Ahad 12 Oct 2014 18:30 WIB

Islam di Finlandia Bersatu dalam kedamaian

Red: operator

Area pemakaman Islam sulit ditemukan di Finlandia.

Memiliki kawasan yang membentang luas, Finlan dia menempati urutan kedelapan dalam jajaran negara-negara dengan luas wilayah terbesar di Eropa.

Finlandia terkenal dengan sistem pendidikan terbaik di Eropa. Terletak di kawasan Eropa Utara, Finlandia mempunyai karakter iklim musim panas yang hangat dan musim dingin yang beku.

Bahasa nasional negara yang beribu kotakan Helsinki adalah Finnish atau Suomi. Sedangkan, bahasa Swedia menjadi bahasa kedua dalam keseharian penduduk setempat. Namun, penguasaan masyarakat terhadap bahasa Inggris cukup baik. Umumnya, di kalangan anak- anak muda, pelajar, dan pekerja-pekerja di perusahaan internasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto-foto:wikipedia.com

Demografi penduduk berdasarkan ke ya kinan menunjukkan pada 2011, dari total 5,5 juta penduduk Finlandia, se banyak 78 persen di antaranya menganut Kristen (Evangelical Lutheran), 1,1 persen merupakan pemeluk Kristen Ortodoks, dan 1,5 persen lainnya adalah penganut agama minoritas yang terdiri atas Islam, Yahudi, dan lain-lain. Sekira 20 persen sisanya memilih tidak memiliki afiliasi agama apa pun.

Islam adalah agama minoritas di Finlandia. Dengan jumlah penganut sebesar 50 ribu-60 ribu jiwa. Sebagian besar dari mereka tinggal di kawasan Finlandia Selatan.

Dalam struktur pemerintahannya, Fin lan dia termasuk negara yang memberi kan kebebasan beragama bagi warganya. Se hingga, meski Islam adalah minoritas, Musl im Finlandia dapat beribadah dengan leluasa.

Tak ada batasan ruang gerak untuk Muslim yang ingin menjalankan shalat Jumat, shalat Id, berhijab, bahkan para pedagang yang ingin menyediakan makanan halal. Tak heran bila ikan salmon, bagi Muslim Finlandia, selain merupakan mesin penghasil uang terbesar, juga dijadikan sebagai makanan alternatif yang terjamin kehalalannya.

Umat Islam di Finlandia juga tidak kesulitan mendirikan masjid. Mereka berhasil mendirikan sekira 18 masjid di Finlandia. Sebagian besar memang bangunan biasa yang dialihfungsikan menjadi masjid. Masjid-masjid itu diguna kan oleh banyak komunitas Muslim untuk kegiatan-kegiatan ibadah.

Didominasi imigran Islam masuk ke Finlandia pada 1870- 1920. Saat itu, imigran Muslim The Baltic Tatars (asal Turki) yang berprofesi sebagai pedagang dan tentara tiba di Finlandia pada akhir abad ke-19. Mereka kemudian membawa anggota keluarganya untuk bersama-sama menghuni kawasan Finlandia.

Dalam waktu singkat, para imigran Muslim yang jumlahnya tidak sedikit tersebut membentuk perkumpulan pada 1925. Terbentuklah Asosiasi Muslim Finlandia (Finnish Islamic Association).

Sayangnya, komunitas ini hanya menerima orang-orang yang berkebangsaan Tatar atau Turki sebagai anggotanya. Jumlah anggota mereka hingga kini diperkirakan mencapai 1.000 Muslim Tatar.

Gelombang imigran yang kebanyakan adalah Muslim terus mengalami pening katan signifikan pada awal 1990-an. Satu persatu masjid dan organisasi komuni tas Muslim bermunculan. Pada 1996, tercetuslah ide dari kelompok-kelompok tersebut untuk bersama-sama membentuk komunitas Muslim baru. Komunitas Mus lim modern di Finlandia yang lebih kooperatif dan muncullah nama The Federation of Islamic Organizations in Finland.

Meski kaum minoritas, ada puluhan komunitas Muslim independen yang ber diri di Finlandia. Selain Finnish Islamic Association (milik suku bangsa Tatar) dan The Federation of Islamic Organizations in Finland pada 1987 berdiri pula komunitas Muslim yang menamakan diri mereka The Islamic Society of Finland atau Masyarakat Islam Finlandia. Anggotanya didominasi warga kebangsaan Arab yang menjadi warna negara Finlandia.

Komunitas Muslim tersebut memiliki masjid di daerah Helsinki, Tampere, dan Lahti. Namun, satu-satunya bangunan yang memang didirikan sebagai masjid bukan hanya bangunan alih fungsi, terle tak di Jarvenpaa.

Di Helsinki, masyarakat memiliki masjid dan sekolah Alquran. Di daerah yang menjadi ibu kota Finlandia tersebut, saat ini berdiri Helsinki Islamic Center. Lembaga ini beranggotakan 2.000 Muslim.

Tidak semua Muslim di Finlandia menjadi anggota resmi suatu komunitas atau kelompok tertentu.Sebagian besar masjid menggunakan beragam bahasa. Namun, bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa Inggris dan Finlandia. Saat melakukan kegiatan keagamaan di masjid, bahasa Arab yang paling mendominasi.

Finlandia memberikan kebebasan menjalankan ibadah bagi tiap pemeluk agama, tak terkecuali Islam yang berkembang pesat dan dinamis.

 

 

 

 

 

 

 

 

Mendamba Area Pemakaman Muslim

Meski pemerintah memberi kebebasan untuk menjalankan ibadah bagi umat Islam, Muslim Finlandia masih kesulitan dalam mencari tempat pemakaman, tentunya area yang laik untuk menguburkan jenazah sesuai syariah Islam. Terutama, untuk Muslim Finlandia di wilayah Uusimaa. Pencarian lokasi pemakaman yang dimulai sejak 2008 belum membuahkan hasil.

"Anda pasti akan berpikir pemakaman mudah ditemukan di Uusimaa," kata Wakil Ketua Dewan Islam Finlandia Pia Jardi seperti dilansir dari OnIslam.net, Rabu (13/8).

Padahal, ungkap Jardia, usaha umat Islam mengajukan proposal di 16 kota yang berbeda dan kota-kota di wilayah Uusimaa, Finlandia Selatan, untuk sebuah pemakaman Islam tak membuahkan hasil. Bahkan, mereka menyewa seorang konsultan untuk mendapatkan sebidang tanah. Namun, tak satu pun dari tawaran ini yang terbukti berhasil.

Jardi menjelaskan, selama ini telah memberi banyak penjelasan kepada Dewan Kota tentang Islam dan pemakamannya sendiri. Namun, anggota Dewan Kota mengklaim tanah di kota mereka tidak ada yang cocok dijadikan makam Islam. Ia menduga, alasan sebenarnya karena sikap dingin warga mayoritas terhadap umat Muslim.

"Mungkin itu ada hubungannya dengan kurang nya kemauan politik (non-Muslim)," ujar Jardi. Ia menilai, masalah sebenarnya terletak pada ko ta-kota besar yang tidak memberikan fasilitas semacam itu.

Selama bertahun-tahun, Muslim Finlandia harus rela menguburkan sanak saudaranya yang meninggal di `bagian Muslim' yang menyatu di area pemakaman Gereja Lutheran.

Beberapa kasus menunjukkan orang meninggal terpaksa dikubur di luar negeri meski keluarganya tidak mampu. Itu karena tidak ada kuburan yang cocok di kota mereka sendiri. "Kaum Muslim di sini ingin memiliki pemakaman Islam," tutur Jardi.

rep:c70, ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement