Selasa 24 May 2016 18:00 WIB

Antraks Serang Ternak di Gorontalo

Red:

JAKARTA — Pemerintah dinilai belum serius mengendalikan penyebaran antraks di Tanah Air. Wabah Antraks terbaru muncul di wilayah baru, yakni di Desa Ulapato A Kecamatan Telaga, Desa Lupoyo dan Pentadio Barat, Kabupaten Gorontalo.

Daerah lainnya yang terpapar virus ini adalah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Pemerintah pun segera melakukan koordinasi guna mengendalikan penyebaran wabah agar tidak meluas.

"Sampai saat ini, belum ada komitmen pemerintah yang serius menanggulangi penyebaran antraks," kata perwakilan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhamad Kafil, dalam kajian kebijakan nasional pengendalian dan penanggulangan Antraks pada ternak di Indonesia, Senin (23/5).

Ia menguraikan, Sulsel merupakan provinsi langganan endemis antraks setiap tahunnya. Wabah menyebar di 12 kabupaten dan kota di Sulsel, meskipun hingga kini, belum pernah terlaporkan ada masyarakat yang meninggal karena antraks. Sejak dua tahun terakhir, terjadi penambahan dua kabupaten yang terjangkit wabah antraks, yakni Kabupaten Barru dan Pinrang.

Ketidakseriusan pemerintah mengendalikan antraks tampak dalam pengalokasian vaksin antraks. Pada 2016, APBN hanya mengalokasikan 40 ribu dosis vaksin. Padahal, kebutuhan jauh lebih besar dan tidak terduga. Makanya, APBD pun mengacu pada alokasi pusat dan hanya menyediakan 35 ribu dosis vaksin saja. Selebihnya, dialokasikan pula antibiotik, vitamin dan desinfektan. "Tidak ada dukungan hingga ke kabupaten kota," tuturnya.

Pengalokasian vaksin antraks juga seharusnya didukung dengan data-data rill di lapangan. Ia juga mengusulkan agar pemerintah mengalokasikan dana kompensasi untuk para peternak. Tujuannya, membangkitkan kesadaran masyarakat dalam melaporkan kasus antraks sedini mungkin. Kebanyakan masyarakat merasa takut untuk melapor, bahkan menjual daging yang terkena Antraks karena mereka tidak mau rugi.

Dorongan ekonomi tersebutlah yang seharusnya dijamin oleh pemerintah dengan memberikan kompensasi bagi pemilik ternak yang terjangkit antraks. "Saat ini, meski sudah sosialisasi antraks, tanggapan masyarakat masih biasa-biasa saja, masyarakat takut kehilangan ternaknya," ujarnya.   rep: Sonia Fitri, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement