pada konsumsi penggunaan bahan bakar yang irit, tetapi juga kecepatannya. Asia diwakili oleh lima tim, yakni dari Indonesia, Singapura, dan Filipina. Tim ITS mewakili Indonesia.

Humas tim Sapu Angin ITS, Arnoldus Adro Pradhito, mengatakan, persiapan yang dilakukan telah berjalan lancar. Bahkan, mobil sudah dikirim ke London pada 12 Juni 2016. "Saat ini tim masih menyempurnakan persiapan minor, seperti pembelian suku cadang dan pengaturan strategi lomba," ujar mahasiswa teknik mesin ITS tersebut.

Ia menjelaskan, mobil Sapu Angin XI saat ini dalam kondisi prima setelah mengalami perbaikan kecil. Hal itu diketahui dari hasil uji coba beberapa hari sebelum pengiriman ke London. Pada ajang sebelumnya, tim terkendala pada kondisi ban. Pihaknya akan membeli ban di London.

Menurut Adro, tantangan tersulit hingga saat ini terletak pada gambaran arena lomba dan bentuk perlombaan baru yang menyerupai balapan F1 (Formula 1). Namun, pada perlombaan ini urutan pertama hanya akan diraih oleh mobil yang paling irit. Hal itu membuat timnya memutar otak dalam mempersiapkan strategi dan kemampuan mobil Sapu Angin XI ini.    rep: Binti Sholikah, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement