Ahad 28 Sep 2014 14:00 WIB
Kabar dari Tanah Suci

Semangat Jamaah Haji Lansia

Red: operator

Oleh Zaky Al Hamzah -- Jarnuji sedang merapikan tasnya saat istirahat sementara di plaza atau ruang tunggu di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Kamis (25/9)). Warga Subang, Jawa Barat, ini mengeluhkan kakinya yang kram sejak di Indonesia.Rasa sakitnya bertambah selama sem bilan jam dalam perjalanan pesawat sejak dari Indonesia.

"Berkali-kali diolesin salep pereda rasa sakit," ujar pria berusia 74 tahun ini didampingi istrinya, Masruroh. Masruroh terlihat setia mendampingi Jarnuji sembari membetulkan kain ihram yang dikenakan suaminya.

Jarnuji terpaksa meminjam kursi roda ke Klinik Kesehatan Oktagon di Bandara Jeddah. Klinik Kesehatan ini milik Pemerintah Indonesia dan dikelola oleh Tim Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah.

Menurut Masruroh, ia dan suami sudah berhaji pada 2002. Saat itu, suaminya masih mengajar mata pelajaran agama di salah satu SMP di Subang dan kondisi masih sehat. Namun, tahun ini berbeda, karena usia. Suaminya kini terserang sakit asam urat.

"Doakan ya semoga suami saya tetap sehat saat menjalani rukun haji dan bisa pulang dengan selamat," ucap Masruroh. Untuk haji tahun ini, Jar nuji dan Masruroh menanti empat tahun atau mendaftar pada 2011. "Kalau daftar sekarang, baru bisa berhaji pada tahun 2020," tutur Masruroh. Dia berulang kali mengucap syukur.

Tahun ini, jamaah lanjut usia (lansia) dan berisiko tinggi mendominasi hampir semua kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia yang tiba di Tanah Suci. Jumlah jamaah terbanyak berasal dari Embarkasi Solo, bahkan hingga Jumat (26/9), jumlah terbanyak jamaah haji yang wafat berasal dari Embarkasi Solo.

Jamaah haji risti juga hampir tersebar di semua embarkasi seperti Lombok, Padang, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, serta Jawa Barat.

Masih beruntung bila jamaah haji risti ada pendampingnya seperti Jarnuji, yang didampingi istri. Sebab, tak semua jamaah haji risti `dikawal' mahram, saudara, atau kerabatnya. Salah satu jamaah haji risti yang berangkat tanpa pendamping adalah Yasmi Aji Amit. Nenek 91 tahun yang lahir 6 Mei 1923 ini sempat dilarikan ke Klinik Kesehatan Oktagon, sesaat setelah pesawat Garuda Indonesia yang membawanya dari Padang mendarat di terminal khusus haji.

Di klinik Oktagon, Yasmi dirawat akibat sesak di dada. Untuk melegakan nafasnya, ia dipasok oksigen. Selang infus juga menancap di tangan kirinya. Terlihat juga selang kateter untuk mengalirkan air seninya. Dia mengeluhkan dadanya sesak dan tubuhnya bengkak. Saat diperiksa dokter, nenek Yasmi menderita kompli kasi sejumlah penyakit.

Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) sampai Senin (22/9) kemarin, menunjukkan, dari sekitar 76 ribu jamaah yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sekitar 46 ribu orang jamaah merupakan jamaah lanjut usia dan risti. Dari data jamaah meninggal yang mencapai 34 orang per Senin (22/9), sekitar 80 persen jamaah ber usia di atas 60 tahun.

Banyaknya jamaah haji asal Indonesia yang masuk kategori risti ini mendapat perhatian Pemerintah Arab Saudi. "Mereka bertanya, apakah yang berangkat haji tidak didominasi yang berusia muda," kata Kabid Kesehatan Jamaah Haji PPIH Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah.

Fidiansjah pun menjelaskan bahwa sebagian besar jamaah haji In donesia bukan dari golongan mampu (kaya), sehingga membutuhkan waktu untuk menabung biaya haji. Namun, ketika uang haji sudah lunas dibayarkan ke Kemenag RI, usia jamaah haji ini sudah memasuki usia lanjut.

"Semula saat daftar atau menabung, jamaah ini masih sehat dan bugar, tapi saat uang untuk haji sudah lunas, eh, jamaah haji ini malah sakit dan makin tua," papar Fidiansjah, yang mengaku menjelaskan alasan itu kepada Kementerian Haji Arab Saudi.

Untuk itu, PPIH Indonesia di Arab Saudi memprioritaskan penanganan jamaah haji risti selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Salah satu kebijakannya, tutur Fidiansjah, adalah menugaskan 20 tenaga panggul yang siap mengantarkan jamaah sakit ke mobil ambulans yang akan membawa ke RS-RS di Makkah, seperti RS Internasional King Fahd. Tenaga panggul ini berasal dari mukimin (orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi).

Hingga Kamis (25/9), sebanyak 190 jamaah haji akan disafariwukufkan karena sakit parah. Sebanyak 40 jamaah akan disafariwukufkan sambil berbaring dan sebanyak 150 orang akan disafariwukufkan sambil duduk."Mereka akan disafariwukufkan di dalam lima bus," kata Fidiansjah.

Jumlah jamaah haji yang akan disafariwukufkan diprediksi bertambah 10 persen dari data terkini. Selain tenaga panggul, BPHI akan menginteg rasikan dengan sepeda kesehatan. Sepeda ini semula adalah sepeda obat yang beroperasi di klinik-klinik kesehatan di kloter. Sepeda ini memiliki boncengan, sehingga jamaah sakit bisa duduk di belakang.

Usia boleh tua, namun semangat para jamaah lansia untuk berhaji menginspirasi ribuan jamaah haji berusia muda, termasuk para petugas haji. Semoga menjadi haji mabrur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement