Sabtu 02 Apr 2016 16:32 WIB

Mendikbud: Jangan Paksa Belajar Jelang UN

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan Nasional Anies Baswedan meminta siswa SMA agar tidak memforsir belajar menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN). Peserta didik harus menjaga kesehatan agar dapat mengikuti UN hingga selesai.

"Mulai sekarang jangan memforsir diri," kata Anies saat jumpa pers mengenai pra-Ujian Nasional 2016 di kantornya, Jakarta, Jumat (1/4).

Menurut dia, siswa harus rileks menjelang UN sehingga saat pelaksanaan ujian, kondisinya bugar dan bisa fokus mengerjakan soal-soal tes. Siswa harus beristirahat yang cukup. Makanan yang bergizi harus dikonsumsi agar stamina tetap terjaga.

Lingkungan keluarga, kata Mendikbud, juga mengondisikan siswa agar tidak stres. Anies juga meminta siswa untuk tidak melakukan cara- cara yang tidak terpuji dalam melaksanakan ujian akhir itu. Tradisi sontek harus dihilangkan. Mereka juga harus percaya kepada diri sendiri, bukan kepada bocoran jawaban yang marak beredar.

Sejak 2015, kata dia, UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan karena hal ini ditentukan oleh sekolah melalui ujian sekolah, bukan UN. "Yang dibicarakan tentang UN saat ini adalah kejujuran, bukan kelulusan. Prestasi penting, jujur yang utama. Ujian itu tidak boleh menghalalkan segala cara. Tidak ada lagi subsidi jawaban," katanya.

Sebanyak 7,6 juta siswa SMA, MA, SMK, dan SMP/sederajat siap melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2016. Dari jumlah tersebut, sebanyak 921.862 siswa akan menjalani ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Kemendikbud mencatat ada kenaikan yang sangat signifikan terkait jumlah peserta UNBK.

Pada pelaksanaan tahun pertama 2015, ada 170 ribu siswa di Indonesia yang menjalani UNBK. Tahun ini, jum lah peserta UNBK naik drastis sebanyak 900 persen menjadi 921.862 siswa.

Sementara, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru sudah menerima 218 koli sampul soal UN dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Soal tersebut ditempatkan pada gudang kantor Disdik Pekanbaru dan dijaga ketat.

Kadisdik Kota Pekanbaru Abdul Jamal menerangkan, secara kasat mata, jumlah kiriman sampul soal sudah sesuai dengan yang dibutuhkan untuk UN pada Senin mendatang. Namun, untuk lebih perinci, masih perlu ada pengecekan per sampul dan jumlah soal tanpa harus membuka kertas segel. "Rencananya, besok, kami beserta kepala sekolah akan ikut mengecek kecukupan sampul soal UN," ujar Jamal.

Jamal mengklaim tidak akan ada kendala pendistribusian soal karena letak sekolah di Pekanbaru berdekatan. "Demikian juga jika ada kekurang an lembar soal ujian, akan menggunakan soal cadangan. Kalau masih kurang, akan mencarikan soal pengganti ke sekolah tetangga," tuturnya.

Sementara, distribusi soal bagi masing-masing sekolah akan dilakukan setiap pagi sesuai materi ujian hari itu. Kepala sekolah diminta menjemput soal UN ke Disdik mulai pukul 05.00 WIB sebelum ujian dimulai.

Istighatsah

Ratusan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menggelar istighatsah dan doa bersama untuk menghadapi UN. Ujian tersebut akan dilaksanakan mulai 4 April. Kepala SMA Negeri 1 Mejayan Yayuk Nuryanto mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat dan diikuti oleh siswa maupun pengajar.

"Istighatsah dan doa bersama tersebut bertujuan untuk memantapkan mental siswa dalam menghadapi ujian nasional, di samping persiapan lahir, seperti pembelajaran di internal sekolah dan luar sekolah," ujar Yayuk.

Dengan doa bersama, siswa diharapkan termotivasi untuk fokus dan tenang dalam mengerjakan ujian nanti. Terlebih, pada tahun ini, para siswa di SMA Negeri 1 Mejayan akan melakukan UN berbasis komputer (UNBK).

Selain melakukan doa bersama, pihak kepala sekolah dan guru juga mengimbau kepada para siswa untuk percaya dengan kemampuan diri sendiri. Mereka diimbau tidak memercayai isu beredarnya kunci jawaban palsu.

Para siswa diminta pasrah dan berserah diri kepada Tuhan atas kemampuannya. "Secara teknis, persiap an sudah kami laksanakan dengan melakukan bimbingan intensif, try out, kelas khusus untuk persiapan UN, dan lainnya. Sedangkan, persiapan batin, kami adakan istighatsah dan doa bersama," kata dia.

Salah seorang siswi kelas XII SMA setempat, Reza Widya, mengaku lebih siap menghadapi UN setelah mengikuti istighatsah dan doa bersama. Ia berharap, ujian nasional yang akan dihadapinya nanti berjalan lancar. "Sebelumnya, ada perasaan takut, tapi setelah doa bersama, jadi lebih tenang dan nyaman," kata Reza.

Dia tidak akan percaya dengan beredarnya kunci jawaban palsu yang marak terjadi menjelang UN. Sebab, ia dan teman-teman percaya akan mampu mengerjakan soal ujian dengan baik. Sesuai rencana, UN tingkat SMA sederajat di Kabupaten Madiun pada 2016 akan diikuti sebanyak 6.807 siswa yang berasal dari 12 lembaga sekolah. c36/antara, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement