Ahad 21 Sep 2014 17:45 WIB

Harmoni Alam untuk Kelangsungan Hidup

Red: operator

Manusia adalah kunci utama menjaga alam.

Peradaban dapat di definisikan sebagai akibat interaksi antara manusia, alam, dan kehidupan. Itu berarti, peradaban muncul akibat ter jadinya respons manusia terhadap alam semesta. Sejarah pun mencatat keterkaitan yang erat antara ma nusia dan alam.

Mehmet Has dalam jurnalnya, Relationship Between Natural Resources and Human Civilization, mengungkapkan, sejak 5000 sebelum Masehi, manusia menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya alam.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:edwin dwi putranto/republika

Mereka sengaja membentuk peradaban dan menetap di wilayah dengan sumber daya alam yang memadai, seperti di lembah sungai. Kawasan ini cocok untuk pertanian dan peternakan.

Proses pertanian dan irigasi di Mesopotamia dan Mesir menunjukkan kemampuan manusia untuk mengendalikan air sungai. Air sungai juga dimanfaatkan untuk pertanian dalam skala besar. Peradaban awal terletak di tepi sungai-sungai besar, seperti Sungai Nil, Tigris dan Eufrat, Indus dan Hwang Ho.

Kecenderungan yang sama juga bisa dilacak dari perluasan pembangunan.Konsenstrasinya berada di bagian utara, seperti Zawi Chemi Shanidar dan Shanidar di Northeast Rawanduz, Karim Rihanna, Qalat Jarmo, Hassuna dan Tell Arpachiya di Mesopotamia, Mesir Utara dan Mesir Selatan, dan Indo-Iran. Lokasi permukiman sendiri di sekitar daerah pertanian dan lembah-lembah, juga sungai. Sungai dipilih lantaran menyediakan sumber air minum, makanan, juga media transportasi utama.

Contoh permukiman di Mesopotamia dekat Efrat dan Sungai Tigris, Nile Valley di Mesir, dan Lembah Indus di India. Sumber daya air yang membuat manusia hidup secara permanen atau menetap juga untuk kegiatan perekonomian, seperti pertanian, peternakan, dan perikanan. Bahan- bahan alami juga mudah tersedia, seperti makanan dan kayu.

Ketersediaan sumber daya alam di lembah sungai berkontribusi pada pe rtanian. Dalam peradaban awal Me sir, potensi ini menjadi penyokong utama perekonomian. Kegiatan pertanian dilakukan untuk memenuhi kebutuh an bahan pangan.

Seperti, beras, gandum, dan lain-lain. Lokasinya yang terletak di dekat sungai sehingga menyediakan air untuk irigasi. Kegiatan pertanian memicu geliat perdagangan antarperadaban.

Eksploitasi tambang Meski demikian, eksploitasi alam juga telah berlangsung sejak awal per adaban manusia meski dengan teknik dan peralatan sederhana.

Peradaban Ro mawi mengeksploitasi potensi tambang, se perti emas, besi, dan lainnya. Ini digunakan untuk menunjang ke hi dupan sehari-hari mereka, seperti bahan alat pertanian dan keleng kapan militer.

Pertambangan utama Kekaisaran Spanyol adalah emas, perak, tembaga, timah, dan timbal. Di Inggris, produk yang paling banyak di buru, terutama besi dan timah. Di provinsi-provinsi lain, seperti Da nube, Makedonia, dan Thrace, Asia, mem produksi emas, perak, besi, dan timah.

Penambangan dengan skala besar berlangsung pada abad ke-3 Masehi, masa pemerintahan Kaisar Augustus.Hal itu terjadi ketika pemerintahan ti dak stabil, terjadi penambangan besarbe saran. Tambang emas dari Dacia, misalnya, sudah tidak lagi tersedia karena eksploitasi bangsa Romawi. Pada abad ke-4, penambangan telah kembali pada batas-batas normal.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:teresia may/antara

Agama yang Ramah Lingkungan

Konsepsi Islam terkait korelasi manusia dan alam tergariskan dalam dua poros utama, yakni menjalankan ibadah kepada Allah SWT dan menjaga planet yang mereka huni, seperti penegasan surah ad- Dzariyat ayat 56 dan Huud ayat 61.

Fatimah al-Banna dalam jurnalnya Islam and Environment Protection menuliskan, perlin dungan lingkungan merupakan aspek penting dari Islam. Tanggung jawab umat Islam untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara proaktif. Ada tujuan di balik penciptaan spesies yang berbeda, baik itu tanaman maupun hewan.

Muslim sendiri didorong untuk menjaga an tara organisme hidup dan lingkungan mere ka. Serta, menjaga keseimbangan ekologi yang diciptakan oleh Allah SWT. Perlindungan ling kungan adalah tanggung jawab manusia untuk memastikan penyimpanan lingkungan yang aman.

Perspektif Islam tentang perlindungan lingkungan mencerminkan citra positif tentang Islam. Bagaimana Islam mencakup setiap hal- hal manusia dalam menghadapi kehidupannya di bumi. Sikap Islam terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya alam tidak hanya didasarkan pada larangan pembangunan, tetapi juga terhadap terlalu mengeksploitasi.

Nabi Muhammad SAW sendiri mendorong umatnya menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam, seperti lewat penanaman pohon atau menggalakkan perkebunan. Menanam pohon berarti mempertahankan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya demi maslahat manusia, tetapi juga segenap makhluk hidup. Ini seperti tertuang di Hadis Riwayat Anas bin Malik RA.

"Tidak ada di antara umat Islam yang menanam pohon atau menabur bibit dan kemudian burung, atau orang atau binatang makan dari itu, tapi dianggap sebagai hadiah amal baginya." (HR Bukhari).

Pohon dan tumbuh-tumbuhan di padang pasir sangat dibutuhkan. Penggundulan hutan di banyak negara menyebabkan erosi tanah dan membunuh banyak keanekaragaman hayati bumi.

Selain itu Islam, menentang pemotongan atau perusakan tanaman dan pohon. Abdullah bin Habashi menyampaikan Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Dia yang memotong pohon (tanpa pembenaran), Allah akan mengirimnya ke dalam api neraka." (Abu Dawud).

Bahkan, Rasul melarang umatnya merusak sumber daya air. Seperti yang dijelaskan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasul melarang buang hajat di sumber air atau di jalan atau di tempat teduh atau di liang kubur. Hal itu untuk menghindari pencemaran sumber daya alam dan pentingnya menjaga kebersihan.

Pendekatan Islam terhadap penggunaan sumber daya alam menjadi kebijakan populis dari para khalifah pengganti Rasulullah SAW.

Abu Musa al-Asy'ari berkisah, ketika Umar bin Khattab menunjuknya sebagai gubernur ke Basrah, khalifah kedua umat Islam itu meminta agar menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

"Aku diutus kepada kalian oleh untuk mengajarkan Alquran dan sunah, serta membersihkan jalan-jalan Anda," kata Abu Musa menukilkan titah Umar.

Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan bahwa semua manusia atau hewan dan satwa liar mempunyai hak untuk berbagi sumber daya bumi. Manusia dilarang menyalahgunakan sumber daya alam. "Silakan ambil sumber daya alam selama Anda adalah dermawan, bukan perusak," tuturnya. rep:c70, ed: nashih nashrullah

PROTEKSI ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN

- Penghijauan dan reboisasiAda dua unsur utama dalam poin ini, yaitu nilai manfaat dan estetika. (QS al-An’am [6]: 99),  (QS as-Sajadah [32]: 27), dan (QS an-Naml [27]: 60)

- Aktivasi lahan matiIni dilakukan dengan memberdayakan lahan-lahan mati dan optimalisasi potensi yang ada. (QS Huud   [11]:61)

- Menjaga kebersihan dan kesucian Kebersihan merupakan bagian tak terlepaskan dari agama. Ini mesti berimplikasi pada   lingkungan. Karena itu, Allah mencintai orang-orang yang bersih dan gemar bersuci. (QS at-Taubah [9]: 108)

- Pengelolaan sumber daya alam Ini mesti dilakukan dengan tetap menjaga prinsip keseimbangan alam. (QS Lukman [31]:   20)

- Menjaga sumber daya manusiaIni tak kalah penting dan berkorelasi langsung, menjaga manusia berarti juga menjaga   alam (QS Ibrahim [14]: 7)

- Berlaku baik terhadap alamTermasuk di dalamnya segenap makhluk hidup atau benda mati sekalipun yang ada di bumi  (QS al-Baqarah [2]: 195)

- Menghindari perusakanBentuk dari pemeliharaan alam menurut Islam, yakni menjaganya dari kerusakan akibat apa pun,   termasuk kejahilan manusia. (QS al-Ahzab [33]: 72)

- Menjaga keseimbangan alamAlam diciptakan dengan ekosistemnya yang seimbang dan dengan takaran yang   proporsional. Ini harus dijaga keseimbangannya (QS as-Sajadah [32]: 7).

FAKTA

- Pada 1980 Lembaga Ekologi dan Ilmu Lingkungan Islam (IFEES) berdiri di Inggris dengan beragam agenda besar terhadap   lingkungan.

- DC Green Muslim berdiri pada 2007 di Washington DC. Agenda utamanya kampanye selamatkan lingkungan.

- Di Afrika, sejumlah organisasi massa Islam membentuk AMEN (The African Muslim Environment Network) pada 2006   dengan jaringan Kenya, Zambia, Tanzania, Zimbabwe, dan Afrika Selatan.

- Liga Dunia Islam mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan “Faith in Conservation”. Deklarasi yang ditulis oleh pakar   biologi Hyder Ihsan Mahasneh ini dipublikasikan Bank Dunia pada 2003.

KERANGKA FIKIH LINGKUNGAN (BI’AH)

Upaya implementasi fikih lingkungan yang digariskan oleh para ulama terdiri atas beberapa kerangka. Di antaranya:

- Rekonstruksi makna khalifah sebagai penghuni sekaligus pemelihara bumi

  agar menjauhkan kerusakan di dalamnya. (QS al-Baqarah [2]: 30).

- Perusakan terhadap alam merupakan bentuk dari pengingkaran terhadap ayat-ayat (keagungan)-Nya (QS al-A’raf [7]: 56).

- Ekologi sebagai doktrin ajaran, bukan sekadar wacana keagamaan karena menjaga lingkungan berarti pula menjaga lima   pokok subtansi hidup menurut Islam (maqashid syariah).

- Perusak lingkungan merupakan kafir ekologis (kufr al-biah). Merusak lingkungan sama halnya dengan ingkar (kafir)   terhadap kebesaran Allah (QS Shad [38]: 27)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement