Sabtu 20 Sep 2014 18:02 WIB

Bakso Husein untuk Orang Indonesia

Red: operator

Oleh Neni Ridarineni -- Bau kuah bakso tercium ketika hendak memasuki pintu besi kecil, tak jauh dari Gedung Balai Pengobatan Jama ah Haji Indonesia (BPHI) Makkah.

Dari luar, tak ada tanda-tanda penjual bakso. Namun, di samping pintu besi itu, seorang bapak mempersilakan kami untuk masuk. "Mau beli bakso?Masuk saja,'' ujarnya.

Saat memasuki pintu besi itu, ada sebuah lorong yang lebarnya hanya sekitar 1,5 meter. Di dalamnya, ada satu buah meja dan tiga buah kursi kayu. Di samping meja kursi ada berbagai barang-barang rumah tangga, termasuk sebuah kulkas.

Lorong ini seperti dijadikan gudang pemilik rumah. `'Di sini biasanya orang membeli bakso atau mi ayam untuk dibawa pulang. Kalau dimakan di sini, ya seperti ini, tempatnya seadanya,'' kata Husein.

Anak perempuan Husein datang membawa tiga botol air mineral, tiga lontong dibungkus plastik dan tiga kantong kerupuk. Sekitar 15 menit kemudian, Husein datang membawa tiga buah mangkuk plastik berisi bakso dan sebuah mangkuk plastik berisi mi ayam.

`'Mak nyus. Alhamdulillah, mantap rasanya. Ini yang namanya bakso, kuah nya daging sapi beneran. Biasanya kalau di sini, makan bakso kuahnya selalu rasa daging kambing,'' ungkap salah seorang teman dari MCH.

Husein dan istrinya awalnya tak berniat berjualan bakso. Namun, pada era 2008-an, di daerah tempat tinggalnya adalah daerah penginapan para jamaah haji asal Indonesia. Mereka banyak bertanya, kalau mau beli bakso di mana.

Husein sendiri berprofesi sebagai sopir. Ia dan istri kemudian mencoba membuat bakso dan menyampaikan kepada majikan jika ia ingin berjualan bakso. Majikannya memperbolehkan sambil berpesan agar berhati-hati.

Bakso dan mi tidak dibuatnya sendiri, tapi dibeli. Ia hanya meracik bumbu dan daging untuk mi ayam. Awalnya, ia mencoba membeli bakso yang sudah ada di sini, tetapi rasanya lain.`'Lalu, saya dan istri mencoba membuat sendiri,'' ujarnya.

Pemilik nama asli Husein Abdul Azis Sulaiman dan keluarganya tinggal di lantai satu rumah majikannya. Dapur yang sekaligus dijadikan tempat untuk menjual bakso ada di lantai dasar. Husein menawarkan bakso kepada jamaah haji yang lewat depan rumahnya.

Ia menceritakan, pada hari pertama berjualan bakso, terjual sekitar 15 mangkuk. Ternyata, semakin lama semakin laris meskipun dia berjualan secara ilegal.

`'Sampai sekarang orang kalau mau membeli bakso atau mi ayam, telepon dulu lalu diambil setelah jadi.Orang Arab tahunya kalau ada yang masuk ke sini tamunya Pak Husein,''ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement