Ahad 21 Feb 2016 15:43 WIB

Danau Bulat dari Katingan

Red: operator

JAKARTA -- Danau Bulat di Desa Jahanjang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, menjadi salah satu destinasi dari tiga simpul ekowisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing maupun lokal.

"Tamu-tamunya ada yang dari Swedia, Belanda, Jerman, Australia, sedangkan domestik umumnya mahasiswa dari Jakarta atau Palangkaraya. Danau bulat ini memang untuk wisata," kata Ketua Simpul Ekowisata Kamipang Jonedi di Desa Jahanjang, Kalimantan Tengah, pekan lalu.

Jonedi mengatakan, Danau Bulat seluas 500 m2 ini termasuk dalam paket ekowisata Kamipang. Sedangkan, dua destinasi lainnya adalah Desa Baun Bango yang memiliki tradisi seni budaya masyarakat Dayak dan Desa Karuing yang memiliki pusat penelitian dan studi orang utan.

Danau Bulat memiliki air berwarna cokelat kemerahan yang berasal dari air lahan gambut. Pengunjung dapat bersampan, memancing, atau menikmati matahari terbit dan tenggelam.

Selain itu, tradisi sepak bola api di malam hari oleh masyarakat Dayak juga dapat menambah pengalaman berwisata di desa berpenduduk 725 jiwa ini. Nama Danau Bulat berasal dari seorang pendiri Desa Jahanjang bernama Mat Saleh Engkang. Ia mempunyai istri dari Suku Dayak Kapuas bernama Bunter.

"Mereka yang pertama kali menemukan danau ini. Kemudian dia (Mat Saleh) ingin pakai nama istrinya, Bunter. Bunter dalam bahasa Indonesia berarti bulat. Makanya sampai sekarang ada yang sebut Danau Bulat," ungkap Jonedi.

Sejak diresmikan sebagai destinasi simpul ekowisata Kamipang sejak 2010, Danau Bulat baru menarik sekitar 150 wisatawan asing dan dalam negeri.

Buat meningkatkan daya tarik, Dinas Pariwisata Kabupaten Katingan menambah dua pendopo atau gazebo di muara danau. Selain itu, dibangun pula tempat penginapan dengan tarif Rp150 ribu per malam untuk wisatawan asing dan Rp100 ribu untuk wisatawan lokal.

Waktu tempuh untuk sampai ke Danau Bulat sekitar 15 menit jalur Sungai Katingan ke arah hilir dengan transportasi kapal mesin ces atau klotok. Untuk jalur darat dapat ditempuh dengan jarak sekitar 185 km dari Palangkaraya menggunakan taksi reguler jika kondisi jalan memadai, di luar musim hujan.  antara, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement