Ahad 13 Dec 2015 13:00 WIB

Ketika SANGKAKALA Ditiup Al-Ahwal

Red: operator
Kiamat (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Ketika SANGKAKALA Ditiup Al-Ahwal

Oleh Nashih Nashrullah 

Kitab ini spesifik membahas kiamat. 

Yazid ar-Raqasyi, seorang bijak yang hidup pada abad pertengahan, pernah berkomentar tentang pentingnya persiapan menghadapi kematian dan hari pembalasan, kiamat. Ia berkata pada dirinya sendiri yang kurang lebih bermakna introspeksi. Ia sadar, kelak setelah mati, siapakah yang akan shalat dan berpuasa untuknya? Karena itulah, menangislah kalian semua bila kesempatan hidup tak digunakan sebaik-baiknya.

 
 
Menyadari keberadaan hari pembalasan yang begitu dahsyat, seorang cendekiawan kelahiran Baghdad, Ibn Abi ad-Dunya, mengarang sebuah karya khusus yang mengupas tentang apa dan bagaimana gambaran tentang hari kiamat tersebut.
 
Tokoh bernama lengkap Abdullah bin Muhammad bin Abid bin Sufyan bin Qais, Abu Bakar bin Abi ad-Dunya al-Baghdadi al-Qurasyi, melalui kitabnya yang berjudul Al-Ahwal, tampaknya ingin menyampaikan satu pesan bahwa persiapan mutlak dilakukan untuk menghadapi hari itu. Hal ini ia lakukan karena, menurut pengamatannya, umat manusia kian lalai dengan dahsyatnya kiamat dan segala apa yang terjadi berikutnya.

Kehadiran kitab ini barangkali bukan karya pertama yang mengupas tentang hari kiamat. 

Teks-teks keagamaan menyangkut hari yang tak diketahui kapan datangnya itu banyak didapati dalam Alquran atau hadis-hadis yang termaktub di berbagai kitab hadis utama. 

Tetapi, bagaimanapun, kitab ini lebih unggul lantaran karya yang naskah manuskripnya diperoleh dari Perpustakaan ad-Zhahiriyah, Damaskus, Suriah, ini diklaim sebagai kitab yang pertama kali fokus dan secara spesifik mengumpulkan ayat, hadis, dan perkataan golongan salaf berkaitan dengan kiamat.

Total, ayat yang berhasil dituliskan dalam kitab ini sebanyak 113 ayat. Jumlah hadisnya mencapai 90 hadis dengan segala status dan derajat hukumnya. 

Sedangkan, perkataan salaf dengan ragam status validitasnya berjumlah 176. Oleh tokoh yang lahir pada 208 H itu, berbagai teks tersebut kemudian dibagi ke dalam tujuh bab utama.

Mengawali pembasahan kitabnya, Ibn Abi ad-Dunya yang terkenal fasih dan sastrawan itu mengemukakan tentang pentingnya memunculkan kesadaran bahwa kiamat seakan-akan datang tak lama lagi. Sikap ini akan membantu untuk lebih giat lagi berbuat kebaikan.

 
Ia pun menyitir hadis yang menyeru untuk serius beribadah karena tujuh hal. Salah satunya ialah akan datangnya kiamat sebagai peristiwa yang teramat mengerikan lagi pahit. Masih dalam hadis yang sama, keenam hal lainnya itu ialah menunggu kecuali kemiskinan yang dilupakan, kekayaan yang menyesatkan, sakit yang membinasakan, kepikunan yang meniadakan, kematian yang disiagakan, Dajjal sebagai makhluk terjahat yang ditangguhkan kedatangannya.

Kian dekat Selain hadis tadi, ulama yang pernah mengajar al-Muktafi Billah, khalifah ke-18 Dinasti Abbasiyah itu, mengutip pula sebuah hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah. 

Dalam hadis riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah mengisyaratkan kian dekatnya kiamat.

Nabi SAW mengibaratkannya jarak waktu terjadinya kiamat dengan dua jari, telunjuk dan jari tengah. Dan, begitu menyebut persoalan kiamat, ekspresi wajah Rasulullah mendadak berubah. 

Mukanya memerah seperti saat ia memberi instruksi kepada para tentaranya untuk berperang.

Bahkan, konon, hari kiamat dijadikan bahan ejeken oleh orang kafir. Mereka meledek Rasulullah dengan menanyakan berulang kali kepada beliau kapankah kiamat akan datang? Untuk menjawab pertanyaan itulah, turun ayat 43-44 surah an- Nazi\'at: 

\"(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya. Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).\"

Kehadiran kiamat yang seakan menghampiri umat manusia itu pun memotivasi para salaf untuk meningkatkan kesalihan pribadi. Mereka tak menyia-nyiakan waktu dan sisa hidup yang dimiliki. Suatu saat, al-Ahnaf bin Qais hendak berpuasa sunah. Ia pun ditanya perihal alasannya kerap menjalankan puasa itu.

Al-Ahnaf menjawab, amalan puasa yang ia lakukan adalah bekal dan tabungan berharga untuk menghadapi hari dengan tingkat kedahsyatan dan kengerian luar biasa. Ia pun membaca ayat ke-11 surah al-Insan, \"Maka, Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.\" 

Ibn Abi ad-Dunya kemudian menyebutkan tips sederhana yang bisa dilakukan seseorang untuk mengetahui gambaran tentang kiamat. Cara itu tergambar dalam hadis riwayat Abdullah bin Umar. 

Rasulullah menyebutkan, jika hendak mendapatkan gambaran singkat tentang visual hari kiamat, ada baiknya ia membaca beberapa surah Alquran, antara lain, surah at-Takwir, \"Apabila matahari digulung. 

Dan, apabila bintang-bintang berjatuhan. Dan, apabila gunung-gunung dihancurkan.\" 

Trompet Di bagian lain dari kitabnya, Ibn Abi ad- Dunya yang merupakan murid dari Sa\'id bin Salman menyebutkan tentang dalil-dalil yang menguatkan trompet (as-shuur) kiamat. Sebuah riwayat menyebutkan, alat itu terbuat dari bahan semacam tanduk binatang. Apa dan bagaimana tak bisa diketahui pasti. Yang jelas, trompet akan digunakan sebagai pertanda hari kiamat benar- benar telah datang.

Tak disebutkan, siapakah nama malaikat yang bertugas meniup trompet itu (di riwayat lainnya nama Israfil mengemuka sebagai malaikat yang ditugasi untuk meniup trompet). Hanya ada keterangan bahwa di sebelah kanan malaikat tersebut berdiri Jibril dan sebelah kirinya Mikail. Sang peniup sangkakala itu, sebagaimana disebutkan riwayat lainnya, tengah siap sedia menjalankan tugasnya.

 
Begitu instruksi peniupan diberikan, ia segera melaksanakannya. Berapa lama jarak antara amar dan pelaksanaannya? Tak perlu tempo lama, bisa jadi kecepatan pelaksanaannya sebelum kelopak mata berkedip. Apa yang bisa diperbuat jika saat itu datang? Rasulullah menyebutkan dalam riwayat lainnya, saat sangkakala ditiup, hanya doa, \"Hasbunallah wa ni\'mal wakil (Cukuplah Allah penolong dan pelindung bagi kami).\"

Rasulullah, dalam riwayat lainnya, memberikan gambaran situasi dan kondisi saat trompet yang diciptakan Allah setelah terciptanya langit dan bumi itu ditiup. Trompet tersebut dipercayakan kepada Israfil. Dan, siap sedia berada di bibirnya. 

Suasana kala itu sangat mengerikan dan dahsyat. 

Trompet ditiup sebanyak tiga kali.

Tiupan pertama adalah sebuah peringatan dan kejutan. Tiupan kedua adalah untuk menghilangkan kesadaran atau pingsan. Dan yang ketiga, segenap manusia kembali dibangunkan untuk menghadap Sang Pencipta. Saat trompet dibunyikan pertama kali, atas perintah Allah, Israfil meniupkannya.

Seisi dunia kaget dan terkejut. Mereka porak- poranda. Saling berlarian. Tak ada tempat sembunyi. 

Suara trompet sangat keras. Tanah tempat makhluk berpijak bergerak. Laksana perahu yang diombang- ambingkan ombak. Ibu hamil pun seketika itu juga melahirkan, anak yang tengah menyusui berhenti, di sudut lain, setan mencoba melarikan diri. Para malaikat mengetahuinya, wajah mereka pun ditampar, kemudian para setan tak berkutik dan kembali.

Manusia mencoba bersembunyi. Keluarlah panggilan berseru saat mereka mencoba berpa- ling, \"(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada seorang pun yang menye- lamatkan kamu dari (azab) Allah.\" (QS al-Mukmin [40]: 33). Mereka melihat ke atas, langit telah digulung, planet dan bintang berjatuhan, tak ada tempat berlari. \"Mereka yang mati tidak merasakan kengerian kiamat itu,\" sabda Rasulullah SAW. 

Rasulullah SAW mengisyaratkan kian dekatnya kiamat ibarat jarak waktu terjadinya kiamat sedekat dua jari, telunjuk dan jari tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement