Jumat 29 Aug 2014 14:00 WIB

Susut Listrik di Atas Normal

Red:

BANDUNG –– PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus dirugikan dengan aksi pencurian. Pada tahun ini, akibat araknya aksi pencurian listrik oleh orang-orang tak bertangung jawab, membuat angka susut listrik ma sih cukup besar dan jauh di atas angka susut listrik normal. Secara nasional, angka susut listrik berada pada kisaran sembilan persen.

Angka susut itu, hampir dua kali lipat dari angka susut normal sebesar lima persen. "Berbeda dengan rata-rata angka susut listrik nasional, susur di Distribusi Jawa-Bali masih berada pada kisaran 6 persen," ujar Kepala PLN Di stribusi Jawa-Bali Taufik Haji, di sela acara bim bingan peningkatan pemahaman masyarakat dalam pemakaian dan pemanfaatan listrik, Kamis (28/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Yasin Habibi/Republika

Pekerja yang sedang melakukan perbaikan jaringan kabel listrik di sebuah tiang listrik di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Selasa (12/8). Perbaikan dan perawatan ini merupakan kegiatan rutin untuk yang dilakukan.

 

Menurut Taufik, dari hasil pengamatan di lapangan, ada dua hingga tiga kasus pencurian listrik dari 100 pelanggan yang dipantau. Namun, Taufik tidak bisa menjelas kan lebih jauh besaran persentase secara keseluruhan kasus pencurian listrik yang berpengaruh terhadap penyusutan listrik. "Kalau persentase secara keseluruhan belum ada. Hal ini, karena kami belum melakukan pemantauan sejauh itu," katanya.

Namun, kata dia, dari tahun ke tahun angka pencurian listrik yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab tersebut makin menurun. Dikatakan Taufik, karena pengawasan yang dilakukannya terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, maka berdampak pada tingkat pencurian yang semakin menurun.

Selain itu, dengan adanya penerapan sanksi tegas terhadap konsumen yang ‘nakal’ juga telah berdampak pada menurunnya akan pencurian. "Pencapaian kami di wilayah distribusi Jawa-Bali bisa di bawah angka nasional tak lepas dari upaya tersebut," katanya.

Pencurian listrik, kata dia, bukan hanya merugikan PLN sebagai pemasok listrik. Na mun, hal itu juga telah merugikan masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan, bagi pen curi itu sendiri karena sangat berisiko tinggi. "Untuk menekan angka pencurian listrik, kami menerapkan cyber lock bagi pelanggan besar atau auto meter reading yang bisa mengontrol besaran konsumsi listrik," katanya.

Sementara menurut Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM, Albert Manurung, program pemerintah untuk melistrikan daerah timur, saat ini, terus dilakukan. Pendanaan pun, kata dia, akan di perbesar agar bisa menerangi wilayah tersebut. "Dengan demikian, daerah tersebut (timur) bisa mengejar daerah yang rasio elektrivikasinya tinggi," kata Manurung.

Dikatakan Manurung, ketimpangan elektrivikasi di Indonesia, salah satunya terkendala kesulitan secara teknis. Dia menyebutkan, ada beberapa daerah timur tersebut yang infrastrukturnya, hingga saatini, memang sulit untuk ditembus.

Karena itu, kata Manurung, pihaknya juga meminta daerah untuk menyusun rencana umum kelistrikan daerah. Program yang paling banyak, kata dia, adalah listrik hemat dan murah. "Memang, program ini lebih banyak di wilayah timur," katanya. rep:arie lukihardianti ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement