Sabtu 28 May 2016 17:58 WIB

Miss Waria yang Mengejutkan

Red: Arifin

Susi terkejut mendengar kabar bakal ada pemilihan Miss Waria di Lampung, akhir bulan ini. Pengamen jalanan dari satu toko ke lainnya ini berkostum menyerupai perempuan. Dia terlihat kurang tertarik dengan ajang tersebut.

"Memang ada? Malah saya tidak tahu acara itu," kata Susi yang masih `memeluk' kotak amplifierdan pengeras suara. Tangan kanannya memegang mikrofon. Dia sedang asyik mengamen di pertokoan Jalan Sam Ratulangi, Bandar Lampung, Kamis (26/5).

Susi tidak tertarik mengikuti lomba pemilihan Miss Waria. Alasannya, ia lebih tertarik untuk mencari rezeki di jalanan. Cara seperti itu dinilainya sudah pasti dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Saya harus mendapatkan uang, Mas, setiap hari, jadi mengamen lebih saya kejar," ujarnya.

Dia memang tidak sendirian mengamen jalanan secara mandiri. Kehidupan Susi banyak dihabiskan di jalanan ketimbang di rumah kontrakannya. Ia mengamen dengan berpakaian menyerupai kaum perempuan juga karena terpaksa untuk kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Akhir-akhir ini, masyarakat Lampung dikejutkan dengan kabar akan digelarnya lomba pemilihan Miss Waria 2016 di Lampung pada 30 Mei. Kabar ini beredar luas di media sosial dan internet sepekan terakhir. Dalam sebaran iklannya, ajang tersebut digagas sejumlah lembaga.

Penyelenggara tidak menyebutkan alamat lengkap dan nomor kontak sekretariatnya sehingga pewarta kesulitan untuk menghubunginya. Lebih mengejutkan lagi, ajang tersebut menyebut mendapat dukungan Yayasan Spiritia, Komisi Penanggulangan AIDS, dan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Lampung KH Soleh Bajuri menyatakan, secara pribadi dan lembaga menolak keras ajang tersebut. Penolakan didasarkan pada keharaman seseorang yang menyerupai perempuan dan menyalahi kodratnya sebagai manusia.

"Kalau kami jelas menolak keras karena hal tersebut jelas haram hukumnya. Seseorang yang menyerupai perempuan atau lelaki dalam Islam, haram hukumnya," kata Soleh Bajuri.

Pihaknya tidak menoleransi pelaksanaan ajang Miss Waria yang berada di Lampung. Ia berharap, pihak berwenang tidak mengizinkan pelaksanaan acara yang bertolak belakang dengan fitrah manusia dan agama. "Lebih baik cari lomba yang positif saja," katanya.

Forum Umat Islam (FUI) Lampung juga menolak keras acara Miss Waria di Lampung.

Menurut pengurus FUI Lampung yang juga dai di Lampung, Imam Asyrofi, menyesalkan adanya acara yang dapat merusak dan meresahkan umat Islam di Lampung yang mayoritas atau 95 persen Islam. Dia menyatakan, apa pun alasannya, masyarakat tidak menoleransi acara tersebut. Sebab, kegiatan itu dinilai tidak sesuai dengan norma agama, budaya, susila, dan adat ketimuran Indonesia.

Pihaknya berharap, aparat berwenang bersikap tegas kepada penyelenggara. Jika acara tersebut terselenggara, dikhawatirkan meresahkan Muslim di Lampung. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah membantah mendukung acara Miss Waria se-Lampung pada 2016 yang akan digelar pada 30 Mei. Kegiatan tersebut dinilai tak berizin.

Pemerintah daerah juga membantah telah menjadi pendukung acara tersebut. "Pemprov malah menolak kegiatan tersebut di Lampung," kata Kepala Bidang Humas Biro Humas dan Protokol Pemprov Lampung Heriyansyah.

Ia telah mendengar kabar tersebut, tetapi lembaga dan tempatnya masih belum jelas.

Selain itu, ia menegaskan, pemprov tidak mendukung program tersebut karena tidak jelas arahnya dalam peningkatan kemajuan berbangsa dan bernegara. "Saya tidak tahu apakah ini test casesaja," ujarnya.

Pemprov akan berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam menelusuri izin pelaksanaan kegiatan. Bila tidak ada izinnya, kegiatan tersebut ilegal dan harus dibubarkan. Mengenai keterkaitan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, ia membantahnya.

Seksi Humas Dinas Kesehatan Lampung menyatakan, tidak memiliki keterkaitan dengan dukungan kegiatan pemilihan Miss Waria se- Lampung pada 2016.  ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement