Ahad 07 Feb 2016 19:44 WIB

Sutini Islam Membuatku Terlahir Kembali

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,  Sutini memeluk Islam baru sekitar dua tahun lalu atau pada awal 2014. Bungsu dari lima bersaudara ini sebelumnya penganut agama Buddha. Perkenalan dengan Islam bermula saat ia sering mendengar diskusi antara teman-teman kerja mengenai agama mereka masing-masing. "Disitulah saya pertama kali mendengar tentang Islam, tetapi belum ada ketertarikan di sana," ujar Sutini kepada Republika, Selasa (2/2).

Perempuan berdarah Tionghoa ini menghabiskan masa kecilnya di Pekanbaru, Riau. Meski beragama Buddha, ia mengenyam pendidikan dari TK sampai SMU di salah satu sekolah Katolik terkenal di kota tersebut.

Pada 2001, Sutini pindah ke Jakarta dan mengambil kuliah manajemen di salah satu universitas swasta di Jakarta. Setelah lulus kuliah pada 2005, ia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi hingga 2007. Selama masa kuliah ini, ia juga sambil bekerja di perusahaan swasta di Jakarta.

Pada masa bekerja, perempuan 34 tahun ini sering diajak ke persekutuan doa agama Kristen oleh rekan kerja selama satu tahun. Pengalaman ini membuatnya mengenal tiga agama, yaitu Katolik, Buddha, dan Kristen.

Suatu waktu, ia mengaku terusik dengan sepenggal pertanyaan teman Muslim untuk membaca salah satu isi ayat kitab agama yang dari zaman sekolah sudah sering ia baca dan dengarkan.

Perempuan kelahiran Bagan Siapi-api ini mulai menemukan ada ketidaksesuaian dari apa yang ia pelajari selama bersekolah dengan apa yang sebenarnya tertulis di kitab tersebut.

Penemuannya itu, sampai membuatnya susah tidur, hilang nafsu makan, dan merasa keseharian di kantor dan rumah ada yang kurang hanya karena mendapati ketidaksinkronan antara temuannya itu dengan apa yang ia yakini selama ini. Dari situlah, ia mulai ikut berdiskusi dengan teman-teman.

Salah seorang teman Muslimnya memberikan Alquran untuk ia baca sendiri. Lantas, apa yang didapatkan Sutini seusai membaca Alquran terjemahan itu? Bagaimanakah kisah perjalanan Sutini mengenal Islam? Simak penuturannya dalam rubrik "Oase" edisi pekan depan. Oleh Marniati  ed: Nashih Nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement