Senin 15 Sep 2014 16:30 WIB

DBD Renggut Nyawa Lima Warga

Red:

SUKABUMI Lima warga meninggal dunia karena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Mereka meninggal dunia dalam rentang waktu Januari hingga akhir Agustus 2014 lalu. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada Januari-Agustus tercatat sebanyak 238 warga yang positif terkena penyakit yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypty tersebut. Sementara itu jumlah warga yang dinyatakan suspect DBD mencapai sebanyak 253 orang.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit), Dinkes Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara mengatakan, kasus itu merupakan hasil pen dataan petugas dari rumah sakit dan puskesmas yang ada di Sukabumi. "Dari pendataan ada lima warga yang meninggal di sepanjang 2014,’’ ujar dia ke pada Republika, Ahad (14/9).

Jumlah ini lebih banyak dibandingkan warga yang me ninggal pada 2013 lalu yang hanya empat orang. Sementara pada 2012, jumlah warga yang meninggal karena DBD sebanyak tiga orang. Dari data Dinkes, kata Rika, lima kasus warga yang meninggal karena DBD tersebar di lima kecamatan. Kelima daerah tersebut yakni Ke camatan Cibadak, Sukaraja, Palabuhanratu, Cicantayan, dan Sukalarang.

Menurut Rika, kasus DBD biasanya meningkat pada momen perubahan musim dari hujan ke kemarau atau sebaliknya yang disebut pancaroba. Oleh karena itu masyarakat tetap diminta meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyebaran DBD.

Terlebih pada 2014 ini ujar Rika, Dinkes lebih fokus pada gerakan PSN. Gerakan PSN dinilai lebih efektif dibandingkan dengan fogging. Dimana, pengasapan atau fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Selain itu fogging merupakan insektisida atau racun yang harus hati-hati dalam penggunaannya.

Di Kota Sukabumi, kasus penyakit DBD juga masih cukup tinggi. Di sepanjang 2014 khususnya mulai dari Januari hingga Juli lalu terdapat sebanyak 342 orang warga yang terkena penyakit DBD. Di samping itu ada empat orang warga meninggal dunia karena DBD.  rep:riga nurul iman ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement