Jumat 16 Sep 2016 16:00 WIB

Jamaah Haji Lawan Islamofobia

Red:

MAKKAH — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak jamaah haji Indonesia berdiri di garda depan melawan Islamofobia. Perlawanan ini dilakukan dengan menunjukkan citra Islam sebagai agama yang cinta damai.

"Tugas terbesar umat Islam dunia, termasuk Indonesia yang harus berdiri di depan adalah bagaimana memberikan gambaran bahwa Islam itu damai, Islam itu mendorong kepada kerukunan dan seterusnya," kata Menag di kawasan Jamarat, Mina, Rabu (14/9).

Ia mengakui, ada pihak yang melihat Islam dengan cara yang tidak sepenuhnya benar sehingga menimbulkan Islamofobia. Jamaah haji diharapkan dapat mengajak masyarakat mawas diri dan melakukan refleksi diri.

Hal yang dituntut dari umat Islam adalah bagaimana memberikan penjelasan dan citra yang baik dengan contoh yang baik. Bukan sebaliknya, menggambarkan Islam sebagai sesuatu yang menakutkan.

Ia juga meminta pihak luar agar melihat Islam secara komprehensif. Jangan melihat satu-dua kasus kejahatan yang melibatkan kelompok tertentu, lalu digeneralisasi seakan begitulah Islam secara keseluruhan.

Hal itu setelah dalam beberapa bulan terakhir, isu Islamofobia kembali bergema di negara-negara Barat dengan aliran migran ke Eropa. Insiden penyerangan di Prancis, konflik tak berujung di Suriah dan Yaman, serta pernyataan salah satu kandidat presiden AS. Sebanyak 1,8 juta umat Islam menggelar prosesi haji yang disebut sebagai salah satu prosesi yang menyatukan seluruh umat Islam dengan beragam latar budaya.

Pada tahun lalu, penyelenggaraan haji menjadi sorotan dunia karena ketidakterbukaan Pemerintah Arab Saudi pada dua insiden besar yang merenggut nyawa ratusan jamaah. Pelaksanaan ibadah haji kali ini dilakukan dalam bayang-bayang keterlibatan Arab Saudi dalam penyerangan ke Yaman dan perseteruannya dengan Iran.

Namun, hingga berakhirnya puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Pemerintah Indonesia memberikan catatan yang positif. Tidak terdapat kendala yang cukup berarti yang memerlukan penanganan khusus. Menag bahkan menyebutkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini terbilang lancar.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz saat pertemuan dengan para pemimpin haji atau Amirul Haj di Istana Negara. Raja Salman menyampaikan Pemerintah Arab Saudi telah mencurahkan segala daya dan upaya untuk terciptanya keamanan dan kenyamanan pelaksanaan ibadah haji sehingga dapat berlangsung aman dan tertib.

Ia menolak keras upaya yang menjadikan ibadah haji sebagai isu politik atau persoalan mazhab. Ibadah haji diperuntukkan kepada semua umat Islam tanpa ada diskriminasi atas dasar apa pun.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak negara-negara Muslim untuk bersatu padu menolak radikalisme dan ekstremisme. Karena, menurutnya, kedua hal itu merupakan paham yang tercela, baik secara syariat maupun logika.

Jika telah merasuk dalam diri umat Islam, lanjutnya, paham itu akan menghancurkan kemuliaan dan masa depan umat Islam di mata dunia internasional. "Tidak ada jalan lain untuk keluar dari kubangan persoalan ini, kecuali dengan kembali pada spirit ajaran Islam dan memperkuat persatuan dan kesatuan umat Islam," katanya.

Dalam pertemuan itu, ia mengaku prihatin dengan konflik, perpecahan, dan peperangan yang terjadi di negara-negara Islam. Padahal, Islam adalah agama perdamaian dan keadilan yang menjunjung tinggi persaudaraan, kasih sayang, dan kebajikan.

Raja menyeru pimpinan umat Islam untuk merapatkan barisan demi terciptanya persatuan serta mencari solusi bersama atas konflik berkepanjangan di antara umat Islam. "Pemerintah Saudi sangat menaruh perhatian pada segala upayanya untuk terciptanya kedamaian dan kebaikan bagi negara-negara Islam dan dunai secara keseluruhan," katanya.  antara ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement