Kamis 12 May 2016 14:00 WIB

Senyum Kecut Ibu Negara di GA 221

Red:

Seorang ibu mengenakan pakaian berwarna dominan kuning duduk di barisan ketiga dari pintu masuk ke terowongan menuju pesawat. Ibu itu tampak tenang, di sampingnya ada laki-laki berambut putih duduk mendampingi, juga dengan tenang.

Tak ada komunikasi. Ibu itu adalah istri Presiden Jokowi, Iriana. Dia lebih banyak diam menunggu suara yang menginformasikan seluruh penumpang dipersilakan naik pesawat.

Di belakangnya, beberapa Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) justru tampak gelisah. Beberapa kali mereka saling berbisik dan mengamati sekitar. Bagaimana tidak, penerbangan Ibu Negara menuju Jakarta sudah terlambat. Penerbangan pesawat Garuda Indonesia GA 221 dari Bandara Adi Sumarmo, Solo, menuju Soekarno-Hatta, Jakarta, harus tertunda 1,5 jam.

Semula, pesawat jenis Airbus ini terbang dari Bandara Adi Sumarmo pada pukul 16.00 WIB. Namun, pesawat baru dapat lepas landas dari bandara di kampung halaman Presiden Joko Widodo tersebut sekitar pukul 17.45 WIB. Alasannya, ada keterlambatan kedatangan pesawat yang akan ditumpangi Ibu Negara dari Jeddah menuju Solo.

Saat informasi penumpang dipersilakan masuk, Iriana langsung bangkit dan menuju pesawat, diikuti seluruh rombongan pengawal Presiden. Tak lupa, sosok kelahiran 1 Oktober 1963 itu berpamitan pada laki-laki di sebelahnya.

Pesawat pun lepas landas menuju Jakarta. Posisi duduk Ibu Negara di kursi 31. Tepatnya berada di antara penumpang lainnya di kelas ekonomi. Penumpang pesawat tak banyak. Sebagian tempat duduk kosong. Ibu Negara duduk dikelilingi Paspampres.

Pesawat mendarat di Bandara Soetta sekitar pukul 18.50 WIB. Namun, baru mendarat lima menit dan belum sampai di tempat parkir, pesawat yang ditumpangi Iriana berhenti di landasan pacu. Tak bergerak hingga beberapa menit.

Baru setelah kru pesawat berbicara melalui pengeras suara, seluruh penumpang tahu penyebabnya. Yaitu, terjadi permasalahan di sistem hidrolik pesawat. Pilot tak berani melanjutkan pesawat menuju tempat parkir. Seluruh penumpang menunggu, termasuk Ibu Negara. Sepuluh menit berlalu, tak ada kejadian apa-apa. Lampu kabin pesawat akhirnya dinyalakan.

Lalu, seorang kru pesawat berdiri dan menghampiri Ibu Negara. Sambil menangkupkan tangan jongkok di depan Ibu Negara, mencoba meminta maaf atas apa yang terjadi. Kejadian itu berlangsung sekitar satu menit.

Lalu, kru pesawat yang mengenakan setelan jas warna abu-abu itu kembali ke posisinya di belakang ruang pilot. Beberapa saat kemudian, dari ruang pilot, kapten pilot akhirnya juga menerangkan apa yang sedang terjadi. Dalam pengumumannya, pilot mengatakan terjadi kerusakan pada sistem hidrolik sehingga ia tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju tempat parkir.

"Ada gangguan masalah pada sistem hidrolik sehingga saya tidak bisa melanjutkan perjalanan dan menunggu kendaraan untuk menarik pesawat," tutur kapten pilot.

Delapan belas menit berlalu, salah seorang Paspampres akhirnya berdiri dan berjalan menuju ruang belakang pilot. Paspampres yang mengenakan batik warna jingga tersebut terlihat sedang berbicara dengan kru pesawat.

Di depannya, pramugari yang masih duduk di kursinya terlihat mendengarkan dengan saksama. Dahinya terlihat mengerut. Kemudian, Paspampres tersebut berbicara melalui telepon selulernya. Pada saat bersamaan, akhirnya pesawat bergerak meskipun pelan.

Beberapa saat kemudian, pesawat berada di landasan parkir. Pintu pesawat langsung disambungkan dengan garbarata menuju ruangan bandara. Ibu Negara langsung berdiri, cepat-cepat menuju pintu pesawat. Namun, pintu belum dapat dibuka.

Iriana sedikit mundur ke lorong pesawat sambil tersenyum kecut. Paspampres sudah menetralisasi jalan menuju pintu. Sekitar dua menit Ibu Negara berdiri menunggu pintu benar-benar terbuka. Lalu, cepat-cepat berjalan saat pintu pesawat benar-benar dibuka.    rep: Agus Raharjo, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement