Senin 15 Sep 2014 16:30 WIB

Pemprov Ajukan Dana TPPAS Rp 296,1 M

Red:

BANDUNG Proyek pembangunan tempat pemrosesan dan pengolahan akhir sampah (TPPAS) di Nambo, Kabupaten Bogor dan Legok Nangka, Kabupaten Bandung, terus dikebut. Untuk mengerjakan proyek itu, Pemprov Jabar mengajukan dana bantuan ke pemerintah pusat sebesar Rp 296,1 miliar.

"Pemerintah pusat memang berencana membantu anggaran untuk kedua proyek TPPAS itu," ujar Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Jabar, Bambang Riyanto, akhir pekan lalu. Dari kebutuhan anggaran sebesar Rp 296,1 miliar, kata Bambang, nantinya, akan dialokasikan untuk TPP AS Nambo dari APBN mencapai Rp 162 miliar. Sedangkan untuk Legok Nangka mencapai Rp 133,4 miliar.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:epublika/prayogi

Seorang petugas kebersihan membersihkan sampah yang menumpuk di pinggir ruas Jalan Jend Ahmad Yani, Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/8).

Sementara alokasi dari APBD sen diri, angkanya mencapai Rp 89,9 miliar. Yakni, sebesar Rp 58,7 untuk TPPAS Legok Nangka dan Rp 31,1 miliar untuk Nambo. "Ini merupakan kebutuhan sisanya, karena kemarin ada dari APBN sekitar Rp 50 miliar. Kalau TPPAS Nambo itu kecil," kata Bambang.

Bambang mengatakan, rencana nya dana APBN tersebut akan di gunakan untuk membangun infra struktur utama. Seperti, akses jalan, sanitari landfil dan kolamnya. Karena, pihak swasta terlibat hanya dari sisi pengolahan dan pemrosesan. "Untuk yang Nambo itu dengan biodrying. Nantinya, menghasilkan zat yang bisa menjadi bahan bakar industri semen. Kalau Legok Nangka beda," katanya.

Bambang menargetkan, pembangunan kedua TPPAS tersebut bisa di lakukan di 2015 dan bisa diselesaikan di akhir 2016. Sehingga, pada 2017, kedua TPPAS itu bisa dioperasikan.

Menurut Bambang, percepatan itu menjadi sangat penting. Hal ini, kata dia, karena TPS Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat akan di tutup pada 2016. TPS Sarimukti ini, pada akhir 2016 sudah habis umur teknis pelayanannya.

Untuk TPPAS Legok Nangka ini, kata Bambang, luasnya mencapai 74,6 hektare. TPPAS ini akan menampung sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Ban dung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut. "Pemprovpun telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan keenam kabupaten/kota tersebut," katanya.

Sedangkan menyangkut TPPAS Nambo dipercepat mengingat, saat ini, TPA Galuga juga sudah penuh. Begitu juga, TPA di Depok atau Ci payung sudah kritis. "Makanya, harus secepatnya Cinambo diselesai kan," katanya.

Terkait masalah tender sendiri, kata Bambang, saat ini pihaknya sudah melakukan market sounding untuk tender Nambo. Yakni, mulai masuk kualifikasi, sehingga tahun depan sudah tanda tangan kontrak award. "Nambo bekerja sama dengan pihak swasta. 'Sementara untuk yang legok nangka akan segera ditenderkan," katanya.

Sebelumnya Menteri perekonomian RI Chairul Tanjung mengatakan, masalah tempat pengolahan akhir sampah regional di Jabar, Nam bo dan Legok Nangka memang menjadi perhatiannya. Kata dia, kedua proyek tersebut mendapat bantuan cukup besar dari pemerintah pusat. "Kami berkomitmen. Tapi, karena ini, proyek bersama daerah dan pusat, maka harus disepakati singkronisasi dan kerja sama agar bisa menyelesaikan masalaah sampah utamanya di Bandung dan Bogor," katanya.

Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, nantinya ada tim teknis yang membahas secara rinci pembangunan Cinambo dan Legok Nangka itu. Apalagi, kata dia, saat ini, Jabar belum memiliki pengolahan sampah modern. "Menteri sudah ok, saya sebagai pemprov, ya siap," katanya.

Menurut Heryawan, saat ada pertemuan dengan beberapa menteri terkait, sudah ada pembicaraan panjang. Terutama. terkait pembayaran. Harga buang sampah dan pengolahan sampah per ton harus ditekan. ''Bio drying, lebih bagus. Karena dikeringkan jadi briket, bahan bakar semen. Kalau cara ini efektif dan efisien berarti bagus," katanya. rep:arie lukihardianti ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement