Selasa 16 Sep 2014 12:04 WIB

KPI Laporkan Dugaan Pencabulan Siswa Sekolah Dasar

Red: operator

INDRAMAYU ––Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Indramayu melaporkan dugaan penca bulan terhadap sembilan bocah kepada Polres Indramayu. Pencabulan diduga dilakukan seorang penjaga sebuah kompleks perumahan berinisial Bd.

Sekretaris Cabang KPI Indramayu Darwini mengatakan, para korban berasal dari salah satu desa di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Mereka berusia antara tujuh tahun sampai 13 tahun. Seluruhnya ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan ada pula yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). “Semua korbannya perempuan,” ujar Darwini saat mendampingi para korban melakukan visum di RSUD Indramayu, Senin (15/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Herry Murdy Hermawan/ANTARA

Dua mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat menunjukan pin kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Terkuaknya kasus itu ber mula dari pengakuan salah satu korban kepada orangtua nya. Korban yang tidak disebut na manya ini mengeluhkan rasa sakit pada kemaluannya saat buang air kecil. Setelah diperiksa ke Puskesmas Balongan, petugas curiga ada yang tidak beres dengan korban. Setelah dita nya lebih jauh, korban yang masih duduk di bangku SD ini ak hirnya mengaku telah dicabuli.

Tidak hanya korban, ternyata ada delapan anak lain yang menerima perlakuan serupa dari pelaku. Modus yang dipakai adalah dengan imingiming permen dan uang kepada korban. Para korban tidak mengerti kalau iming-iming yang diberikan hanya siasat pelaku agar anak-anak tersebut mau dicabuli.

Di antara korban tersebut, ada yang disuruh membuka pakaian dan celana mereka. Setelah itu, terduga pelaku meraba-raba bagian tertentu dari tubuh korban. Ada pula yang disuruh memegang alat kelamin pelaku. “Pelaku diduga telah melakukan perbuatannya cukup lama, sekitar satu tahun,” kata Darwini.

Para orangtua korban maupun warga yang mendapat laporan mengenai masalah tersebut langsung marah besar ke pada pelaku. Bahkan, warga menggerebek tempat kediaman pelaku. Namun, pelaku berhasil kabur sebelum warga datang.

Warga menemukan kartu nama dan kartu tanda tanda pen duduk (KTP) pelaku de ngan identitas yang berbeda. Di KTP, pelaku berinisial Bd sebagai warga Cirebon dan tahun ke lahiran 1962. Sedangkan, nama di kartu pelaku berinisial MS. Salah satu orangtua korban mengaku terkejut dengan perbuatan anaknya. Ia berharap anaknya segera ditangkap dan diberikan hukuman setimpal.

Perangkat pemerintahan desa yang saat itu turut mendampingi keluarga korban Endang K mengatakan, peristiwa tersebut memberikan pengaruh yang cukup berat bagi keluarga korban. Menurut dia, ada salah satu keluarga korban yang men jadi minder karena peristi wa tersebut. “Mereka merasa terbebani dengan peristiwa ini,” kata Endang. rep:lilis sri handayani ed: friska yolandha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement