Ahad 14 Feb 2016 14:04 WIB

Kopi Sudah Jadi Gaya Hidup

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, memproduksi dan mengonsumsi kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup semua pihak. Kopi, kata dia, tidak lagi hanya sebagai produksi semata, namun sudah menjadi kebutuhan hidup seseorang dalam aktivitas kehidupannya.

"Sekarang kopi sudah jadi gaya hidup," kata Wapres Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai tempat di Kota Bandar Lampung, Sabtu (13/2). JK menggelar rapat perkopian nasional di Bandar Lampung secara tertutup.

Ia berharap, persoalan kopi tidak hanya berkutat masalah produksi kopi semata, namun harus lebih maju karena kopi sudah mendunia dan menjadi gaya hidup seseorang. Menurut dia, hampir semua orang minum kopi di mana-mana.

Dalam rapat perkopian di Lampung, JK mengatakan, produksi kopi terbesar nasional justru berasal dari Lampung. "Tiga puluh persen Lampung kontribusi produksi (biji) kopi nasional," kata Wapres JK. Posisi Indonesia saat ini pro dusen biji kopi dunia nomor tiga di bawah Brasil dan Vietnam. Sedangkan secara nasional, Lam pung memasok 30 persen produksi biji kopi nasional.

JK mengatakan sebelumnya, Vietnam berguru dengan Indonesia mengenai perkebunan kopi di Indonesia. Namun, sekarang negara tersebut produksi biji kopinya meningkat hingga dua kali lipat dari Indonesia.

Dua kali lipat

Pada kesempatan itu, JK mengatakan, pemerintah pusat segera menggulirkan dana Rp 1,5 triliun per tahun untuk pengembangan budi daya kopi di Tanah Air. "Ada 11 daerah yang mendapatkan dana untuk pengembangan budi daya kopi itu," katanya.

Ia menyebutkan, dana sebesar itu nantinya akan terus bergulir selama lima tahun ke depan sehingga kuantitas maupun kualitas kopi nasional meningkat. Produksi kopi nasional mendatang, katanya, harus dapat ditingkatkan dua kali lipat dari produksi sekarang.

Menurut JK, berdasarkan data produksi kopi di Indonesia saat ini hanya meningkat rata-rata satu persen per tahun. Tahun lalu, produksi kopi Indonesia hanya 500 ribu ton. "Dalam jangka waktu lima tahun terakhir, produksi kopi nasional cenderung stagnan," jelasnya.

Sementara itu, pada kesempatan itu para petani kopi Lampung mengungkap harapan mereka harga biji kopi kering di daerah itu di atas Rp 20 ribu per kilogram. "Harga kopi saat ini di tingkat petani di bawah Rp 19 ribu per kilogram," kata Suudi, petani kopi asal Desa Way Harong, Air Naningan Kabupaten Tanggamus, di Bandarlampung. Mursalin Yasland/antara, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement