Ahad 31 Aug 2014 15:01 WIB

Masyarakat Sekitar Gunung Slamet Diimbau Tenang

Red: operator

JAKARTA-Warga yang berada di sekitar Gunung Slamet diharapkan tetap tenang dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Dengan catatan tidak boleh memasuki daerah berbahaya yang berjarak 4 kilometer dari kawah. Hal ini disampaikan oleh kepala pusat data informasi dan humas badan nasional penanggulangan bencana (BMKG), Sapto Purwo Nugroho, saat dihubungi Republika, Sabtu (30/8).

Sapto mengatakan, hingga saat ini belum ada perubahan status Gunung Slamet. Meski begitu, semua harus tetap waspada.

Untuk menghadapi segala kemungkinan, pemerintah daerah setempat telah menyiapkan titik evakuasi, tempat pengungsian, dan tim yang menangani eva kuasi tersebut."Untuk antisipasi, pemda sudah tahu titik evakuasinya, di mana tempat pengungsian, siapa yang menangani, dan sebagainya,"ujar dia.

Sapto menambahkan, pihaknya tidak dapat memprediksi sta tus Gunung Slamet selanjutnya. Ia hanya bisa menjelaskan apa yang terlihat masih berstatus Siaga level tiga. Yakni, aktivitas gunung sehari-hari masih tetap mengeluarkan lava pijar serta terdengar gemuruh dan suara dentuman. Rekaman gempanya masih tremor terus-menerus.

"Kita belum tahu, jadi tidak dapat diprediksi sampai kapan keadaan seperti ini. Yang terlihat, aktivitasnya masih terus seperti itu," ungkapnya.

Saat kondisi terang, teramati 81 sinar api dengan tinggi sekitar 50-200 meter. Selain itu, terlihat juga 52 kali semburan material pijar hingga saat ini, dengan tinggi sekitar 300-500 meter dari puncak gunung.

Sementara dentuman yang ter jadi sebanyak 6 kali dan 57 kali suara gemuruh dari tingkat sedang hingga kuat. Masyarakat diharuskan untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari kawah Gunung Slamet.

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendras to mengatakan, larangan ber aktivitas di zona empat kilometer dari kawah berlaku bagi seluruh masyarakat di sekitar Gunung Slamet, yakni warga kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Ia meminta masyarakat tidak memasuki daerah yang menjadi zona terlarang tesebut. rep:c89, ed:nina chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement