Ahad 12 Oct 2014 19:20 WIB

Maria Clara Castellar, Islam adalah Takdirku

Red: operator

Orang pertama yang Maria Clara Castellar beri tahu ketika ia telah berikrar syahadat adalah ibundanya.Tinggal di Cartagena, Kolombia, Castellar besar dalam lingkungan keluarga dengan tradisi konservatif yang berlaku di Katolik.

Sebelum menyatakan Muslimah, meski masih berusia 21 tahun, Castellar sangat rajin pergi ke gereja. Bahkan, ia membantu di sekolah Katolik selama enam tahun. Tentu saja tujuannya untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Tapi, selama itu pula ia tidak bisa merasakan sesuatu yang lebih.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Dok Pri

"Saya mengakui bahwa saya benar-benar hilang," kata Castellar seperti dilansir dari Ifoundislam.net pada Senin (22/9).

Keputusannya menjadi mualaf didukung sepenuhnya oleh sang ibu. Awalnya, Castellar tidak memahami ucapan selamat yang diberikan ibunya. Namun, akhirnya mengerti ibunya senang, Castellar menemukan Tuhan dalam hatinya.

Dari sekolah, Castellar mempelajari soal Islam. Ia mengambil salah satu kelas yang diajar oleh guru favoritnya. Kelas yang berbicara tentang Islam dan isu-isu lain dari Islam sebagai subjek.

Castellar mulai membaca dan terkejut melihat halaman demi halaman sejumlah buku, menggambarkan Islam sebagai agama damai. Agama yang mengantarkan seseorang menemukan Tuhan, cinta, dan kebahagiaan.

Ketika mempelajari Islam, Castellar mengakui dirinya menemukan banyak jawaban atas pertanyaannya selama bertahun-tahun."Saya sedang mencari Tuhan dalam hidup saya. Saya mencari Islam," ujar dia.

Setelah itu, Castellar memutuskan untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Bahkan, ia memilih mengambil tema yang berhubungan dengan Islam untuk menyelesaikan tugas akhirnya di sekolah.

Ibunya juga membelikan banyak buku tentang Nabi Muhammad SAW dan yang paling penting Alquran pertamanya. Ia juga berkonsultasi dengan pembimbingnya yang banyak mengirim materi Islam.Guru pembimbingnya juga merekomendasi kan sebuah buku berjudul The Girls of Riyadh.

"Aku punya banyak informasi, tapi ada sesuatu yang masih hilang," tutur Castellar. Simak perjalanan Castellar mencari hidayah Islam dalam rubrik "Oase" edisi yang akan datang. rep:c70, ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement