Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta Makna Religius Dibalik Kesederhanaan

Red:

Masjid Agung Baing Yusuf, berdiri dengan kokohnya di alunalun Kabupaten Purwakarta. Masjid yang berlokasi di Kampung Kaum, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta ini, merupakan salah satu bukti otentik penyebaran Islam di wilayah Purwakarta. Sejak dibangun pada 1826 sampai saat ini, masjid tersebut menjadi tempat untuk pe nyebaran syiar Islam.

Akan tetapi, masjid yang ada di lingkungan kantor Pemerintahan Kabupaten Purwakarta ini, bangunannya terlihat lebih sederhana di banding masjid agung daerah lainnya. Meskipun sederhana, namun cahaya-cahaya religius terpancar dari bangunan tua ini.

Salah satunya, masjid ini selalu ramai dikunjungi warga. Baik itu, kalangan pegawai negeri sipil (PNS), pegawai perbankan, pengusaha, bahkan warga biasa. Masjid ini, jadi satu-satunya tujuan bagi warga yang ada di pusat kota, untuk menunaikan kewajibannya. Yakni, beribadah shalat kepada Allah SWT.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Mulyana E Gunawan, mengatakan, bangunan mas jid ini memang sangat sederhana. Namun, ujar dia, masjid memiliki sejarah dan nilai religius yang ting gi di banding masjid lainnya.

Sebab, selain jadi pusat untuk beriba dah, masjid ini merupakan simbol penyebaran Islam pertama di tanah Purwakarta. Sehingga, banyak warga terutama dari luar kota yang berwisata religi ke masjid ini," ujarnya, belum lama ini.

Menurut Mulyana, sebenarnya pemkab bisa saja membangun ulang masjid agung terebut. Misalkan, mas jid dibangun menjadi lebih megah dan mewah lagi. Akan tetapi, ucap dia, pemkab berupaya untuk tetap melestarikan nilai-nilai seja rah dari masjid ini.

"Makanya, bangunan masjid tersebut dibiarkan seperti aslinya," katanya. Meskipun sejak dulu sampai sekarang, sudah berkali-kali di renovasi. Namun, arsitektur aslinya tetap dipertahankan. Justru, dengan bangunan yang sederhana ini akan melahirkan ciri khas tersendiri.

Meskipun sederhana, tutur Mulyana, masjid ini syarat dengan nilai-nilai religius. Banyak kegiatan ke agamaan yang dilaksanakan di masjid ini. Kegiatan keagamaan itu, sebagai bentuk dari syiar Islam. Apa lagi, saat ini di bulan puasa, kegiatan agama di masjid tersebut lebih ditingkatkan.

"Salah satunya, dengan adanya kegiatan pesantren kilat bagi para remaja," ujarnya. Bahkan, masjid ini, menjadi oase bagi para pegawai negeri sipil. Saat waktu Dzuhur dan Ashar, ratusan PNS yang ada di ling kungan pemkab, berbondong-bondong mendatangi masjid ini. Mereka menunaikan kewajiban diselasela rutinitasnya.

Tak hanya shalat, para PNS ini juga sering melantunkan dan menghafal ayat-ayat Alauran. Selain itu, para abdi ne gara ini tak sungkan untuk bercengkerama dengan warga lainnya pascamenuna ikan ibadah shalat.

"Jadi, ada pencerahan bagi siapa pun yang sudah masuk (menunaikan kewajiban) ke masjid ini," ujar Mulyana. Imam Munandar (32 tahun), salah seorang pegawai, mengatakan, setiap hari dirinya berupaya untuk bisa menunaikan shalat berjamaah di Masjid Agung. Sebab, selain menjalankan kewajiban, ada nilai religi lainnya yang bisa diambil ketika memasuki masjid.

Di dalam masjid, kata dia, selalu ada dorongan untuk mau membaca dan menghafal Alquran, memerba nyak dzi kir, serta lebih menghargai an tar ja maah. "Jadi, setiap hari saya termotivasi untuk shalat berjamaah dan bersilaturahim dengan sesa ma," ujarnya.

Karena itu, bagi dirinya Masjid Agung ini sangat berarti. Bukan dilihat dari bangunannya, melainkan dari nilai-nilai religi yang tersebar di lokasi masjid ini. Sebab, banyak masjid di daerah lain yang bangunannya mewah, tapi masjid itu sepi dari kunjungan jamaah.

Berbeda dengan Masjid Agung Baing Yusuf ini, meskipun sederhana, kaum Muslimin yang datang jumlahnya banyak dan bergantian. Masjid ini telah menjelma menjadi salah satu tempat favorit bagi warga untuk menunaikan kewajibannya sebagai Muslim. rep:ita nina winarsih ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement