Ahad 22 Nov 2015 17:52 WIB

Mulakan Aktivitas dengan Basmalah

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Judul yang sudah tidak asing lagi dari pendengaran kita. Namun, terkadang banyak orang yang belum mendalami lebih dalam lagi makna yang terkandung dalam judul di atas.

Apalagi, sekadar tahu maknanya tidak cukup, tetapi akan lebih baik lagi jika benar-benar selalu diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Muhammad Quraish Shi hab menjelaskan, dalam sebuah artikelnya, bah wa sanya kata bi yang diterjemahkan "dengan", oleh para ulama dikaitkan dengan kata "memulai" sehingga pengucap basmalah pada hakikatnya berkata, "Dengan (atau demi) Allah saya memulai (pekerjaan ini). Apabila kita menjadikan pekerjaan kita "atas nama" dan "demi" Allah, pekerjaan tersebut tidak mengakibatkan kerugian pihak lain. Karena, seketika itu kita telah membentengi diri dan pekerjaan kita dari godaan nafsu serta ambisi pribadi.

Beliau juga mengatakan kata bi di sini dikaitkan dengan "kekuasaan dan pertolongan". Si pengucap tadi menyadari sepenuhnya bahwa pekerjaan yang dilaksanakannya atas kodrat (kekuasaan)

Allah. Kemudian, kata pertolongan di sini berarti si pengucap benar-benar sepenuhnya memohon pertolongan-Nya untuk menyelesaikan pekerjaan tadi.

Sehingga, dengan kata "kekuasaan dan pertolongan" ini, kita sebagai si pengucap akan tertanam rasa kelemah an di hadapan Allah SWT, na mun pada saat itu juga ter tanam rasa percaya diri, kekuatan, dan optimisme kare na kita memperoleh bantuan dari-Nya.

Allah adalah sumber segala kekuatan sehingga ketika suatu pekerjaan itu dilakukan karena Allah, segala sifat keindahan itu akan berbekas pada pekerjaan itu sendiri karena hakikatnya, pemilik segala sifat keindahan hanyalah milik Allah. Subhanallah begitu indahnya satu kalimat "bismillah", selain mendapatkan pertolongan, si pengucap basmalah tadi juga akan mendapatkan curahan rahmat dari-Nya.

Betapa meruginya kita jika tidak memulai segala hal dengan basmalah. Begitu hebatnya kalimat ini dengan segala makna yang terkandung sekaligus menjadikan niat di dalam hati lebih mendalam lagi "just for Allah".

Dinka Wijayanti

Mahasiswi UNIDA Gontor Fakultas Ushuluddim

Inspirasi dari Nenek

Hari ini, sembari menunggu penyusunan video visualisasi mimpiin spiranessia detected circle yang saya buat semenjak pascanonton film The avenger 2: Age of Ultron, saya terpikir membuat sebuah tulisan berdasarkan pengalaman saat saya pulang dari acara Kemah Kita di Yogyakarta. Inspirasi pada leadership tour kali ini sangatlah berbeda dari inspirasi yang biasanya saya dapat. Inspirasi dari seorang nenek pedagang nasi yang sangat mulia.

Ceritanya, saat saya pulang dari Yogyakarta, saya tidak lang sung pulang ke Rumah Kepemimpinan Bo gor. Melainkan, saya berbelok ke Rumah Kepemimpinan Jakarta. Seperti biasa, orang pertama yang langsung menerima dan welcome kepada saya adalah Rayhan (Universitas Indonesia 2012), presiden Rumah Kepemimpinan Jakarta. Karena me rasa terlalu capek, saya akhirnya memilih is ti rahat lebih lama di tempat yang berisikan mahasiswa UI itu.

Pukul 09.00 WIB, Rayhan mengajak saya ke sebuah warung yang katanya warung favorit anak PPSDMS karena saya tidak berdomisili di sana, akhirnya saya menuruti saja perkataan sahabat terbaik UI saya ini. Katanya warung ini bisa dikatakan sangat murah kalau untuk ukuran daerah Depok.

Kami berjalan ke depan asrama. Jarak asrama ke warung tersebut tidak terlalu jauh. Pada saat saya sampai, saya melihat warung sederhana dengan satu meja bundar, dua meja persegi, satu televisi, dan satu kulkas.

Saya mengambil lauk yang banyak, termasuk tongkol yang merupakan makanan favorit saya. Tempatnya nyaman sekali, bersih, dan diatur sedemikian rupa di depan televisi 14 inci berwarna silver dan hitam. Di meja bundar itu ada satu stoples kue enak.

"Yan, nih kalau mau, makan aja. Ini gratis."

Sontak, saya kaget, kok saya makan di rumah makan serasa makan di rumah sendiri? Tak lama kemudian, datanglah em pat anak PPSDMS UI dan satu anak PPSDMS UNAIR. Di sana kami saling sapa. Sambil lanjut lagi makan, tiba-tiba ada seorang anak PPSDMS UI yang berteriak "Nek, minta air dinginnya ya." Ia langsung meng ambil air minum dingin itu dari kulkas.

"Han, itu juga buat yang beli makan di sini?" tanya saya sam bil heran.

"Iya, Yan, itu memang buat kita. Baik bangetkan ibunya?"

Akhirnya, Rayhan menceritakan bahwa nenek penjaga nasi ini mempunyai usaha rumah makan bukan karena ingin uang dan keuntungan, melainkan karena ingin mengisi kekosongan.

Nenek ini akan berdagang ketika beliau mood berdagang dan tidak akan berdagang ketika tidak mood untuk berdagang. Sang nenek pun sangat ikhlas dalam melayani para pembeli makan di sana. Sifat nenek yang baik, fasilitas nyaman, dan makanan enak nan murah menjadikan warung ini benar-benar menjadi warung nasi pencari berkah.

Ya Allah, di tengah tantangan zaman seperti ini, masih saja ada orang-orang baik seperti beliau. Di sana, akhirnya saya menyadari bahwa ternyata di tengah-tengah pelambatan ekonomi ini, masih ada orang-orang yang ikhlas dalam berdagang. Semoga Allah SWT memberikan beliau rezeki yang banyak dan beliau bisa disehatkan selalu. Amin.

Ryan Frizky

Peserta Rumah Kepemimpinan PPSDMS VII.5 Founder Inspiranessia | Founder Desain untuk Negeri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement