Ahad 24 Jan 2016 19:42 WIB

Abdul Halim Mahmud Imam al-Azhar Pelestari Tasawuf

Red: operator

"Setiap reformasi dimulai dengan ilmu pengetahuan dan agama. Apakah kita mulai jalan reformasi dari sudut pandang ilmu pengetahuan teoritis, baik pada tingkat pribadi atau pada tingkat masyarakat atau dari bahan atau ilmu empiris, upaya kita harus dijiwai dengan tujuan. 

Tujuan ini merupakan kewajiban Islam, sebagai ilmu harus menjadi dasar untuk jalan menuju Tuhan dan pengetahuan adalah suatu bentuk ibadah dan bentuk jihad."

Kutipan imam besar al-Azhar Syekh Abdul Halim Mahmud ini patut diresapi karena di dalamnya sarat dengan tuntunan bagi siapa saja yang semangat dengan agenda parubahan atau reformasi di segela lini. 

Dalam kutipannya itu, penyabet gelar doktoral dibidang ilmu tasawuf dari Universitas Sorbonne, Paris, Prancis, itu mengingatkan kepada umat Islam bahwa reformasi itu mesti diawali dengan ilmu tauhid agar hasil dari reformasi yang merupakan salah satu tujuan Islam terhitung sebagai jihad di jalan Allah SWT. 

Konsep agenda reformasi yang minim dengan ilmu pengetahuan malah minimbulkan kerusakan, bahkan tujuan untuk mendepatkan perubahan tidak sama sekali tersentuh jika agen da reformasi ini minim ilmu pengetahun agama.

Pemikiran tokoh yang masih memiliki garis nasab dengan Ali bin Abi Thalib dari jalur sang ayah ini dikenal moderat. Meski demikian, selama menjabat institusi al-Azhar dari 1973 hingga 1978 itu, ia tetap memberikan pendekatan modernisasi dalam universitas tertua dunia Islam tersebut. 

Ilmu pengetahuan umum diserap sebagai kajian wajib dan terintegrasi dalam ilmu yang tak terpisahkan dari agama.

 Selain dikenal progresif, tokoh kelahiran desa Al Salam, 50 kilometer utara timur dari Kairo, Mesir, pada 12 Mei 1910 ini juga banyak dikenang sebagai pelestari tasawuf di tengah-tengah modernitas. Ini setidaknya terlihat dari karya-karyanya yang segudang di bidang ilmu olah spiritual tersebut. 

Kepakarannya dalam tasawuf itu pun menempatkannya sebagai ulama berpengaruh di Mesir pada 1910-1978. Bagaimanakah riwayat kehidupan dan keteladanannya, simak uraian lengkapnya dalam rubrik "Mujaddid" edisi yang akan daaing.c62, ed: Nashih Nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement