Ahad 10 Apr 2016 16:01 WIB

UJI NYALI DI SEUTAS TALI

Red: operator

Slackline terinspirasi dari kegiatan meniti tali yang dilakukan pencinta panjat tebing dan sirkus.

 

Mulyana (33 tahun) bersama rekan-rekannya membentangkan tali di antara dua pohon.

Tinggi tali dari permukaan tanah tidak begitu tinggi, hanya sekitar 60 hingga 80 sentimeter.

Panjang lintasan tali dari ujung pohon ke pohon lain sejauh enam meter.

Angka-angka itu sejatinya bukan hal yang menyeramkan untuk pencinta slackline, sebuah kegiatan meniti tali di antara dua jangkar (anchor). Sempat hampir putus asa, Mulyana justru merasa aneh ketika ia benar-benar bisa berjalan di atas seutas tali. 

Bukan sekali atau dua kali, Mulyana mencoba meniti tali. Berbekal pengetahuan dari video-video yang ia tonton di internet, pencinta olahraga ekstrem itu sempat mengira bahwa berjalan di seutas tali adalah hal mustahil. "Saya waktu itu berpikir jangan- jangan video yang saya lihat itu hasil editan," kata Mulyana ketika dihubungi Republika, Rabu (30/3). 

Keisengan Mulyana dalam menyalurkan hobi olahraga ekstrem tersebut menjadi serius pada 2011. Lelaki yang kerap disapa Dadeng itu mendirikan komunitas Pushing Panda. Berawal dari coba-coba menggunakan tali untuk olahraga panjat tebing, Pushing Panda kini juga menjadi penyedia alat- alat slacklinedi Indonesia. 

Komunitas slacklinedi Indonesia pun terus tumbuh sekitar awal 2010- an. Isro Adi Harso (28) ikut terkena demam slacklineketika mengikuti pertemuan komunitas panjat tebing di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pa da 2012. Ketika itu, Isro bertemu dengan rekannya, seorang warga negara Inggris yang baru menghadiri pameran olahraga ekstrem di Jerman.

Isro lalu mendapatkan ilmu slackline dan mendirikan komunitas Indo Slackline pada pertengahan 2012. 

Tentang slackline Slacklineterinspirasi dari kegiatan meniti tali yang dilakukan oleh kalangan pencinta panjat tebing dan sirkus.

Menurut Mulyana, sejarah kehadiran slacklinedi Indonesia tidak terdokumentasi dengan baik. Meski begitu, koor dinator Pushing Panda itu mengaku pernah melihat dokumentasi kegiatan berjalan di atas tali pada 1982. Dalam catatan itu, tali yang digunakan masih berupa wirekawat dan tali panjat tebing. Kegiatan slackline"klasik"

itu dibawa ke Tanah Air oleh seseorang yang pernah menimba ilmu di Swiss. 

Slacklinebaru benar-benar tumbuh dengan melahirkan sejumlah komunitas pada awal 2010-an. Pushing Panda pun menjadi salah satu komun itas slacklinegenerasi awal. Kini, sudah ada sekitar 10 komunitas slacklineyang tersebar di seluruh Indonesia. 

Slacklinebisa dilakukan di berbagai tempat, mulai dari pepohonan, tebing-tebing tinggi, hingga gedung- gedung di perkotaan. Oleh karena itu, kegiatan ekstrem ini juga termasuk dalam aktivitas urban. 

Sejumlah alat yang diperlukan dalam slackline, yakni webbingatau tali khusus slackline, seperangkat anchor, dan harnessatau ikat pinggang yang kerap digunakan dalam olahraga panjat tebing. 

Harnessdan webbingdisambungkan dengan tali pendek untuk menjaga keselamatan slackliner.

Ketika jatuh dari tali, posisi slackliner akan tergantung. 

Isro menyarankan untuk menggunakan celana yang cukup longgar agar lebih leluasa bergerak. Sepatu yang digunakan bersol rata. Meski begitu, untuk pemula disarankan nyeker agar bisa lebih merasakan permukaan tali. 

Isro menjelaskan, slacklineterbagi menjadi tiga kategori, yakni trickline, longline, dan highline. Tricklinemenekankan pada sisi akrobatik. "Jadi, bisa lompat, salto, atau handstand di atas tali," ujarnya. 

Instalasi lintasan tricklinedipasang tidak terlalu tinggi, yakni sekitar 110 hingga 120 sentimeter. Sementara, panjang lintasan mulai 13 hingga 25 meter. Karena tidak terlalu tinggi, di bawah lintasan tricklinediberikan matras. Hal itu untuk meminimalkan cedera ketika terjatuh. 

Sementara untuk longline, menekankan pada panjang lintasan. Semakin panjang semakin tinggi tingkat kesulitannya. Isro mengatakan, fokus menjadi hal penting untuk kategori ini. 

Kategori highlinemenitikberatkan pada ketinggian lintasan. 

Highline biasa dilakukan di tebing tinggi atau gedung pencakar langit. Mental untuk melawan rasa takut akan ketinggian diperlukan seorang highlinerhandal. 

Seiring berjalannya waktu, seorang slacklinerakan menemukan kecenderungan bakat di masing-masing kategori. 

Proses belajar, kata Isro, berkisar dua pekan hingga sebulan. Ia mengatakan, untuk gerakan dasar, posisi tangan mengarah ke atas sehingga tubuh membentuk garis lurus. Hal itu agar ketika tubuh oleng kesempatan untuk menstabilkannya lebih besar. Posisi telapak kaki lurus, sejajar dengan tali.

Sementara lutut ditekuk sedikit. "Pada tahap awal, memang akan membuat frustrasi. Tapi, setelah bisa, mencoba trik-trik lain akan lebih mudah," kata Isro. 

Sensasi unik Bagi Isro, slacklineadalah salah satu cara untuk lebih menikmati alam. Selain bisa jalan-jalan ke tempat baru, ia juga bisa berkenalan dengan banyak orang sesama pencinta slackline.

Pengalaman bermain slacklinejuga hal unik yang hanya bisa dirasakan dengan mencoba sendiri. "Tidak semua orang bisa melihat pemandangan yang saya lihat. Tidak semua orang bisa berdiri di tempat saya berdiri," kata Isro. 

Isro pun sudah pernah menjajal berbagai lokasi slacklinedi Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. 

Mulyana bersama Pushing Panda bahkan mencatatkan rekor melakukan urban highlinetertinggi di sebuah apar temen di Jakarta. Kegiatan yang dilakukan pada Februari lalu, memanfaatkan ketinggian 60 meter dengan panjang lintasan 33 meter. Hanya berselang sepekan, Pushing Panda kembali menorehkan rekor di alam terbuka, yakni dengan menaklukkan Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat. Dengan ketinggian 900 meter dan panjang lintasan 50 meter, menjadi rekor highlinetertinggi di Indonesia. 

Selalu jaga keselamatan Sebagai kegiatan ekstrem, slackline menuntut penikmatnya untuk selalu menjaga keselamatan. Isro mengisahkan pernah diundang oleh stasiun televisi swasta untuk melakukan highline di Pantai Siung, Yogyakarta. Di tengah- tengah aktivitas, tiba-tiba salah satu anchorputus. 

Beruntung, ada anchor cadangan yang menjaga lintasan agar tetap kokoh. "Ketika itu, kami merasa begitu beruntung selamat dari maut karena ada back up anchor," ujarnya. 

Pengalaman itu tidak manis, tapi begitu berkesan bagi Isro. Ia belajar banyak tentang arti keselamatan dalam kegiatan slackline. 

"Safety(keselamatan) itu bukan urusan main-main," ujarnya. Ia lantas mengimbau seluruh penikmat slacklineuntuk selalu menyiapkan matras ketika melakukan trickline.

Dalam highlinedan longline, standar keamanan harus lebih tinggi. Tali dan sistem pengamanan dengan back up harus ada. Orang yang memasang instalasi lintasan juga harus ahli. 

Isro mengaku, belum ada insiden serius ketika melakukan slacklinedi Indonesia. Cedera yang terjadi lebih karena proses latihan, seperti kaki terkilir. 

Isro berharap, seluruh komunitas slacklinedi Indonesia tidak mengesampingkan ihwal keselamatan. Ia pun berharap, pemerintah bisa memberi dukungan sehingga bisa lahir kompetisi- kompetisi tingkat nasional. "Atau lebih bagus lagi kalau slacklinebisa diakui jadi cabang olahraga," ujar Isro. 

Mulyana juga menyambut positif peningkatan ketertarikan masyarakat pada slackline. 

Serupa dengan Isro, ia juga mengingatkan agar tak lupa menjaga keselamatan diri dan orang lain. "Jangan lupakan keselamatan, lalu ajaklah orang lain untuk mecoba kegiatan ini," ujar dia.  Oleh Ahmad Fikri Noor 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement