Ahad 25 Jan 2015 19:21 WIB

KSEI Tazkia Kaji Prospek Ekonomi Syariah 2015

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Mahasiswa Sekolah Tinggi Eko nomi Islam (STEI), Tazkia, mengkaji pertumbuhan ekonomi syariah 2015.

Melalui Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Progres mahasiswa STEI, Tazkia melaku kan kajian Sharia Economic Outlook 2015.

Bekerja sama dengan Andalusia Islamic Center, pembahasan Sharia Economic Outlook 2015 ini mengundang pakar ekonomi syariah, Hendri Tanjung. Ia menegaskan, ekonomi syariah merupakan isu ekonomi yang telah mengglobal.

Bukan hanya menjadi perhatian kalangan umat Islam, namun juga negara-negara yang selama ini menjalankan lembaga-lembaga ekonomi konvensional. Karenanya, kata dia, ketika membahas ekonomi syariah, hal ini berarti kita telah turut serta dalam dakwah Islam agar perekonomian dunia saat ini berada pada `shirathal mustaqim', sesuai dengan syariat Islam.

Hendri menjelaskan, pada 2013 perbankan syariah Indonesia berada pada peringkat kesembilan setelah Turki. Jumlah perbankan syariah per Desember 2014, yakni 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah, 163 bank perkreditan rakyat syariah. Evaluasi pertumbuhan perbankan syariah 2014 mencakup pembiayaan sejumlah 36 persen, dana pihak ketiga 35 persen, asset 40 persen, deposito 62,38 persen, dan murabahah 59,76 persen.

Ia mengatakan, Masyarakat Eko nomi Syariah (MES) memperkirakan pertumbuhan asuransi syariah 2015 pada ranah optimis akan tumbuh lebih dari 20 persen, moderat 15-20 persen, dan pesimis kurang dari 15 persen. Secara keseluruhan, asuransi syariah di Indonesia optimis akan tumbuh 20 persen. Tren ini juga terlihat pada sektor keuangan mikro syariah, pasar modal syariah dan sektor zakat.

Melihat outlook perbankan syariah pada 2015, saham syariah, kinerja IHSG akan diprediksi terus meningkat di 2015 dengan berbagai alasan.

Menurut dia, pertumbuhan sukuk di 2015 masih akan dimotori oleh sukuk negara (SBSN) dengan prediksi meningkat karena tingginya permintaan.

Pada reksadana syariah, daya saing manajer investasi perlu ditingkatkan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Pada Industri nonkeuangan syariah juga memiliki potensi yang cukup besar pada tahun 2015. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya tren-tren syariah pada industri-industri halal di Indonesia. Dan secara keseluruhan, menurut Hendri, tren pertumbuhan ekonomi syariah 2015 di Indonesia mengarah pada optimistis.

"Kalaulah `roh perjuangan islam' itu tetap ada, maka semakin banyak masyarakatnya ingin berjihad menegakkan ekonomi Islam demi kesejahteraan sosial manusia," ujarnya. Oleh Amri Amrullah  ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement