Jumat 24 Jun 2016 15:00 WIB

Satgas Tinombala Ubah Strategi

Red:

JAKARTA--Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan, ada perkembangan signifikan dari kelompok teroris Santoso. Kelompok tersebut mengubah strategi persembunyian dari kejaran Satuan Tugas (Satgas) gabungan TNI-Polri yang mengejar mereka di pegunungan Uwe Mayea, Poso.

"Hasil pemeriksaan adalah Santoso memang sedang mengeluarkan taktik yang berbeda," ujar Rudy di Perumahan Polri, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (22/6).

Rudy enggan memaparkan secara perinci bagaimana perubahan taktik tersebut. Yang pasti, kata dia, kelompok Santoso berusaha menghindari kejaran Satgas dengan cara berhenti di hutan yang lebat.

"Dia cukup berhenti di hutan yang lebat, lalu diam. Itu (perubahan) yang signifikan," jelas Rudy.

Dengan adanya perubahan taktik tersebut, Rudy memaparkan, pihaknya juga melakukan perubahan strategi. Misalnya, kata dia, selama ini gerakan pasukannya yang mengejar dari bawah gunung naik ke atas masih menimbulkan bunyi dan menyisakan bekas sehingga saat ini hal tersebut yang diubah. Namun, Rudy enggan membocorkan strategi anggotanya.

"Karena, ini teknis, saya tidak bisa sampaikan. Yang pasti, kami mengubah taktik," ujar dia saat berkunjung ke rumah dinas Komjen Tito Karnavian.

Saat ditanyakan dari mana informasi kelompok teroris Santoso mengubah taktik persembunyian, Rudy mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap anggota Santoso yang baru saja diamankan. Dari anggota Santoso tersebut, ia mendapatkan informasi tentang bagaimana kelompok teroris tersebut menyelamatkan diri dan bagaimana cara bersembunyi dari kejaran aparat.

Adapun, anggota Santoso yang tertangkap, yakni Samil. Samil diamankan karena sudah dalam kondisi sakit dan tidak mampu lagi mengikuti kelompok Santoso. Namun, di mana Samil ditemukan, Rudy tidak memaparkannya.

"(Ahad) kemarin tertangkap satu karena memang sudah sakit juga. Itu memang yang berdampingan terus dengan Santoso," ungkapnya.

Sementara, Satgas Operasi Tinombal kembali mengamankan satu anggota teroris Santoso alias Abu Warda. Muhammad Unul Usman alias Samil (22 tahun) diamankan pada minggu lalu.

"Samil ditangkap seminggu yang lalu, ditangkap hidup-hidup," ujar Rudi.

Rudy menjelaskan peran dari anggota teroris Santoso tersebut. Samil bertugas sebagai penghapusan jejak selama kelompok teroris tersebut bersembunyi di Pegunungan Uwe Mayea, Desa Panyangalemba, Poso, Sulawesi Tengah.

"Tugas dia adalah ketika Santoso dan kawan-kawannya berjalan, dia bertugas menghapus jejaknya," jelas Rudy yang datang pada saat acara fit and proper test Komjen Tito Karnavian.

Terakhir, saat ditanyakan jumlah kelompok Santoso yang tertinggal, Rudy menjawab dengan yakin bahwa yang tersisa berjumlah 21 orang. Operasi Tinombala dijadwalkan akan berakhir pada 8 Agustus 2016. Rudy berharap, Satgas operasi segera dapat menangkap kelompok tersebut hidup ataupun mati.    rep: Mabruroh, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement