Ahad 07 Feb 2016 16:50 WIB

Bilik Redaksi

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hafizhanallah

Pembaca yang dirahmati Allah SWT. Mengawali perjumpaan kita kali ini, redaksi mengupas tentang salah satu bukti kuat bercokolnya peradaban Islam di bumi nusantara, yaitu masjid- masjid tua yang berdiri tegak hingga saat ini.

Ada banyak teori tentang kapankah Islam di bumi nusantara, salah satu pendapat menyatakan, Islam datang pada abad ke-11. Selama menyebar di nusantara, Islam telah meningalkan peradaban yang sangat luar biasa, sebagiannya masih bisa ditelusuri hingga kini. Salah satu bukti kuatnya Islam di Tanah Air adalah masih berdirinya masjid-masjid kokoh, peninggalan generasi awal Islam di Indonesia.

Negeri Syam, kini Suriah, memiliki sejarah panjang. Peradaban datang silih berganti di negeri yang terkenal dengan julukan "permata dari timur" ini. Adapun penyebutan nama Suriah atau Syria pertama kali digunakan oleh seorang ahli ilmu bumi dan sejarawan Yunani yang bernama Strabo (63 SM-24 M). Menurut Strabo, Suriah yang dimaksud meliputi wilayah Timur dekat anatar Asia kecil dan Mesir yang dikuasai kerajaan Romawi.

Pada saat bangsa Arab menguasai kawasan tersebut pada abad ketujuh Masehi, mereka menamakannya Barr asy-Syam (Tanah Syam), asy-Syam (Utara), atau Bilad asy-Syam (Negeri Syam). Syam yang dimaksud adalah putra Nabi Nuh. Di kalangan orang-orang Eropa, nama Syria lebih sering digunakan daripada Suriah.

Pada rubrik "Kisah", redaksi mengulas tentang keteladanan dan sikap adil Nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman tak hanya diberikan kemampuan berkomunikasi de ngan golongan binatangan dan jin. Tetapi, ternyata putra dari Nabi Dawud tersebut juga di anugerahi kebijaksanaan dan sifat yang adil. Keadilan Sulaiman itu, seperti terungkap oleh Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, dalam tafsirnya yang berjudul "Tafsir al-Lathif al- Manan fi Khulashah Tafsir Alquran".

As-Sa'di menjelaskan surah al-Anbiya' ayat ke-79 turun untuk mengabadikan kebijaksanaan Nabi Sulaiman. `'Maka, Kami telah mem berikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka (Daud dan Sulaiman) telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung- burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan, kamilah yang melakukannya.''

Sementara, keindahan Alcazar Jerez de la Frontera menarik dibahas dalam rubrik arsitektur. Bangunan bersejarah yang berlokasi di Jerez de la Frontera atau biasa disebut Xerez ini, termasuk dari sekian banyak bangunan indah warisan Islam di Spanyol, Alcazar Jerez de la Fronteralah, bangunan paling tua di Spanyol karena ia dibangun pada abad ke-11. Meski sudah berusia ratusan tahun, bangunan ini tetap memancarkan karya seni yang sangat mengagumkan bagi penikmatnya.

Sedangkan, dalam rubrik "Dunia Islam", redaksi membahas perkembangan pariwisata halal di Jepang. Tahun demi tahun, Islam semakin kuat mengakar di tengah masyarakat Je pang. Jepang kini adalah rumah bagi seki tar 100 ribu Muslim. Sebanyak 10 persen di antaranya adalah penduduk asli Jepang, sedangkan sisanya adalah warga asing dari Jepang.

Kendati berorientasi ekonomi, kebijakan menggenjot aspek wisata syariah ini membuka celah penyebaran Islam. Kepentingan Jepang menarik lebih banyak wisatawan Muslim merupakan arus baru yang mengakrabkan Islam kepada rakyat negeri Sakura. Mengandalkan zona ramah untuk Muslim (Muslim friendly zone), berbagai fasilitas dibangun bagi para wisatawan Muslim.

Foto kakek yang satu ini terpampang jelas di buku belajar membaca Alquran Iqro. Dialah KH As'ad Humam sang penemu metode membaca Alquran yang populer pada era 90-an dan bahkan masih berjaya hingga sekarang. Pola pengenalan Alquran yang ditawarkan sangat brilian, mendobrak kebuntuan cara belajar Alquran ketika itu.

Metode ini pun mendapat respons positif dari Muslim Tanah Air, bahkan dampaknya dirasakan nyata secara luas di dunia internasional, terutama kawasan Asia Tenggara. Metode ini di nilai memiliki banyak kelebihan, seperti kemudahan dan akurasi. Penjelasan tentang sosok Kiai As'ad bisa disimak dalam rubrik "Mujaddid".

Menutup perjumpaan kita kali ini, redaksi mengangkat kisah perjalanan spiritual, Kareem Abdul Jabbar. Meski sudah 40 tahun memeluk Islam, hingga saat ini masih banyak pihak yang menanyakan alasan mengapa pria berdarah Afrika ini memilih agama Muhammad SAW ini sebagai jalan hidupnya. Ia memutuskan menjadi mualaf pada 1971.

Keputusan pemilik nama Islam Kareem Abdul-Jabbar menganut Islam bukan perkara ringan. Ia tengah berada dalam puncak karier di dunia perbasketan. Ia termasuk tim basket perguruan tinggi terbaik di Amerika, yakni UCLA.

Ia begitu terkenal dan selalu menjadi sorotan media. Tapi, meski berada di puncak po pularitas mantan pemain terbaik National Basketball Association (NBA) ini menemukan ketidaknyamanan. Bagaimanakah kelangkapan kisahnya? Simak dalam rubrik "Oase". Semoga bermanfaat. Hadannallahu waiyyakum ajma'in.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement