Jumat 29 May 2015 14:00 WIB

Dibutuhkan Kontrol Pengguna

Red:

YOGYAKARTA--Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Freddy H Tulung mengatakan, kemajuan teknologi internet membutuhkan kontrol para penggunanya.

"Namun, disayangkan kemajuan teknologi internet ini tidak dikontrol oleh para penggunanya sehingga dampak buruknya pun muncul," katanya, Selasa (26/5).

Ia menyebutkan, dalam hal penggunaan internet, Indonesia menduduki peringkat enam setelah Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brasil, dan Jepang dari 25 top pengguna internet dunia berdasarkan riset "e-Marketer" yang dirilis pada November 2014.

Menurut Dirjen, dalam sambutan yang dibacakan Direktur Pengelolaan Media Publik Kemkominfo Sunaryo, sejak 2005, Indonesia masuk dalam 10 negara yang paling banyak mengakses situs porno. Yakni, pada tahun yang sama berada di posisi ketujuh negara di dunia.

Kemudian, pada 2007 di posisi kelima dan 2009 berada di posisi ketiga. "Peringkat Indonesia cenderung meningkat dan 2014 sudah menduduki posisi yang kedua," katanya.

Dirjen menambahkan, tidak hanya sebagai pengakses, bahkan saat ini sudah banyak kasus yang membuktikan bahwa Indonesia juga merupakan pengunggah konten porno yang "aktif" ke dunia maya ini. Ia menegaskan bahwa tidak hanya itu, ruang publik yang seharusnya bisa berperan positif bagi masyarakat justru disalahgunakan untuk saling menghujat, memfitnah, dan melakukan beragam kejahatan, seperti penipuan.

Secara khusus, Dirjen menyoroti pada era internet sekarang ini ada persoalan yang mencuat. Yakni, bagaimana etika berkomunikasi dan bagaimana memanfaatkan momentum kemajuan teknologi informasi.

Ia menyebut Indonesia tengah menghadapi persoalan besar pada komunikasi, yaitu komunikasi di ruang publik masih "menggendong" ancaman dalam masyarakat.

Ruang publik yang didominasi oleh media sosial, penyiaran, dan cetak, katanya, banyak diisi value educated content yang rendah. Ini jauh dari tanggung jawab dalam memberikan edukasi publik serta jauh dari etika dan nilai sosial.n antara ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement