Ahad 25 Oct 2015 15:01 WIB

Tromso dari Puncak Storsteinen

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, TROMSO--Cuaca dingin hari berikutnya sama halnya seperti kemarin. Hari itu saya berniat mengunjungi Gunung Storsteinen berdasarkan rekomendasi dari Andre. Menurut dia, memandang kota dari atas ketinggian puncak Gunung Storsteinen adalah hal yang wajib dilakukan jika berkunjung ke Tromso.

Keindahannya memang tidak kalah menariknya dengan aurora. Bermodalkan peta yang saya dapat dari pusat informasi wisatawan, pergilah saya menuju gunung yang tingginya hanya 421 mdpl ini.

Saat itu, dari apartemen Andre saya menggunakan bus menuju fjellheisenatau dalam bahasa Indonesia yang artinya kereta gantung. Ternyata, kita tak perlu bersusah payah mendaki untuk mencapai puncak Gunung Storsteinen. Di fjellheisendengan membeli tiket kereta gantung seharga 150 NOK untuk dewasa dan 110 NOK untuk harga mahasiswa atau setara sekitar Rp 185 ribu, saya sudah bisa sampai ke atas puncak gunung dalam waktu empat menit saja.

Di atas puncak Gunung Storsteinen terdapat kafe yang menyediakan makanan dan minuman sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan Kota Tromso sambil menyantap hidangan khas Norwegia. Ditemani teh hangat, saya menikmati Kota Tromso dari atas puncak Gunung Storsteinen.

Sebuah pemandangan yang luar biasa di bawah sana. Rumah-rumah terlihat kecil ditutupi salju putih dan jembatan Tromso yang indah dari kejauhan membuat saya betah berlama-lama di atas.  ed: Nina Chairani

Berjalan Keliling Pusat Kota

Untuk eksplorasi pusat Kota Tromso pun sangat asyik dilakukan dengan berjalan kaki. Ditambah suhunya yang sangat dingin membuat badan terasa lebih hangat jika berjalan. Di Tromso jalanan di pusat kotanya sedikit berbeda, tidak ada jalan-jalan sempit khas Eropa yang biasa saya temui seperti di kebanyakan negara Eropa yang lain.

Di pusat kota, kita dapat melihat bangunan-bangunan bergaya arsitektur Norwegia yang terbuat dari kayu dan kebanyakan dicat berwarna terang. Toko-toko cendera mata, kafe, restoran, dan toko pakaian ada di mana-mana.

Ada satu bangunan tua di tengah kota yang menarik perhatian saya saat itu, yaitu Gereja Tromso. Uniknya, bangunan gereja tua ini terbuat dari kayu, namun masih berdiri kokoh tanpa terlihat perlu renovasi. Andre bercerita bahwa gereja ini adalah gereja Protestan yang berada di paling utara belahan dunia.  ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement