Ahad 07 Feb 2016 14:03 WIB

Anak Butuh Pendidikan Akhlak

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menjadi pembicara utama dalam seminar nasional yang digelar Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di Jakarta, Sabtu (6/2). Anies memberikan materi dengan tema "Peran Pemerintah dalam Pem berdayaan Lembaga Pen did ikan Islam".

Anies Baswedan meng ungkapkan rasa terima kasih kepada JSIT yang turut memikirkan pendidikan yang sejatinya secara konstitusional adalah tugas pemerintah. Namun, ia mengingatkan ada tugas selanjutnya yang telah menanti, yaitu menumbuhkan akhlakul karimah pada anak didik. "Mari perhatikan akhlakul karimah pada anak," kata Anies.

Ahlakul karimah tersebut, lanjut Anies, termasuk ke dalam tiga aspek penting dalam pendidikan kepada anak, yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Ia mene kankan kata kunci dari pengem bang - an akhlak adalah menumbuhkan.

Jadi, setiap orang harus me miliki perspektif dengan me lihat anak tidak lagi sebagai ba rang jadi, tetapi harus ada kesa baran dan kemauan lebih tulus dalam menumbuhkan akhlak anak.

Ia meminta setiap orang belajar menumbuhkan akhlakul karimah pada anak dan tidak lagi bersikeras mencetak, apalagi membentuk anak. Anies mengatakan, langkah itu dilakukan dengan maksud menjadikan anak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan, dengan menumbuhkan akhlak anak ia berharap dapat menjadikan anak memesona di negeri orang.

Anies Baswedan menyayangkan bergesernya posisi pendidikan di Indonesia yang belakangan berfokus pada ilmu pengetahuan saja. Ia menekankan pentingnya proses pembiasaan dalam dunia pendidikan sehingga berbagai ilmu yang coba ditanamkan seko lah dapat terbiasa dan menjadi sebuah ekosistem.

"Jadikan sebagai tujuan agar memiliki strategi demi terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan," kata Anies.

Ia menuturkan, empat fase dalam menumbuhkan ekosistem pendidikan, yaitu diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, dan saat sudah menjadi kebiasaan, tentu akan menjadi sebuah kebu dayaan. Ekosistem pendidikan itulah, lanjut Anies, yang diharapkan dapat menjadi tujuan penting para pelaku pendidikan di Indonesia agar pendidikan menjadi budaya.

Guru besar Universitas Negeri Jakarta, Fasli Jalal, menerangkan, bekal keagamaan dalam Alquran dan hadis sudah menjelaskan mo dal penting mengha dapi ber bagai tantangan global yang akan datang.

Menurut Fasli, hal itu menunjukkan kalau memang Al - quran dan nabi-nabi telah mencontohkan untuk manusia dapat melakukan eksplorasi dalam berbagai aspek.

Sayangnya, keunggulan- keunggulan itu seakan kurang beranjak karena berkutat di akidah, syariah, dan ahlak saja, dan kurang memerhatikan aspek pengembangan akal-akal manusia yang menjadi terkendala.

Fasli melihat, aspek akidah, syariah, dan akhlak seharusnya digunakan sebagai modal yang sangat penting bagi anak-anak untuk lebih maju dibandingkan siswa-siswa yang belajar di sekolah negeri dan swasta yang lain.

Mantan wakil men teri pen didikan ini berharap anak-anak di sekolah Islam dapat melihat aspek-aspek keunggulan itu sebagai modal dan tidak lagi menjadikannya malah seperti kendala. "Dengan modal Islam, anak-anak di sekolah Islam sangat mungkin untuk lebih maju," kata Fasli.

Ketua JSIT Sukro Muhab menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terus memberikan apresiasi kepada JSIT untuk terus maju.

Ia melaporkan, Seminar Nasional Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Global kali ini dihadiri sekitar 348 orang yang setidaknya berasal dari 32 provinsi yang ada di Indonesia. c25, ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement