Rabu 20 Jul 2016 14:00 WIB

GEMA MUKTAMAR III WAHDAH ISLAMIYAH- Perempuan Benahi Moral Bangsa

Red:

JAKARTA — Muslimah Wahdah Islamiyah menegaskan perempuan harus berperan aktif membenahi moral bangsa. Mereka harus maksimal membentuk kepribadian generasi penerus bangsa, agar menjadi insan bermanfaat.

Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Muslimah Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah, Ustazah Harisa Tipa Abidin, dalam Muktamar III Wahdah Islamiyah di Jakarta, Selasa (19/7).

Pihaknya berharap, muktamar kali ini dapat memperkuat peran perempuan dalam mendidik generasi penerus bangsa.  "Keluarga adalah benteng pertama untuk menjawab berbagai persoalan bangsa, dan Muslimah Wahdah Islamiyah berkomitmen meningkatkan kualitas ibu dan Muslimah secara umum," kata Harisa.

Ia menerangkan, Muslimah Wahdah Islamiyah telah 20 tahun lebih berdakwah dalam bidang sosial dan keluarga. Kadernya banyak menyebarluaskan strategi mendidik keluarga. Kemudian bagaimana mengasuh dan membentuk kepribadian anak sebagai generasi penerus bangsa.

Pihaknya berkeinginan agar anak tidak dilepaskan dari pemahaman keagamaan yang santun. Mereka nantinya dapat meneladani tokoh agama untuk menjalani kehidupan.

Pihaknya ingin institusi keluarga diperkuat dengan nilai agama yang mengajarkan kepribadian mulia. Hal ini dimaksudkan untuk menuntaskan sejumlah permasalahan moral bangsa, seperti lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), narkotika, dan seks bebas.

Harisa memaparkan, dakwah turut diterapkan lewat pemberian santunan, penyuluhan, pengajaran dan pelatihan. Ia berpendapat, langkah itu bertujuan menyeimbangkan edukasi yang didapatkan perempuan, baik aspek keterampilan maupun spiritual.

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, aspek spiritual dan rasional merupakan kesatuan dan pendekatan yang tidak bisa dipisahkan. Ia berharap, Muktamar III Wahdah Islamiyah dapat menjadi bagian dari penguatan aspek spiritualitas yang tengah dibutuhkan bangsa Indonesia.

Khofifah yang memberikan materi kepada ratusan Muslimah Wahdah Islamiyah, menekankan peran perempuan bagi bangsa. Ia meminta Muslimah Wahdah Islamiyah dapat memperluas dakwah Islam yang toleran dan santun, sebagai pegangan utama pembenahan moral bangsa. "Aspek spiritual jadi kekuatan dan ruh yang dominan," ujar Khofifah.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengaku cukup bangga dengan terbukanya kesempatan untuk perempuan, seperti untuk menjadi hakim peradilan agama. Menurut Lukman, itu merupakan salah satu contoh tingginya peranan perempuan di Indonesia, yang mungkin belum dilakukan negara Islam.

Untuk itu, Lukman menegaskan, peran perempuan sangat strategis untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa, terutama di tengah carut marutnya dunia Islam global. Ia mengingatkan, peningkatan peran perempuan memang harus dilakukan, karena sesuai dengan salah satu tujuan kehadiran agama Islam di muka bumi. "Islam hadir untuk menghargai keberadaan perempuan, Islam hadir untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan," kata Lukman.    rep: Wahyu Suryana, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement