Selasa 12 Aug 2014 16:30 WIB

Pemerintah Dinilai Berlebihan Tanggapi ISIS

Red:

BANTEN -- Mantan duta besar Indonesia untuk Swiss Joko Susilo menilai pemerintah overreactive dalam menanggapi kehadiran pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. Reaksi berlebihan itu justru bisa jadi membuat ISIS merasa diperhitungkan.

Semestinya, kata dia, pemerintah menindaklanjutinya biasa saja. Walau dia pun mengakui, ISIS itu lambat laun tetap membahayakan. "Ibarat mengusir nyamuk, ya cukup ditampar saja, jangan diusir dengan meriam. Begitu juga dengan ISIS, cukup aparat kepolisian dan intelijen yang bergerak. Presiden tidak perlu turun tangan," kata Joko dalam Diskusi Publik dan Deklarasi Bersama Pemuda Menentang Eksistensi ISIS di Indonesia, Senin (11/8).

Menurut Joko, kehadiran ISIS tidak murni mau menegakkan syariat Islam. Tetapi, kepentingannya lebih pada kepentingan pragmatis temporal. "Kita di Indonesia tidak boleh mudah tertipu dengan penampilan kamuflase yang dibalut dengan simbol-simbol agama seperti itu," ujarnya.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan, ideologi ISIS yang sedang berkembang saat ini sangat mudah masuk dan diterima oleh anak muda. Ia menjelaskan, tugas melindungi Indonesia dari ancaman ISIS bukan hanya tugas TNI dan Polri saja, tetapi seluruh komponen anak bangsa, termasuk organisasi masyarakat . rep:c83 ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement