Ahad 31 Aug 2014 17:51 WIB

Rosihon Anwar Reputasi Syekh Nawawi tak Diragukan

Red: operator

Kiprah Syekh Nawawi al-Bantani dalam membangun pemikiran keagamaan di nusantara sangat besar. Upaya itu, menurut Prof Rosihon Anwar, antara lain, dilakukan melalui karya- karyanya yang luar biasa dalam ilmu tafsir, tasawuf, fikih, tauhid, dan hadis yang tidak kurang sekitar 115 kitab yang telah ia tulis."

Reputasi Syekh Imam Nawawi al-Bantani dalam bidang keilmuwan di dunia Islam sudah tidak diragukan lagi," tuturnya.

Berikut perbincangan wartawan Republika Amri Amrullah dengan guru besar tafsir UIN Sunan Gunung Djati, Bandung itu:

Syekh Nawawi, guru ulama nusantara. Bisa Anda jelaskan?

Syekh Nawawi al-Bantani dianggap men jadi guru dari para ulama di nusantara karena kefakihan dalam ilmu agama dan karya-karya beliau yang sangat fenomenal bagi kalangan ulama khususnya di Mazhab Syafi'i. Kitab- kitab karya beliau seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar Al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, Al-Futuhat Al-Madaniyah, Tafsir Al Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al- Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al- Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin.

Kitab-kitab ini telah menjadi kitab rujukan yang dikaji terus-menerus oleh para ulama di seluruh kawasan Timur Tengah bahkan hingga ulama di nusantara.

Meski lahir di wilayah Banten, beliau sangat terkenal di wilayah Hijaz dan ia pun menjadi guru dari para ulama di ranah nusantara.Ulama-ulama nusantara yang menimba ilmu di tanah Hijaz pada waktu itu sangat mengenal beliau dalam jaringan ulama nusantara. Dan beliau menjadi rujukan para ulama nusantara dengan menyebarkan ilmu melalui karya kepada masyarakat Indonesia.

Karya-karyanya bahkan menjadi buku wajb di pesantren-pesantren. Bagi komunitas santri, Syekh Nawawi merupakan mahaguru yang banyak memberikan ilmu mengenai landasan beragama. Apalagi, ia juga meru pakan guru dari sang pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari.Sehingga, tak sedikit yang menyebut Syekh Nawawi sebagai akar dari tradisi intelektual ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut. Sehingga, beberapa kalangan ada yang memberi gelar beliau sebagai bapak kitab kuning Indonesia.

Sejauh mana kontribusi Imam Nawawi dalam tradisi keilmuan dunia Islam?

Reputasi Syekh Imam Nawawi al-Bantani dalam bidang keilmuwan di dunia Islam sudah tidak diragukan lagi. Kepiawaiannya dalam keilmuan bahkan membuatnya menjadi salah satu dari beberapa Imam Masjidil Haram pada saat itu. Tidak hanya di Kota Makkah dan Madinah beliau dikenal, bahkan di negeri Mesir nama beliau masyhur pula.

Nama Syekh Nawawi al-Bantani sangat terkenal di Arab Saudi hingga dijuluki "Sayyidul Hijaz", yakni tokoh ulama di kawasan Hijaz. Kontribusi beliau dalam tradisi keilmuan dunia bisa dilihat hingga sekarang. Syekh Imam Nawawi al-Bantani memberi sumbangsih ilmu keagamaan melalui karya-karyanya yang luar biasa dalam ilmu tafsir, tasawuf, fikih, tauhid, dan hadis yang tidak kurang sekitar 115 kitab yang telah ia tulis. Dan hingga saat ini kitab- kitab tersebut masih menjadi bahan kajian dan rujukan di berbagai dunia Islam.

Seperti apa corak dan metode pemikiran Syekh Nawawi?

Syekh Nawawi sering kali menyatakan diri sebagai penganut paham Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, sebuah paham teologi yang dilahirkan Abu Hasan al-Asyari dan Abu Manshur al-Maturidi. Keduanya merupakan kelompok yang memfokuskan diri pada pembelajaran sifat-sifat Allah SWT.

Dari Syekh Nawawi, paham tersebut pun kemudian tersebar di nusantara.Adapun dalam mazhab fiqih, syekh Nawawi memilih mengikuti Imam Syafi'i.Kehebatan beliau menghimpun karya dan pemikiran ulama-ulama besar di kalangan Mazhab Syafi'i membuatnya semakin terkenal. Hal ini terlihat dari karya-karyanya dalam ilmu fikih.

Syekh Nawawi juga mempelajari ilmu tasawuf dan mengajarkannya. Ia bahkan menulis sebuah karya yang menjadi rujukan utama seorang sufi. Imam Al Ghazali juga banyak memengaruhi pemikiran Syekh Nawawi.

Sejauhmana dimensi Sufistik sangat berpengaruh pada karya dan pemikiran Syekh Nawawi?

Dari sisi sufistik atau tasawuf, gelar Syekh merupakan gelar tertinggi dalam tarekat. Pemikiran beliau merupakan inspirasi dan rujukan bagi penggiat tarekat di nusantara. Dalam bidang tasawuf Syekh Nawawi memiliki konsep yang identik dengan tasawuf ortodok. Dari karyanya, Nawawi menunjukkan seorang sufi brilian, ia banyak memiliki tulisan di bidang tasawuf yang dapat dijadikan sebagai rujukan standar bagi seorang sufi.

Karya Nawawi yang dapat merepresentasi kan pandangan tasawufnya seperti "Misbah al-Zulam, Qami' al-Thugyan, dan Salalim al Fudala." Selain itu, ia juga banyak sekali merujuk kitab Ihya `Ulumuddin karya al-Ghazali, kitab yang merupakan rujukan penting bagi setiap tarekat. Yang perlu dipahami adalah tradisi tasawuf itu, hubungan guru dan murid.

Namun, pandangan tasawuf Syekh Nawawi meski tidak tergantung pada gurunya Syekh Khatib Sambas, seorang ulama tasawuf asal Jawi yang memimpin sebuah organisasi tarekat, bahkan tidak ikut menjadi anggota tarekat, namun ia memiliki pandangan bahwa keterkaitan antara praktek tarekat, syariat, dan hakikat sangat erat.

Lalu, bagaimana mengaktualisasikan moderasi pemikiran Syekh Nawawi dalam konteks kekinian?

Saya kira semangat yang bisa di ambil dari Syekh Imam Nawawi al-Bantani dalam konteks kekinian adalah semangat keilmuannya yang sangat besar dan pemahaman ilmu agamanya yang sangat dalam. Beliau sosok yang dapat mengakomodasi pemikiran-pemikiran ulama besar salaf dan menggabungkan dengan tradisi pemikiran keilmuan saat ini yang terus berkembang.

Kalau ini kita lihat, Syekh Imam Nawawi mengajak kita untuk banyak melibatkan rasio dalam setiap karyanya. Dan itu menjadi sumbangsih pemikiran Islam yang luar biasa hingga saat ini.

ed: nashih nashrullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement