Ahad 01 Feb 2015 15:35 WIB

Suku Lani Masih Lakukan Penguburan Ala Prasejarah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Tradisi penguburan masa prasejarah hingga saat ini masih dilakukan oleh Suku Lani di Distrik Kelila, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua. "Penelitian arkeologi di Distrik Kelila itu pertengahan tahun lalu (2014), diseminarkan Desember lalu, dan baru disebarluaskan," kata staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Kota Jayapura, (30/1).

Tradisi penguburan prasejarah itu diawali dengan proses pembakaran jenazah. Sebelum pembakaran, terlebih dahulu dilaksanakan pesta memasak daging babi dengan cara bakar batu. "Jumlah babi yang dibunuh secara langsung menjadi tolok ukur tentang seberapa penting orang yang meninggal," katanya.

Prosesi pembakaran jenazah, kata alumnus Universitas Udayana Bali itu, ditandai dengan penyiapan kayu bakar dari jenis pohon casuarina dengan jumlah yang cukup. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan sebuah lubang dengan kedalaman sekitar satu meter. "Lubang ini digunakan sebagai kuburan untuk abu mayat," jelas Hari.

Ketika pembakaran akan dilaksanakan, kayu bakar disusun membentuk segi empat, berdekatan dengan lubang yang telah digali. Kemudian, mayat diletakkan dalam posisi duduk di atas tumpukan kayu.

"Potongan-potongan kayu bakar disusun di atas mayat sehingga mayat tidak terlihat lagi," ujarnya.

Hari menjelaskan, pembakaran mayat dilakukan dengan cara menyulut api dari bagian atas susunan kayu bakar. Setelah selesai pembakaran mayat, tulang-tulang sisa pembakaran dikumpulkan. Abu dan tulang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dipersiapkan sebelumnya.

"Abu dan tulang dikuburkan di belakang rumah adat honai dan diberi tanda batu sungai atau kayu," katanya.

Ia menjelaskan, ungkapan duka atas kematian seorang kerabat yang dilakukan oleh suku Lani di Mamberamo Tengah biasanya dengan cara yang tidak lazim. Yakni memotong salah satu dari sambungan ruas jari tangan perempuan dengan menggunakan kapak batu. "Mereka percaya bahwa arwah dari orang yang telah meninggal akan menghargai rasa sakit yang diderita atau duka cita mereka," katanya.  antara/Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement