Ahad 06 Mar 2016 20:38 WIB

KH Abdullah Umar Penggagas Ponpes Alquran di Semarang

Red: operator

Kiprah pemilik nama lengkap KH Abdullah Umar Al-Hafidz ini memajukan pendidikan tidak hanya dikenal masyarakat Tanah Air, tetapi juga dikenal hingga mancanegara. Selama kurang lebih dari 50 tahun, ia membaktikan diri untuk mencetak para kader penghafal Alquran yang andal.

Melalui Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur'an yang ia dirikan, tokoh kelahiran 16 Februari 1929 ini mengajak umat untuk menghafal Alquran seperti lembaga pendidikan Alquran lainnya, meski santrinya baru ada sekitar 20 orang yang mondok. 

Namun, pondok pesantren tersebut tidak membuat sistem pengajaran asal- asalan. Metode pengajaran menggunakan kombinasi dua sistem tradisional, yaitu halaqah (kolektif) dan sorogan (individual). 

Unsur kesederhanaan dan keikhlasan kiai selaku pengasuh dan pembimbing santri menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pesantren. Ini pula yang diterapkan oleh Kiai Abdullah. 

Untuk menampung para peminat menghafal Alquran, ia menyediakan ruang khusus di rumahnya yang dia tempati bersama keluarganya. Tidak ada pungutan uang mondok yang dibebankan kepada santri. 

Kiriman dari orang tua cukup digunakan untuk keperluan makan dan belanja masing- masing santri saja. Malahan, santri yang orang tuanya tidak mampu diberi bantuan oleh Kiai Abdullah selaku pimpinan pondok.

Setelah berlangsung kurang lebih setengah tahun, KH Abdullah berhasil mewisuda beberapa penghafal Alquran yang berasal dari berbagai daerah di nusantara, bahkan dari negara tetangga Malaysia dan Brunei Darussalam.

Dari generasi pertama itulah, minat masyarakat kian meningkat untuk memasukkan anak mereka ke pesantren di bawah Kiai Abdullah. Pada 1973, Pondok Pesantren Tahaffudhul Qur'an mulai menerima santri putri yang jumlahnya tidak lebih dari santri putra. 

Para santri putri mengambil tempat di Kampung Malang, tetapi itu hanya sementara karena pada 1985 semua berpindah ke belakang Masjid Besar Kauman, Semarang. 

Sejak saat itulah, banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, luar Jawa, bahkan hingga mancanegara. Bagaimanakah riwayat perjuangan Kiai Abdullah saat memajukan lembaga pendidikan menghafal Alquran? Simak kisah lengkapnya dalam rubrik "Mujaddid" edisi pekan depan.  c62, ed: Nashih Nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement