Selasa 23 Sep 2014 19:32 WIB

Semak Gunung Ciremai Terbakar

Red: operator

Ini peristiwa ketiga yang terjadi di kawasan hutan Gunung Ciremai sepanjang musim kemarau 2014.

KUNINGAN –– Kawasan hutan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, terbakar, Ahad (21/9). Kerawanan terjadinya kebakaran pun terus mengancam seiring suhu udara yang semakin menyengat di Wilayah Cirebon.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman nasional Wilayah Kuningan, Hawal Widodo, menjelaskan, api diketahui mulai membakar kawasan hutan di Desa Cingkuk, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Ahad (21/9) sekitar pukul 16.30 WIB. Kobaran api baru bisa dipadam kan pada hari yang sama se kitar pukul 20.41 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto: Musiron / Republika

Gunung Ceremai di Kuningan, Jawa Barat

"Luas areal yang terbakar saat ini sedang diukur oleh petugas di lapangan," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Ku ningan, Hawal Widodo, kepada Republika, Senin (22/9). Widodo mengatakan, kebakaran itu melanda semak belukar di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Hingga saat ini, pihaknya juga belum mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut. Pasalnya, penyelidikan mengenai hal tersebut masih terus dilakukan.

Widodo mengatakan, kebakaran itu merupakan peristiwa ketiga yang ter jadi di kawasan hutan Gunung Ciremai sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran pertama dan kedua terjadi di sekitar Blok Batu seeng, Pejaten dan Cirendang, daerah perbatasan wilayah Desa Pada beunghar dan Kaduela, Kecamatan Pasa wahan.

Pengendali Ekosistem Hutan BTN GC, Mufti Ginanjar, menyebutkan, saat itu, lahan yang terbakar seluas 20 hektare. Dia mengatakan, lahan yang terbakar itu berupa alang-alang dan tidak sampai meluas hingga pohon-pohon di dalam kawasan hutan. "Kebakaran tersebut disebabkan faktor kesengajaan adanya oknum yang membakar lahan," katanya.

Sengaja dibakar

Sementara itu, selain di kawasan hutan Gunung Ciremai Kabupaten Ku ningan, kebakaran juga melanda kawasan hutan milik Perhutani di Kabupaten Indramayu. Selain akibat musim kemarau yang panas, kebakaran juga disebabkan unsur kesengajaan oknum warga.

Wakil Administratur KPH Perhutani Indramayu, Muhammad Syarif, menyebutkan, sepanjang 2014, kebakaran telah menghanguskan pepohonan di kawasan hutan seluas 20,5 hek tare. Yakni di wilayah Sanca dan Cikawung. Namun, luas kebakaran itu belum menghitung lahan yang ditumbuhi alang-alang dan semak belukar yang juga terbakar.

Menurut Syarif, kebakaran tersebut menghanguskan pohon-pohon jenis Akasia mangium, yang merupakan tanaman hasil kerja sama dengan Korea. Adapun kerugian yang terjadi akibat kebakaran ter sebut, diper kirakan sekitar Rp 61,5 juta.

"Sebanyak 99 persen penyebab ke bakaran itu me rupakan ulah oknum warga yang sengaja/tidak sengaja membakar hutan," kata Syarif, saat di temui di ruang kerjanya. Syarif mengungkapkan, oknum tersebut membakar kawasan hutan dengan maksud untuk mengalihkan perhatian petugas. Dengan adanya kebakaran itu, petugas akan fokus pada upaya pemadaman sehingga para oknum tersebut akan leluasa melaku kan pencurian kayu.

“Pembakaran juga dimaksudkan supaya lebih mudah dalam pengolahan lahan,’’ kata Syarif.

Syarif menambahkan, pihaknya sudah melakukan antisipasi terjadinya kebakaran, yang dilakukan sebelum musim kemarau tiba. Langkah antisipasi itu di antaranya dengan membuat pos pengendali di sejumlah titik, mulai tingkat lapangan sampai KPH.

Syarif menjelaskan, pos itu beroperasi selama 24 jam. Selain itu, petugas pun melakukan patroli rutin, baik siang maupun malam, dan dilakukan dengan kerja sama dengan petugas kepolisian. rep:lilis sri handayani ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement