Kamis 30 Oct 2014 15:00 WIB

Nonton Laga El Clasico di Hotel Transit

Red:

Waktu masih menunjukkan pukul 19.30 WAS di Kota Jeddah, Arab Saudi. Sejumlah jamaah haji bergerombol di depan televisi menonton laga penuh emosional El Clasico antara Real Madrid melawan Barcelona di lobi Hotel Sultan Palace, Jeddah.

Damam, jamaah Kloter 44 Embarkasi Solo, tampak berselonjor di sofa empuk lobi. Ia bersama jamaah haji lainnya asal Wonosobo, Jateng, tiba di hotel transit itu pada pukul 16.00 WAS setelah menempuh perjalanan selama enam jam dari Kota Madinah.

Selain di lobi hotel, ada sekumpulan jamaah lain yang sedang nonton bareng (nobar) laga yang sama di lantai satu atau lantai mezanin. Ada pula yang menonton di restoran. Laga penuh emosi ini juga ditonton sekitar 10 petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah. Selain mereka yang asyik menikmati siaran langsung pertandingan sepak bola, sejumlah jamaah terlihat menikmati istirahat ringan sebelum tidur.

Sementara, ratusan jamaah haji dari Kloter 13 Embarkasi Padang menikmati suasana sore di halaman Hotel Dyawan Al Aseel yang berhadapan langsung dengan jalan raya. Menurut salah seorang jamaah yang menolak menyebutkan namanya karena tidak enak dengan ketua rombongannya, mengaku senang dengan layanan haji tahun ini. "Saya dua kali berhaji, tahun 2005 lalu beda sekali pelayanannya dengan tahun ini. Tahun ini lebih baik, kamar di hotel transit ini juga nyaman," kata dia.

Di Hotel Wardatul Hadiqah, jamaah dari Kloter 11 Embarkasi Ujung Pandang masih terlihat lelah. Mereka baru saja tiba dari Madinah saat Maghrib. Petugas PPIH Daker Jeddah yang ditempatkan di hotel ini, Nur Kholis, tampak sibuk membagikan jatah makan malam kepada para ketua rombongan. "Minta air ya, aku haus belum mendapat air," tutur seorang jamaah perempuan.

Saat tiba di Hotel Nabaris Al Mansi, sebagian jamaah pria baru pulang dari masjid yang tidak terlalu jauh dari hotel. Mereka baru saja menunaikan shalat Ashar berjamaah. "Kami senang di sini. Hotelnya nyaman, yang terpenting makanannya enak dibandingkan (hotel) di Madinah dan Mina. (Rasa) Rendangnya mendekati rasa rendang di Indonesia. Di sana (Mina dan Madinah) hambar," kata Suparman, salah seorang jamaah Kloter 11 Embarkasi Palembang.

Jika dibuat peringkat, menurut dia, makanan paling enak adalah yang disajikan hotel transit di Jeddah. Untuk pemondokan, lanjutnya, pelayanan hotel di Madinah tidak terkalahkan.

Masalah di hotel transit, kata Suparman, hanya menyangkut masalah kapasitas kamar. Penempatan jamaah tidak sesuai dengan jumlah kapasitas, misalnya kapasitas empat orang, diisi lima orang. Sementara, kapasitas sembilan orang per kamar, diisi 11 orang. "Antara laki-laki dan perempuan ada yang digabung karena kondisi tidak memungkinkan," kata dia.

Lain lagi dengan Slamet, jamaah lainnya asal Embarkasi Palembang. Ia tidak begitu mempermasalahkan hal itu karena hanya transit selama semalam di Jeddah."Perasaan saya sekarang ada dua. Pertama, senang karena akan bertemu anak-anak. Kedua, sedih karena harus meninggalkan Kota Makkah dan Madinah. Entah kapan lagi saya bisa ke sini," ungkap Slamet. Namun, ada hal lain yang membuat dirinya agak galau. "Yakni, menjaga kemabruran haji sebab urusan mabrur tidak hanya selesai sampai pulang ke Tanah Air, tapi bagaimana menjaga sikap sepanjang hayat," ujarnya.

Yang pasti, dalam kunjungan pimpinan PPIH Daker Jeddah dan Media Center Haji (MCH) di sejumlah hotel transit, sebagian besar jamaah haji terlihat bahagia karena sebentar lagi hendak bertemu keluarganya di Tanah Air.

PPIH menyediakan tujuh hotel di bawah tiga manajemen sebagai lokasi transit jamaah haji gelombang kedua yang baru datang dari Madinah. Mereka akan beristirahat semalam untuk memulihkan kondisi sebelum pulang ke Indonesia. Kepala PPIH Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus didampingi Sekretaris PPIH Daker Jeddah Muhammad Arfi Hatim berkesempatan melongok aktivitas jamaah haji di empat hotel pada Sabtu (25/10). Selain empat hotel tersebut, tiga hotel lain, yakni Wardah Hadiqah Suits, Hotel Nabaris Dzahabiah, dan Hotel Mutiara. Ketujuh hotel tersebut mampu menampung 33.250 orang jamaah.

Usai melakukan kunjungan ke empat hotel di atas, Ahmad Abdullah menjelaskan, secara umum pelayanan terhadap jamaah haji gelombang kedua di hotel transit berjalan lancar. PPIH Daker Jeddah menempatkan para pengawas di setiap hotel, sekitar tiga hingga delapan orang. "Memang ada dua jamaah yang wafat di hotel transit, tapi semua sudah diurus, termasuk oleh instansi terkait seperti kepolisian lokal. Standar penanganan untuk jamaah yang meninggal di hotel adalah harus ada pihak kepolisian yang terlibat," ujar Ahmad Abdullah yang sudah 10 tahun menjadi petugas PPIH.

Mustofa, petugas PPIH Daker Jeddah yang bertugas di Hotel Nabaris Al Mansi, menuturkan, kapasitas kamar di hotel memang variatif antara lima hingga 14 orang, tergantung ukuran sedang-besarnya kamar. Yang jadi masalah adalah lift hotel yang berkapasitas kecil dan jumlahnya hanya tiga unit sehingga ketika jamaah baru tiba di hotel, antrean di depan lift cukup panjang. "Secara umum, sejauh ini semua lancar.'' rep: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement