Selasa 16 Sep 2014 13:00 WIB

Mengais Rezeki di Asrama Haji

Red: operator

Beberapa calon jamaah haji (calhaj) terlihat duduk di depan lobi Asrama Haji Pondok Gede. Mereka menunggui seorang pria yang sedang memperbaiki sesuatu. Pria itu adalah Jumadi, seorang pegawai asrama haji yang juga merangkap sebagai tukang reparasi tas milik calhaj.

Jumadi menyediakan jasa perbaikan tas karena melihat tingginya permintaan perbaikan tas dari calhaj. Tas milik calhaj yang diperbaiki Jumadi adalah tas paspor maupun tas kabin.

Menurutnya, banyak calhaj yang mereparasi tas mereka karena rusak atau karena ingin mengantisipasi agar tasnya tetap awet selama digunakan di Tanah Suci. ''Mayoritas yang saya perbaiki di bagian tali pengikat untuk tas paspor. Sedangkan, untuk tas kabin mayoritas yang diperbaiki tali untuk mengangkat tasnya,'' ujar Jumadi belum lama ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Agung Supri

Seorang jamaah calon haji kloter 13 asal Banten mengunjungi koperasi haji untuk membeli perlengkapan ibadah haji di Pondok Gede,jakarta Timur.

Ia lantas mengganti tali tas jamaah dengan tali modifikasi yang lebih tebal dan kuat. Selain itu,  ia pun menambahkan semacam paku payung pada sambungan tali sehingga tali dapat terpasang dengan lebih kuat.

Jumadi sudah merangkap sebagai tukang reparasi tas sejak 1996. Dari tahun ke tahun, bagian yang mengalami kerusakaan tas, Jumadi mengatakan, masih sama, yakni di sekitar tali pengikatnya.

Kala itu, harga yang dipatok untuk setiap tali adalah Rp 3.500. Jika hanya menambah penguat tali dengan paku payung, biayanya Rp. 2.000. Tapi, kini tarif yang dikenakan pun terus mengalami peyesuaian harga, yakni Rp 20 ribu per tali. Sedangkan, untuk penambahan paku penguat dikenakan biaya Rp 10 ribu.

"Untuk tas pasor terdapat dua tali yang mengikat di bahu dan pinggang, jika calhaj ingin mengganti kedua tali tersebut maka saya mematok tarif sebesar Rp 40 ribu. Mayoritas calhaj mengganti kedua tali tersebut karena tali bawaan dari tas tersebut kecil dan jahitanya mudah sobek," ucap Jumadi yang kini telah memiliki empat orang anak.

Dalam sehari Jumadi mengaku, bisa memperbaiki sebanyak 70 buah tas per hari. Dari situ, selama musim haji, Jumadi bisa mendapat tambahan penggasilan sekitar Rp 1 juta. ''Lumayan walaupun sifatnya musiman,'' katanya.

Jika tidak sedang musim haji, warga Betawi asli ini hanya menggantungkan nasib dari gaji bulanan  seagai petugas di asrama haji. Ia pun menjual berbagai macam kebutuhan lain, seperti pakaian, kaca mata, dan Alquran. Namun, dari semua itu, yang paling laris hanya jasa perbaikan tas.

Peralatan yang dipakai Jumadi hanyalah obeng, palu, dan alas besi yang biasa digunakan tukang sol sepatu. Keterampilan memperbaiki tas, Jumadi mengatakan, diperolehnya dari dari teman yang sudah menjadi tukang reparasi tas terlebih dulu.

Di Asrama Haji Pondok Gede, tak hanya Jumadi yang berprofesi rangkap sebagai tukang reparasi tas. Menurutnya, 12 pegawai asrama yang juga merangkap sebagai tukang reparasi tas. Mereka tersebar di seluruh gedung asrama yang berjumlah enam gedung.

Layanan reparasi tas mulai buka sejak pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. ''Kami bergantian dengan beberapa teman lainya yang juga pegawai asrama," ucapnya.

Ia mengatakan, tahun ini sepertinya pendapatan mereka akan sedikit berkurang. Hal itu karena calhaj dari Provinsi Banten sudah menggunakan Asrama Haji Bekasi. Sehingga, jumlah calhaj yang menggunakan Asrama Haji Jakarta Pondok Gede berkurang.

Kunto, seorang calhaj asal Jakarta Timur, mengaku, sangat terbantu dengan adanya jasa reparasi tas. Ia sengaja mengganti tali tas paspornya agar bisa digunakan dengan lebih baik. Kunto mengatakan, tali tas paspor terlalu kecil dan jahitanya tidak kuat. Selain menjadi lebih kuat, Kunto mengatakan, tali modifikasi yang dipasang terdapat sablon identitas jamaah asal DKI Jakarta. ''Sehingga, dapat memperjelas identitas daerah asal kita saat nanti berada di Tanah Suci,'' ujar Kunto.  rep:c72 ed: andi nur aminah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement