Sabtu 28 Nov 2015 14:55 WIB

Diduga Bergizi Buruk, 32 Balita di Mbuwa Tewas

Red: operator
Gizi Buruk (ilustrasi)
Gizi Buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nila F Moelok mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan tim surveilans ke Distrik Mbuwa, Kabupaten Nduga, Papua. Pengiriman tim surveilans dilakukan untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kematian anak-anak Mbuwa. "Ternyata bukan 41 anak yang meninggal di Mbuwa. Tapi, jumlah anak yang meninggal di Mbuwa sebanyak 32 anak dari Oktober 2015 sampai bulan ini," kata Nila di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (27/11).

Menurut Nila, ia sudah meminta Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes untuk mengirim tim guna melakukan investigasi dan verifikasi apa yang terjadi di Mbuwa. Tim sudah dikirim sejak 24 November dan masih bekerja hingga kini. "Mereka masih bekerja, jadi itu dulu yang bisa saya sampaikan," kata Nila.

Kondisi medan di Mbuwa yang berat dan ketiadaan sinyal seluler menjadi penghambat. Nila pun hingga kemarin belum mendapatkan laporan resmi apa pun dari tim yang telah dikirim ke sana. "Saya dengar anak-anak balita tersebut mengalami kejang, diare, tapi belum tahu mereka kenapa, tunggu saja info dari tim surveilans di sana."

Dirjen P2PL Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan, tim survei lans yang dikirim Kemenkes ke Distrik Mbuwa, Kabupaten Nduga, Papua, merupakan tenaga ahli epidemiologi, yakni ilmu untuk mengetahui asal usul penyakit. "Kami turunkan tim yang terdiri atas tenaga ahli epidemiologi untuk mengetahui akar masalah yang menimbulkan penyakit yang membuat anak-anak balita itu meninggal. Ini dilakukan supaya pencegahan bisa dilaksanakan pada masa yang akan datang," kata Subuh, Jumat (27/11).

Namun, ujar dia, sampai saat ini tim surveilans yang dikirim belum memberikan kabar, apalagi data. Perjalanan menuju Distrik Mbuwa itu penuh tantangan sebab medannya sangat sulit. Untuk menuju Mbuwa, tim harus terbang dulu ke Wamena. Dari Wamena, perjalanan dilanjutkan ke Danau Habema. Kemudian, dari Danau Habema harus berjalan kaki sekitar delapan jam menuju Distrik Mbuwa. "Saat ini, semua masih gelap. Belum ada kabar karena komunikasi juga sulit," kata Subuh.

Menurut Subuh, sebelumnya, ternak-ternak di sana juga mati mendadak. Apakah penyebab kematian anak-anak dengan kematian ternak itu berkaitan juga belum diketahui. "Saat ini, tim dari Kementerian Pertanian juga diterjunkan ke Mbuwa. Mereka mau menginvestigasi penyebab kematian pada ternak di sana."

Kapolres Jayawijaya AKBP Semmy Ronny Thaba menyatakan, dugaan sementara tewasnya 32 balita di Mbu wa akibat kondisi gizi buruk. Dugaan itu, kata Semmy, disimpulkan setelah pihaknya melihat langsung kondisi masyarakat di Distrik Mbuwa yang mengalami kekurangan pangan akibat produksi kebun menurun dratis. "Saat ini, kondisi masyarakat relatif baik walaupun tanaman yang menjadi makanan sehari-hari, seperti ubi jalar atau hipere, banyak yang mati akibat musim kemarau yang ber kepanjangan," kata dia, Jumat (27/11).

Semmy menerangkan, kalaupun ada tanaman yang hidup, buah yang dihasilkan kecil-kecil sehingga masyarakat mengalami kekurangan pangan. "Warga lebih membutuhkan bahan makanan dan nutrisi lainnya guna meningkatkan daya tahan tubuh mereka, apalagi bagi balita dan anak-anak," katanya.

Menurut Sammy, dari pengecekan di lapangan, kini sudah tidak ada lagi warga yang dilaporkan meninggal. Ia berharap masyarakat segera berobat bila ada sanak keluarga yang sakit sehingga tidak bertambah parah.

Semmy membenarkan, meninggal nya puluhan balita pasca kemarau berkepanjangan itu diawali kematian banyak hewan ternak milik masyarakat, baik ayam maupun babi, secara tiba-tiba. Tak berapa lama kemudian, beberapa warga mengalami demam tinggi dan meninggal yang awalnya diduga akibat disentri dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). "Untuk mengetahui dengan pasti apa penyakit yang menyerang warga, dokter dari RS Bhayangkara sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa di Jayapura."  rep: Dyah Ratna Metha Novia antara, ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement